Baca Novel Bagus Gratis Sampai Tamat › Forum › Forum Kepenulisan › (DIRGAHAYU RI) PERJUANGAN SEMUT
Di-tag: LombaCerpen
- This topic has 10 balasan, 10 suara, and was last updated 8 years, 3 months yang lalu by farahzamani5.
-
PenulisTulisan-tulisan
-
-
16 Agustus 2016 pada 8:12 pm #98120Ainindah_Peserta
Kakak PSA, izin pake abang jenderal buat cerpen ini ya? Hihihi
Akhirnya kesampean bikin cerita yang tokohnya abang Jenderal sama Asia?
Author : Ainindah_
Genre : Teenfiction, sedikit…. fantasy(?)
Ini kok aku ngikutin semua lomba ya? Hahaha. Gak papa lah, biar rame. Mumpung lg gak ada tugas, besok pulang gasik sekolahnya. ??
***
Netra hijau itu berbinar cerah kala melihat sang pujaan hati di dalam arena perlombaan, pun dengan bibir tipisnya yang mengukir senyum lebar.
Pipinya memerah karena terik matahari yang seolah membakar. Rompi berwarna merah putih dengan bahan karung goni yang ia cat seadanya terlihat melekat sempurna di tubuh mungilnya, menutupi seragam putih abu yang banjir keringat di baliknya. Sedang dahinya tertutup kain warna serupa dengan tempelan kertas lipat yang ia gunting membentuk tulisan aksara jawa yang berbunyi,‘SEMANGAT AKIRA!’
Tujuan gadis itu berdandan heboh saat ini adalah menyemangati Akira,cowok tampan bertubuh tinggi yang menjadi cinta pertamanya semenjak masuk ke SMA Pahlawan satu tahun yang lalu.
Musik dagdut yang menjadi pengiring lomba joget balon dalam rangka menyambut kemerdekaan RI yang ke 71 semakin keras terdengar, para peserta yang terdiri dari 5 kelompok berpasangan itu mulai berjoget dengan balon yang menjadi pembatas di antara kepala mereka.
Gadis itu berkedip saat melihat Akira dan Paris-pasangan lomba joget balonnya hampir menyentuh garis finish. Diikuti oleh pasangan lain di belakangnya.
Tawa dan sorakan semakin menggema, memekakan telinga tapi mampu menyulut semangat. Tak terkecuali dengan Asia-gadis dengan manik hijau itu memegang mulut dengan jemarinya menahan tawa.
Ini merupakan peristiwa langka sepanjang satu tahun perjuangan Asia mengejar Akira. Biasanya cowok itu tidak akan pernah mau untuk mengikuti lomba apapun, baik itu lomba dalam rangka ulang tahun sekolah atau classmeeting. Tidak ada yang tahu penyebab cowok itu tiba-tiba berubah pikiran.
Yang pasti, keputusan cowok itu membuat Asia senang. Kapan lagi bisa melihat cowok dingin dan kejam seperti Akira bisa berjoget dengan gerakan kaku seperti itu?
“Jogetnya yang heboh dong.”
“Tarik mang…”
“Ah, Akira kaku banget sih.”
“Mamang Paris, aku videoin ya jogetnya, nanti aku tandai di instagram.”
“Woy! Itu balonnya jatuh, curang ah.”
Teriakan dari beberapa murid mengiringi tawa yang semakin pecah, para peserta masih berjoget heboh, tak terkecuali dengan Akira yang walaupun terlihat enggan tapi tetap berjoget kaku bersama Paris.
Beberapa saat kemudian, musik kembali berhenti, dan para peserta mulai berlari saling mendahului sambil menjaga keseimbangan agar balon yang terjepit di antara kepala mereka tidak jatuh.
‘BUGH’
Suara sesuatu yang jatuh membuat suasana mendadak hening, Asia memekik kaget saat melihat Akira jatuh dengan posisi telungkup, sedang punggung tegapnya ditindih oleh peserta dari kelas lain.
Cowok yang menindih Akira segera dibantu berdiri oleh pengurus OSIS yang berjaga, sedangkan Akira sendiri menepis kasar tangan Cesar-ketua OSIS SMA Pahlawan yang hendak membantunya berdiri. Ada kilat kemarahan yang terpancar dari manik cokelat madunya.
Asia yang melihat itu segera berlari membelah kerumunan, kemudian menghampiri Akira yang hampir melayangkan pukulan pada cowok yang menabraknya.
Asia hanya tidak mau melihat cowok yang disukainya itu terkena masalah, karena itu dia memutuskan untuk melerai perkelahian yang mungkin saja terjadi.
“Akira!” Asia menahan pergelangan tangan Akira yang sudah terangkat, menghiraukan tatapan tajam dari cowok yang disukainya.
Alis tebal Akira menukik tajam, ia tidak mengenal gadis ini sama sekali. Tapi kenapa ia berani sekali menghentikannya?
“Lepas. Ini bukan urusan kamu,” balasnya dingin.
Asia menggeleng cepat. “Bertengkar gak akan nyelesain masalah,” gadis itu menelan ludah gugup, matanya sesekali melirik para siswa yang menatap penasaran ke arah mereka. “mending kita pergi dan obatin luka kamu.”
“Asia! Lo suka sama Akira kan? Di jidat lo kelihatan jelas tuh.”
Teriakan dari salah satu siswi yang memecah keheningan langsung mendapat perhatian dari semuanya. Mata gadis itu terang-terangan mengarah pada kening Asia yang terbalut kain merah putih dengan tulisan besar-besar, seolah memberi tahu semua orang mengenai kebenaran ucapannya.
“Buat yang gak tahu, itu tulisan aksara jawa yang artinya ‘SEMANGAT AKIRA’,” sambung siswi itu sambil tersenyum menyerigai, disusul tawa dan pekikan tak percaya dari seluruh siswa yang menonton kejadian itu.
Asia yang melihat itu segera menutupi keningnya dengan telapak tangan. Wajahnya semakin memerah tatkala pandangan semua orang beralih pada keningnya.
“Ciyeee…”
“Awas ada yang ketikung.”
“Pantes gue sering liat lo lewat kelas Akira. Ternyata ngintip toh.”
“Huuuu…”
Sorakan serta perkataan pedas dari berbagai arah semakin menyudutkan Asia. Wajahnya semakin memerah dengan tubuh menahan getar.
“Asia terang-terangan banget sih, gak punya malu.”
“Murahan ih, ngejar-ngejar cowok.”
Telinga gadis itu mulai berdenging mendengar cemoohan yang ditujukan padanya. Ia kemudian menurunkan tangannya yang menutupi kening dengan kasar. Cukup.
“DIAM!” Asia berteriak marah, netra hijaunya menatap tajam pada semua orang yang memandangnya.
“Terus kenapa kalau gue suka sama Akira? Apa itu ngelanggar hukum?” Asia mengangkat dagunya berani, “setiap orang punya kemerdekaan untuk mencintai kan, terlepas dari orang itu membalas cinta kita atau enggak?”
Asia memejamkan matanya sejenak, mengontrol emosinya yang hampir meledak. Gadis itu hanya ingin terbebas dari penjara tak kasap mata yang membelenggu hatinya selama setahun belakangan ini. Apa ia salah? Asia hanya ingin memerdekakan hatinya.
Lalu kelopak itu terbuka, menampilkan netra hijau yang membara, “Gue di sini lagi berjuang! Nggak salah kan? Yang penting gue masih menggunakan cara halal untuk memperjuangkan apa yang gue inginkan.” sorot keyakinan semakin berkilat di sana, tak peduli dengan semua tatapan menilai yang tertuju paanya.
Tak peduli jika kini… Akira tengah mengawasinya dengan tatapan datar. Tetapi…sudut bibir cowok itu sedikit terangkat, membentuk senyum tipis yang hanya bisa dilihat oleh orang-orang yang jeli.
***
Seperti seekor semut kesepian, mungkin itu yang bisa menggambarkan sosok Asia selama satu tahun belakangan ini. Sosoknya yang kecil dan tak terlihat sering kali membuatnya merasa tersingkir, tak dianggap.Hanya berjalan dipinggiran tembok pembatas, menghindar kala ada orang lewat agar tak terinjak. Hanya bisa mengagumi dalam diam, membisikkan kalimat cinta dalam sepi.
“Sudah puas mempermalukan saya?”
Asia sedang merapikan buku di sudut perpustakaan saat suara khas dari cowok yang memenuhi hatinya selama setahun ini terdengar. Tubuhnya seketika membeku, jantungnya memompa lebih keras dari biasanya. Rasa takut akan di benci cowok itu mulai merambati dirinya.
Asia tahu jika ia sudah mempermalukan cowok itu di depan seluruh siswa SMA Pahlawan. Siapa yang tidak malu disukai oleh seorang kutu buku jelek seperti Asia? Seorang cowok sempurna seperti Akira tidak pantas jika disandingkan dengan Asia dari segi manapun.
Ia tidak pernah menyesal menyukai Akira, tidak juga mersa malu menyatakan perasaannya di depan semua orang. Tapi bagaimana dengan Akira?
Asia memejamkan mata sejenak, menormalkan debaran mengganggu yang membuatnya semakin gugup. Akhirnya ia memilih berbalik dan menghadapi kemarahan cowok itu. Gadis itu meremas tangannya kuat sebelum mendongakkan wajah dan bertatapan dengan netra setajam elang milik Akira.
“Maaf.” dari sekian perkataan yang menari di otaknya, hanya kata itu yang sanggup terucap.
Harusnya Asia merasa senang hari ini. Setelah hanya bisa mengamati cowok itu dari jauh selama satu tahun belakangan, akhirnya hari ini ia bisa bertatapan langsung dengan Akira, menatap netra cokelatnya dari jarak dekat.
Tapi…kejadian memalukan yang membuat Akira menemuinya saat ini melunturkan semangat juang Asia. Cowok itu kesini pasti hanya untuk memarahi Asia.
Akira semakin berjalan mendekat, memangkas jarak di antara mereka dengan netra mengawasi, “Apa permintaan maaf saja bisa menggembalikan semuanya?”
Asia menunduk dalam, tak berani berucap.
Akira yang melihat kediaman Asia kembali melanjutkan, “Apa kamu menyesal mengakui kebodohanmu di depan semua orang, Asia?”
Asia mengangkat kepalanya sebelum menggeleng mantap. “Nggak. Perasaan gue bukan suatu kebodohan.Gue gak pernah nyesel suka suka sama lo, dan gue juga gak nyesel karena udah ngakuin itu di depan semua orang,” Asia menghirup napas dalam sebelum melenjutkan. “malahan…gue ngerasa lega karena udah membebaskan hati gue, gak peduli lo suka itu apa enggak.”
“Apa alasan kamu menyukai saya?”
Gadis itu terlihat berfikir sebelum berucap, “Semua orang jatuh cinta sama lo, Akira. Dan negelihat lo sekarang ada di depan gue dan bukannya menjauh dan benci gue, bikin gue tambah suka sama lo.” sudut bibir Asia terangkat, membentuk senyum tulus.
Akira mengangkat alis, menatap keseluruhan penampilan Asia dengan sotot menilai. Keberaniannya membuat Akira sedikit tertarik.
Gadis itu terlihat sederhana dengan seragam rapih yang membungkus tubuhnya. Rambutnya yang panjang dan berwarna hitam legam dibiarkannya terurai, membuat gadis itu terlihat manis, hidungnya yang mungil berpadu sempurna dengan bola mata besar berwarna hijau terang. Dan bibir gadis itu…terlihat merona alami.
Akira berkedip sekali seolah tersadar, “Saya yakin kamu tahu semua kabar buruk tentang saya. Dan saya…bukan pria hangat seperti kebanyakan orang. Mendekati saya berarti harus siap menanggung konsekuensinya. Apa kamu sanggup?”
Ya, sepak terjang seorang Akira memang sudah menjadi rahasia umum, banyak kabar buruk tentangnya yang sering Asia dengar. Tapi…Asia tidak akan menyerah hanya karena itu. Seburuk apapun Akira, dia hanyalah seorang anak remaja yang butuh teman dan bimbingan. Dan Asia…akan dengan senang hati menemani Akira.
Asia mengangguk mantap, ada kilat baru dalam netranya. “Gue siap nerima semua konsekuensinya, apapun itu.”
Akira hanya mengangguk sebagai jawaban, kemudian mengulurkan tangannya. “Karena sebelumnya kita belum saling mengenal, bagaimana jika kita berkenalan secara resmi sekarang.”
Tidak ada senyum atau nada ramah dari perkataan Akira, tapi bagi Asia, semua itu adalah bentuk pelunakan hati dan pertanda untuk Asia bisa lebih dekat dengan cowok itu.
Asia tersenyum lebar sebelum membalas uluran tangan Akira, kemudian mengerutkan kening saat sensasi aneh merayapi telapak tangannya yang bersentuhan langsung dengan jemari kokoh Akira. Sentuhan ini…entah kenapa berbeda. Seolah ada kekuatan magis yang menjerat keduanya, mengikat mereka dengan sulur-sulur tak kasap mata.
Tanpa Asia tahu, ternyata Akira juga mengalami hal yang sama, tapi ia lebih pintar menyembunyikannya. Akira mengerutkan kening seolah berfikir. Perasaan aneh tadi…mungkinkah?
Akira yang lebih dulu tersadar dan melepaskan tautan tangan mereka, ia mengedip sekali. “Tadi itu…apa?” katanya berbisik, berbicara pada dirinya sendiri.
“Akira?” suara lembut Asia segera menyadarkan lamunannya. Ia mengangkat wajah dan menatap netra hijau itu lekat. Ada bayangan masa depan yang bisa Akira lihat di sana,
Tentang masa setelah bumi hancur akibat perang nuklir, tetang dia dan gadis bermata hijau yang harus terikat karena genetik. Semua itu…kenapa terlihat jelas sekali dalam netranya?
Akira menggerjab menutupi keterkejutannya. “Saya pikir…kita akan sedikit cocok.”
Asia berkedip, “Jadi?”
“Saya memberikanmu kesempatan untuk berjuang.”
Asia menggeleng lemah, “Tapi…sesuatu yang hanya searah tidak akan berhasil.”
“Saya akan mencoba.” Akira mengangkat sudut bibirnya ke atas, mengukir tersenyum tulus menawan. Senyum pertama yang Asia lihat selama satu tahun ini mengawasinya.
Asia balas mengukir senyum tulus.”Terimakasih…karena telah memberikanku kesempatan,” bisiknya pelan.
Asia bukan semut kesepian lagi sekarang. Akan ada tangan kokoh yang menggenggamnya erat, menunjukkannya langkah.
Bukan, ini bukanlah akhir. Melainkan sebuah awal dari kisah mereka. Awal dari perjuangan yang masih sangat panjang membentang di hadapan mereka. Mengenai berhasil atau tidaknya, biarkan takdir yang mengambil alih bagiannya.
Seperti sebuah koloni semut, tidak akan ada persatuan dan keberhasilan jika tidak dibarengi oleh kerja sama dan kerja keras.
Seperti balita yang baru belajar berjalan, mendapatkannya berarti harus siap untuk merangkak, terjatuh dan merangkak lagi, hingga pada akhirnya bisa sedikit berjalan. Tapi yang namanya belajar bejalan, tidak akan selamanya bisa berdiri tegak, resiko terjungkal hingga berdarah bisa kapan saja menghampirinya.
Berjalan sendiri membuat hilang arah, tapi jika ada dua tangan saling menggenggam dan meletaklan kepercayaan, semua akan berakhir dengan baik.
THE end.
***
Minta pendapat boleh gak? Menurut kalian…, bahasa aku terlalu ‘kaku’ gak sih buat genre teenfiction kayak gini? Lagi belajar nulis soalnya.
Aduh minder nih, hahaha. Yang lain keren-keren, nah ini ancur banget. Gila, parah, aneh gak jelas. ?
Tapi gak papa, yang penting kan semangat kemerdekaannya. Semoga bisa menghibur ya!
MERDEKA!!
Dari sini… Ketahuan gak ya kalau yang ngetik ini masih… Imut(?) Wkwkwkwk.
Maacih buat yang udah baca. ?
Hastag :
#LombaCerpen #JA #Asia #MamangParis #AbangCesar #PSA #Merdeka #71 #Indonesia #OndeOnde #baper #GreenMustache #MasBambang #PakLurah #MimisanIjoLoemood #pokemon #Slither.io #TahuBulat #Doraemon
-
16 Agustus 2016 pada 8:39 pm #98124Park HeeniPeserta
pas baca kata “mamang paris” gak bisa nahan ketawa :YYYHUAHAHA :YYYHUAHAHA
menurutku bahasa akira disini terlalu formal pake kata saya ngomong ke asia.
btw, kemarin juga pengan ikutan lomba dengan karakter Akira-Asia tapi kata moderatornya gak boleh katanya pake nama tokohnya buatan sendiri huhuhuhu padahal gegara virus JA setiap mau buat cerita yang nongol malah bayangannya :gulungguling :goyangnyelem
-
16 Agustus 2016 pada 10:23 pm #98146Ainindah_Peserta
Hah? Gak boleh ya??? Huaaaaakkssss *nangis kejer.??
Aku engga tahu… ?? -
16 Agustus 2016 pada 10:29 pm #98148Author4Keymaster
Boleh saja sepertinya
kan tokohnya meski memiliki nama yang sama…
tapi karakter,setting,cerita, semuanya berbeda dengan TGW jadi tetap saja ini cerita dari ide sendiri hanya sama namanya saja.
yang dimaksud momod mungkin yang ga boleh itu kalo bikin ff atau tokoh kingdom series dibikin cerita sendiri
-
16 Agustus 2016 pada 10:55 pm #98153AdzraPeserta
wkwk, gak bisa bayangin kalo Jendral Akira sm Letnan Paris ikut lomba joget balon gitu.. :aaaKaboor :aaaKaboor :aaaKaboor
-
19 Agustus 2016 pada 10:16 pm #99335SairaAkiraKeymaster
Menurut saya cerita nya cocok banget dengan genre teenfiction nya. Ringan dan enak dibaca, kalau dipanjangkan dengan tambahan konflik pasti bisa lebih menarik. Bagaimana kalau dicoba? Thanks sudah ikutan yaa, good job
-
19 Agustus 2016 pada 10:32 pm #99344Nidaa12nddaPeserta
Ya ampun mamang paris hahaha kocak sumpah aku sampe ketawa malem” :YYYHUAHAHA
Bagus banget cerita nya :YYYNGEBET
-
20 Agustus 2016 pada 7:56 pm #99707yoonilee85Peserta
jendral joget dangdut.. eaaaaa… :HULAHULA
-
24 Agustus 2016 pada 11:11 pm #102057tsalisparkModerator
alaamaakkk, mas jenderalll. aduh ngakak :NGAKAK :NGAKAK :NGAKAK
kurang terbiasa sayaaa , soalnya kebiasaan liat mas jenderal udah dewasa,
anggep aja ini masa sekolahnya mas jenderal :KETAWAJAHADD :KETAWAJAHADD
keep writing dede :ELUSELUS
-
25 Agustus 2016 pada 3:17 am #102087famelovendaModerator
Hahaha ngakak ih bayangin JA sama paris gotang dangdut, pasti lucu banget :NGAKAK
Minta rekaman videonya dong, jangan lupa tag aku ya di ig :BAAAAAA
Aku suka ceritanya, baca ini jadi melek vanget matanya :KISSYOU
-
27 Agustus 2016 pada 11:11 pm #103112farahzamani5Peserta
Aihhh co cweet bngt sih mereka berdua
Ini kenapa saya yg jdi deg2an ya ehh hihi
Pas baca cerita ini, imajinasi saya langsung jln2, bnr2 kyk cerita yg terjadi di sekitar kita, berasa bngt deh pokokny
Keren dah de ceritanya
Semangat trs ya nulisny
Semangat semangat semangat
-
-
PenulisTulisan-tulisan
- Anda harus log masuk untuk membalas topik ini.