Baca Novel Bagus Gratis Sampai Tamat › Forum › Forum Kepenulisan › [DIRGAHAYU-RI] Nana Si Kura-Kura Merdeka
- This topic has 23 balasan, 14 suara, and was last updated 8 years, 3 months yang lalu by carijodoh.
-
PenulisTulisan-tulisan
-
-
20 Agustus 2016 pada 1:55 am #99407carijodohPeserta
Author: Carijodoh
Genre: Friendship, Fantasy, Fabel
#LombaCerpen
***
“Ah! Menyenangkan sekali hari ini, teman-teman terimakasih sudah bermain denganku.” ucapku sambil menatap para sahabatku satu persatu.
“Nana, Danny, aku harus pulang.” kata Sisil dengan suara cemprengnya sambil melihat langit semakin gelap. “Gawat! Ibu pasti marah padaku, aku pulang dulu ya, sampai jumpa, aku menyayangi kalian!.”
“Sampai jumpa, kami menyayangimu juga!” teriakku dan Danny bersamaan, Sisil langsung berbalik dan berenang dengan kecepatan super yang dia mampu agar tidak dimarahi ibunya yang super galak itu. Uh! Tidak sanggup kubayangkan bagaimana Tante Sasha akan memarahinya, aku jadi merasa bersalah padanya. Kami bermain hingga lupa waktu karena ini hari ulang tahunku sekaligus hari perpisahan.
“Yah inilah waktunya.” Danny menoleh padaku sebentar lalu memejamkan mata, akupun ikut memejamkan mata beberapa saat. “Aku akan merindukanmu, sangaaaat!” ujarnya sambil tersenyum tulus, senyum yang sangat kusukai
“Kamu benar-benar tidak berniat memberitahu Sisil mengenai kepergianmu kali ini?” tanyaku sekali lagi.
“Oh, ayolah, kau tahu betapa drama queen-nya sahabat kita yang satu itu” Danny memasang wajah malas dan geli bersamaan membuatku ikut tersenyum, “Aku tidak ingin melihat wajah sedihnya saat tahu hal ini, sekaligus… aku tidak ingin dia mencerewetiku ini dan itu untuk perjalanan nanti, eh, dan juga aku tak ingin dia menangis lebay didepanku lagi, tahun lalu adalah yang terburuk!” dia membuang nafas lelah akibat kalimat panjangnya dan melanjutkan, “Yah, terlalu banyak pertimbangan kenapa aku tidak memberitahunya. Tapi tolong sampaikan maaf dan salamku untuknya.”
Aku mengangguk. Menatapnya selama beberapa detik. Daniella Puth, Si Cantik ditengah Samudra biru kami yang eksotik akan bermigrasi untuk beberapa waktu yang… entahlah, sangat lama, mungkin? Aku tak tahu.
“Oh Danny, aku akan sangat merindukanmu, kumohon kembalilah lagi tahun depan” Aku menyentuh-nyentuhkan wajah dan keningku padanya, berharap dia menerima kasih sayangku untuknya.
“Aku akan kembali, jangan khawatir, Nana” Danny mengatakannya sambil menyentuhkan wajah dan keningnya padaku sangat lembut, dia juga menyayangiku, aku tahu itu.
“Danny, Oh… Daniella.” Suaraku mulai tercekat dan mataku mulai berkaca-kaca.
“Ok, Stop. Aku tidak ingin lebih dramatis daripada ini. Aku akan kembali, aku berjanji.” Aku terkekeh, Danny memang begitu, dia sangat tidak suka airmata dan drama, itulah sebabnya kenapa dia menyembunyikan kepergiannya dari Sisil si ratu drama.
“Salam untuk Paman Charlie dan Tante Rara.” Aku mencoba mengalihkan topik agar tidak terlalu mendramatisir seperti keinginannya.
“Tentu, akan kusampaikan, Oh iya, Salam juga untuk Paman Nado dan Tante Nara, katakan pesanku pada mereka untuk segera mencarikan anaknya yang jomblo ini pejantan yang tangguh!” seketika pipiku memerah saat Danny mengucapkan kalimat itu sambil mencolek tempurungku.
“Ih! Kamu membuatku malu” aku mulai cemberut karena godaanya, aku tahu dia menyebalkan kalau mengungkit masalah ini, tapi aku harus melawan agar seimbang, “Sampaikan juga pesanku untuk Paman dan Tante kalau mereka harus menjaga anaknya yang genit ini dari godaan pejantan nakal, atau kalau tidak mereka akan segera memiliki cucu!” celetukku dan berhasil membuat Danny tertawa keras, air bahkan sampai beriak-riak akibatnya.
“Kamu akan membangunkan dan mengundang seisi samudra untuk bergabung dalam obrolan kita ini, Danny!” aku mencoba mengingatkannya.
***
Gawat sekali, Bunda pasti akan sangat marah, aku sudah melanggar pesan-pesannya agar tidak pulang terlambat hari ini, bermain dengan teman-teman memang bisa membuatku melupakan waktu, apalagi bersama Sisil dan Danny, dua sahabat baikku. Sisil dan aku berasal dari kawanan yang sama, sedangkan Danny, dia bukan dari kawanan kami, tapi walaupun begitu kami bisa berteman dengan sangat baik, semoga dia bisa kembali lagi kesini tahun depan, lagipula siapa yang bisa lama-lama berpisah dari surga tropis yang indah ini? Tidak ada satupun yang tidak akan rindu tempat asalku ini.
“Nana! Kemana saja kamu, Nara sudah mencarimu sejak tadi.” Tante Dini bergerak sangat cepat, terlihat panik, “Cepat pulang!”
“Iya, Tante. Tapi tante akan kemana, kenapa terburu-buru?”
“Kamu melihat Abi? Dia belum pulang sejak kemarin, kami masih mencarinya.”
“Abi belum pulang sampai sekarang?”
“Belum. Makanya kamu cepatlah pulang, kasihan ibumu sangat khawatir, kulihat dia sudah membuatkan Epon nikmat untuk ulang tahunmu. Sudah, tante pergi cari Abi lagi.” Ujarnya terburu-buru. “Pulang ya kamu, nak!” kalimat terakhirnya ia teriakkan dari jauh, kulihat Tante Dini bergerak semakin cepat, keempat kakinya terlihat seakan berusaha membuat pusaran arus besar, kekuatan seorang ibu untuk anaknya, siapa yang bisa melawan?
Semoga Abi baik-baik saja, dimanapun dia berada.
Oh kalian tahulah, tipikal anak remaja berjemis kelamin laki-laki, sok macho dan merasa memiliki dunia, ya… salah satunya adalah Abi, kami tumbuh besar bersama walau terkadang waktu lebih banyak kami habiskan untuk bertengkar.
Aku kembali bergerak secepat mungkin, mengingat pesan Tante Dini tadi agar segera pulang karena Bunda sudah membuatkan Epon, kue yang manis berwarna hijau untuk ulang tahunku, yeay! Aku akan makan Epon malam ini, malam ini memang malam yang spesial. Mengingat rasa manisnya Epon membuatku makin bersemangat bergerak agar segera sampai kerumah. Sebentar lagi, ayo, Na, Sebentar lagi!
Aku merasakan arus yang begitu kuat, sesuatu menjeratku dan dalam sekejap aku terperangkap tidak lagi bisa bergerak. Setelah beberapa saat aku merasakan sesuatu yang aneh menyentuhku.
“Eh apa ini? Ya ampun, panasssss… panassss…. lepaskan… “ teriakku saat sesuatu yang panas menyentuh badanku, mencengkeram dan membawaku menjauh dari air. Kugerak-gerakkan kaki-kakiku dan berusaha melepaskan diri dari cengkeraman panas itu tapi rasanya sia-sia. “Lepaskan! Lepaskan! Lepaskan! Lepaskan! Bundaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!” aku mulai ingin menangis.
Terpisah dari air dan sesuatu yang panas itu tidak juga melepaskanku sekuat apapun kugerakkan kaki-kakiku untuk melawan. Ternyata sesosok monster yang bertubuh besar sedang mencengkeramku, ya walaupun dia tak sebesar Paman Eddie, si raja samudra, “Awas saja kau monster, akan kulaporkan kau pada Paman Eddie, agar Paman dan kawan-kawannya menghukummu, memakanmu, dan mengunyahmu hingga habis. Hukum Samudra tidak boleh dilanggar, kata Paman Eddie! Yah walaupun terkadang dia khilaf dan memakan penghuni samudra yang lain, tetap saja Paman Eddie adalah yang paling ditakuti dan dihormati, dia penegak hukum di samudra!”
Aneh, kenapa dia tidak menjawabku, apa dia fikir karena dia lebih besar makanya dia mengabaikanku? Kurang ajar!
Kugerakkan semua kakiku untuk memukul-mukulnya sambil berteriak, “Aku akan melaporkanmu padanya, katakan siapa kamu dan berasal dari kawanan mana kamu!”
Oh tidak! Dia tidak menjawabku!
“MONSTER TIDAK SOPAN, JAWAB AKU!” habis sudah kesabaranku. Saat aku mencoba memberontak lagi kudengar suara asing yang sangat keras sekali.
“Simpan dibawah, lucu banget dia haha” saat suara itu berhenti tiba-tiba kurasakan tubuhku diayunkan kebawah dan ditempatkan diatas sesuatu yang keras, oh tidak ini sangat kering, apa yang kuinjak ini?
Aku mencoba berjalan diatas sesuatu yang keras dan kering itu, mengikuti aroma alam tempatku berasal, aroma samudra, rumahku. Baru saja beberapa langkah, sesuatu yang panas itu kembali menyentuh dan mencengkeramku, aku sangat tidak menyukainya, membuatku bergerak semakin keras agar terlepas, tapi kembali terdengar suara, “Masukkin ke tong, kasian!” selesai suara itu, aku kembali merasakan tubuhku terayun-ayun dan tak berapa lama mereka memasukkanku kedalam… hmn.. apa ya namanya? Entahlah, yang jelas aku masuk kedalam air kembali, tapi aku tidak bisa berenang bebas, aku tetap tidak bisa pulang jika aku berada disini dan tidak segera keluar, aku mencoba mencapai puncak samudra sempit itu tapi ternyata aku terkurung, tertahan sesuatu yang mengerikan, Bunda! Ayah! Tolong Nana!
***
Aku terbangun dalam keadaan pusing, kepalaku seperti berputar-putar. Sepertinya aku melakukan hal yang pernah Bunda katakan yaitu pingsan, saat terjebak dalam pusaran air besar dan tidak bisa kita lawan, kita bisa kalah dan akhirnya tak sadarkan diri, tapi aku kan berada di samudra kecil dan tidak ada pusaran air yang besar, kenapa aku bisa pingsan sih?
Aku teringat, sebelum pingsan aku merasa goncangan yang sangat keras di samudra sempit ini, aku memuntahkan air yang masuk kedalam mulutku, memasukkannya lagi lalu mengeluarkannya, terus begitu sampai akhirnya aku tak bisa melawan rasa pusing dikepalaku. Aku terlelap dan baru terbangun sekarang saat goncangan tadi tidak lagi terasa.
“AHHHHHHHHHHHH!!” teriakku keras saat melihat sosok mengerikan itu. Sejenis ikan, tapi memiliki kulit berwarna hitam dan apa ya itu… entahlah sesuatu yang panjang berada dibawah kedua matanya dan diatas mulutnya, diantara itu. Ah sulit menjelaskannya, apalagi dalam kondisi ketakutan seperti ini.
Aku memberingsut kebelakang tapi kontan tubuhku langsung membentur pembatas, bergerak kesana kemari tetap saja, tempat ini sangat sempit, jauh lebih sempit daripada samudra sempit sebelumnya.
“Bunda huhuhuhuhu… Bunda huhuhuhu… “ aku ketakutan sekali melihat ikan menakutkan itu, dan saat kulihat dia mendekat, ketakutanku meningkat menjadi tak terkendali, “HUEEEEEEE, BUNDAAAAAAAAAA! AKU TAKUT!”
“Nana?” kudengar sebuah pekikan kecil yang kukenal, Abi kah itu? “NANA!!!”
“Abi?” kulihat abi bergerak mendekat, ternyata dia berada dibagian atas, dekat permukaan.
“NANA! OH DEMI DEWA LAUT, AKHIRNYA KAU BANGUN!” Abi bergerak mendekat dan langsung menyentuhkan wajahnya pada wajahku. “Aku sudah sangat lama berdoa dan memohon pada Dewa agar kau segera bangun, tapi kau tidak juga bangun, aku sangat ketakutan, aku tidak mau kau mati.” Kulihat mata Abi berkaca-kaca, bocah songong itu bisa juga cengeng, ternyata! “Oh Nana, syukurlah kau bangun, jangan membuatku takut lagi.” Abi menyentuhkan wajahnya kembali ke wajahku.
“Abi, bagaimana bisa kamu disini, aku.. disini? Ini tempat apa Abi? Aku ingin pulang!” cecarku langsung karena panik.
“Entahlah, Nana, sesuatu yang mengerikan terjadi padaku dan aku yakin itu juga terjadi padamu, kan? Tiba-tiba saja aku sudah disini bersama mereka.” Kata Abi sambil menunjuk ikan-ikan mengerikan itu, ada tiga ikan mengerikan bersama kami dalam samudra super sempit ini.
“Monster itu membawa kita kesini untuk apa, Abi?”
“Nana, tanya saja padanya, dia lebih senior daripada aku, eh maksudku, dia terlebih dahulu ada disini, jadi dia tahu lebih banyak.” Abi menunjuk salah satu ikan, ikan yang sebelumnya mencoba berenang mendekatiku.
“Aku takut padanya, Bi!” bisikku pada Abi, sepelan mungkin.
“Dia baik, memang sih agak menakutkan, dingin dan menyebalkan, tapi dia baik kok.” Bujuk Abi.
“Tidak, aku bertanya saja padamu, Bi, aku takut.”
“Percayalah, aku juga tidak mengerti, mereka tidak menjelaskan semuanya dengan detail, yang aku tahu mereka ada banyak sebelum kau datang dan sekarang mereka hanya bertiga.” Jelas Abi, aku menatapnya tak percaya, “Sungguh!” kutatap mata Abi dalam-dalam, dia tidak berbohong. Abi mendekat dan mulai membisik pelan, “Yang jelas, setiap monster itu mengambil salah satu dari mereka, mereka akan berteriak, bergerak panik sampai samudra sempit ini bergoyang, lalu setelah salah satu dari mereka ditangkap, mereka yang berada disini akan terdiam sedih dan yang berada diluar akan berteriak keras kesakitan tetapi setelah itu suaranya tak terdengar lagi.” Wajah Abi terlihat sangat serius sekarang, pertama kali dalam hidupku melihat ia seperti itu.
Aku terdiam. Mencerna cerita yang Abi sampaikan.
“Apa yang sebenarnya terjadi, Abi? Aku sungguh takut, aku ingin pulang bertemu Ayah dan Bunda, mereka pasti khawatir.” Aku teringat sesuatu. “Tante Dini!”
“Ibuku, ada apa dengan ibuku?” potong Abi.
“Sebelum monster itu menangkapku, aku bertemu tante Dini dan dia terlihat sangat panik mencarimu!” Abi menghela nafasnya, wajahnya berubah sedih dan murung. Tidak. Tidak bisa begini. Aku harus segera pulang. Ayah dan Bunda pasti sudah panik mencariku, seharusnya aku tidak melanggar pesan Bunda dan pulang tepat waktu, Oh Dewa Laut, Maafkan aku. Tolong aku.
Kulirik ikan mengerikan itu, baiklah, aku harus berani, “Aku mau pulang, aku harus berani.” Lirihku, mencoba meyakinkan diri sendiri. Pelan-pelan aku bergerak mendekati Ikan yang sebelumnya mencoba mendekatiku saat menangis.
Aku berdeham pelan, mencoba menghilangkan ketakutanku, “Hai, namaku Nana, siapa namamu?” kubuat nadaku menjadi ceria, yah kelewat ceria sih menurutku. Sulit rupanya mengendalikan diri saat ketakutan.
“Aku tak memiliki nama” pejantan dingin dan menyebalkan sungguh tidak menyenangkan untuk dihadapi. Kenapa sih harus bertemu pejantan menyebalkan seperti ini disaat yang tidak tepat. Kenapa tidak bertemu Kak Ila saja, ubur-ubur lucu yang suka melawak. Kan enak, biar tidak stress, takut, panik, yah… terhibur gitu deh.
“Ah, jangan bohong, mana mungkin kamu tidak punya nama?”
“Aku bukan pembohong.” Jawabnya lagi, dingin dan datar sekali.
“Oh, baiklah, kalau begitu biar aku kasih kamu nama, ya, biar enak bisa panggil nama kamu, Oke?”
“Tidak usah.”
Dua kata itu membuatkku yang sudah stress menjadi sangat sensitif dan akhirnya menangis keras, “Ih kamu nyebeliiiin, hueeee”
“Nana, jangan menangis, duh, kamu jawab saja apa kek namamu, ngarang ajalah, atau bilang ok aja, jangan bikin nangis gini! Bikin makin stress aja!” omel Abi, sementara si pejantan dingin itu malah diam aja.
“Abiii, hueee, dia nyebelin!” aku sampai tersedu, tetapi ikan itu diam saja, hingga akhirnya salah satu temannya bergerak mendekat padaku.
“Maafkan temanku, ya, dia memang begitu, dia memang tidak memiliki nama karena tidak memiliki orangtua.” Mendengar penjelasannya akupun terdiam, benar, barangsiapa yang tidak memiliki nama, itu artinya dia tidak memiliki orangtua. Tapi aku belum pernah bertemu ikan sejenis mereka disamudra, ah mungkin aturannya sama. Entahlah!
“Perkenalkan, aku Hujan dan ini suamiku Rojin.”
“Aku Nana, aku… aku hanya ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi, kenapa kita ada disini? Kenapa monster itu membawa kita kesini?”
Belum juga Hujan dan Rojin menjelaskan tiba-tiba saja semua bergerak panik, termasuk Abi. Aku yang tidak mengerti apa-apa bingung, suatu makhluk asing memasuki air dan bergerak-gerak sesuai pergerakan kami, mereka ingin menangkap kami?
Aku, Abi, Hujan dan Rojin berteriak-teriak panik dan menghindari makhluk yang kutahu adalah bagian tubuh dari monster, bagian tubuh yang digunakan untuk mencengkeram dan terasa hangat atau panas saat bersentuhan denganku. Tapi kulihat si tanpa nama, dia ikut bergerak menghindar tetapi tidak mengeluarkan suara apapun, kenapa sih dia?
“Hujan!” teriak Rojin saat monster itu menangkap hujan dan membawanya menjauhi kami.
“Rojiiin!”
“Hujaaaan!”
“Rojiiiin, tolong aku!” Hujan semakin menjauh dan bahkan tidak lagi berada didalam air, “Rojin, maafkan aku, aku tidak bisa bersamamu lagi, AKU MENCINTAIMU ROJIN!” teriak Hujan dari luar sana, kudengar dia mengerang dan menggerak-gerakkan siripnya kuat. Hingga aku tersentak oleh teriakan keras dan kesakitan Hujan yang menyayat hati, hingga beberapa detik kemudian suaranya menghilang, suara gerakan sirip dan eranganpun hilang.
Hujan, apa yang terjadi?
***
Semuanya terdiam, tidak ada yang bersuara sekalipun, Aku dan Abi yang terkenal ceria dan banyak omong saja tidak bisa mengeluarkan suara sekecil apapun. Kami semua ketakutan, melihat kondisi Kak Rojin sekarang sangat mengenaskan, mendekatinya saja aku tidak berani.
“Jadi, apa namaku?” tiba-tiba si tanpa nama berada disampingku, “Yah setidaknya aku memiliki nama sebelum mati.”
Mataku melotot sempurna, Apa? Mati?
“Mereka mengambil kami, satu persatu, untuk dibunuh dan dimakan, mengisi perut mereka. Mereka adalah kawanan manusia, mereka banyak memakan kawananku.” Jelasnya sambil menerawang. “Mungkin Ayah dan Ibuku adalah korban kekejaman mereka, sejak kecil, aku tidak memiliki orangtua, nama dan keluarga…”
“Nunu. Namamu Nunu” kataku sambil tersenyum padanya.
“Terimakasih…”
Sekarang kulihat mata jernihnya. Aku tahu, dibalik mata itu, dia juga ketakutan, sama seperti aku. “Kamu unik, baru kali ini aku melihat ikan sepertimu, yah ku akui, aku ini memang anak yang jarang bergaul selain sama teman-teman dekatku. Ehm… yang ada didekat mulutmu itu apa? Yang panjang itu?”
“Namanya sungut, kumis atau apapun orang menyebutnya.”
“Kamu dari sekawanan apa?”
“Lele.”
***
Kami bergerak panik saat monster itu kembali memasuki air, sungguh mengerikan perut manusia, beberapa waktu lalu mereka sudah membunuh kak Hujan dan memakannya, sekarang mereka ingin membunuh dan memakan lagi!
Wajib dilaporkan pada Paman Eddie dan pengadilan Samudra nih kalau begini ceritanya. Biar manusia-manusia jahat seperti mereka dihukum!
“Tidak usah panik, biar aku saja yang menyerahkan diri pada mereka.” Ujar Kak Rojin.
“Tapi…” Nunu ingin membantah tapi langsung dipotong oleh Kak Rojin.
“Tidak apa-apa, aku tidak bisa hidup sementara Hujan sudah tidak bersamaku lagi. Aku ingin menyusulnya ke Syurga saja.” Ucapnya sambil bergerak mendekati si monster. “Berusahalah melarikan diri dari sini, bagaimanapun caranya.”
Kami terdiam khusyuk saat Kak Rojin tertangkap dan dibawa ke udara, aku tidak bisa tinggal diam, aku ingin tahu apa yang terjadi. Aku bergerak mencoba menaiki pembatas, mencoba mengintip-intip sedikit dan yang kulihat adalah saat monster itu mengayunkan sesuatu dan mengenai tubuh Kak Rojin, ASTAGA! TUBUH KAK ROJIN TERBAGI MENJADI DUA!
Peganganku pada pembatas langsung terlepas, tubuhku langsung lemas. Mengerikan, manusia sangat mengerikan. Ini pertama kalinya aku melihat hal semengerikan itu. Aku menangis sejadi-jadinya, apakah aku juga akan mengalaminya?
Aku. Aku harus bebas dari sini, aku harus melepaskan diri, aku tidak mau dijajah dan dijadikan santapan oleh manusia-manusia jahat seperti itu, aku adalah kura-kura merdeka!
Aku menjadi panik saat mendengar suara yang keras dari manusia-manusia itu.
“Sen, udah dipotong lelenya?”
“Sudah nih, minta Ai buat goreng lelenya. Eh iya Jo, lelenya tinggal satu tuh di ember ukuran sedang, besok cari lagi yuk di rawa.”
“Siap, Bos.”
“Kura-kuranya, diapain ya enaknya, Jo?”
“Masak aja kali ya, bikin sop gitu!”
“Bantuan kapan datang? Kita udah terdampar berhari-hari disini. Gak enak juga kalau nebeng terus sama penduduk lokal.”
“Katanya sih lusa.”
Suara itu mengecil dan menghilang. Aku menoleh pada teman-temanku, mulutku berbusa meyakinkan mereka kalau kita harus keluar dari sini, walau sedikitpun mereka tidak mempercayai bualanku. Yah ini hanya bualan, karena aku tidak tahu bagaimana caranya keluar dari tempat terkutuk ini, bagaimana caranya kembali ke rumah, sejauh apa aku harus berusaha kembali ke rumah, itu semua masih angan-angan, bagai mimpi yang takkan pernah terjadi. Tapi aku harus pulang, Ayah dan Bunda menungguku.
“Nunu yakin gak mau ikut berusaha keluar dari sini sama aku?” tanyaku sekali lagi, “Abi?” Nunu dan Abi hanya diam.
Aku mencoba berkali-kali, CATAT, berkali-kali agar bisa keluar dari tempat sempit dan terkutuk ini, menaiki pembatas yang cukup tinggi bagiku tapi aku yakin, aku mampu!
“Satu… DUA… TIGA!” kuraih lagi puncak pembatas dan berhasil, kubawa tubuhku yang berat karena tempurung untuk melewati pembatas itu, tapi tubuhku kembali merosot masuk kedalam air, kegagalan yang entah keberapa kalinya.
Bunda, Bunda tidak lupa mendoakanku, kan?
Sekali lagi, ayo, Na, sekali lagi!
“Na, sudahlah, kita takkan pernah bisa kembali…”
“ABI! BAGAIMANA BISA ABI BERFIKIR BEGITU, INGAT IBU ABI, TANTE DINI, DIA SANGAT KHAWATIR PADA ABI, PASTI BUNDA DAN AYAH JUGA SEKARANG SANGAT KHAWATIR PADAKU. AKU HARUS PULANG, AKU TIDAK MAU BUNDA DAN AYAH CEMAS, AKU TIDAK MAU MATI KARENA MANUSIA ITU, POKOKNYA AKU MAU PULANG DAN KETEMU ORANGTUAKU.” Teriakku pada Abi karena emosi, sementara Abi terdiam. Aku menghela nafas dan menghembuskannya berkali-kali untuk menenangkan diri, lalu, dasar memang diriku ini cengeng, air mata kembali membanjiri, “Na, pengen pulang, Bi, Na sayang Bunda dan Ayah. Pokoknya, Na mau pulang!”.
Aku kembali bersikeras menaiki pembatas. Berkali-kali gagal, berkali-kali pula aku mencoba, hingga tiba-tiba terjadi goncangan kuat yang hampir berhasil membuatku terjatuh, kulihat didalam sana Nunu membentur-benturkan badannya hingga tempat ini bergoyang.
“Aku mungkin tidak memiliki orangtua, tetapi aku memiliki betina yang kusuka, ayo berusaha bersama!” ujar Nunu penuh semangat.
Mereka berusaha bersama membenturkan badan ke pembatas bagian tengah dan bawah, sementara aku membenturkan diri diatas pembatas, berulang-ulang, tak pernah lelah, hingga akhirnya goyangan keras terjadi membuat pembatas itu rubuh, air keluar dan kami terdampar didaratan basah.
“YEAY!” teriak kami bersamaan.
Aku pulang Bunda
Aku pulang Ayah
Tunggu anakmu.
END.
Akhirnya setelah menulis full 4-5 jam, jadi juga ini cerpen. kwkwkw
cerita ini terinspirasi dari reality show “Law of the jungle” episode Brunei yang nangkap kura-kura. hihihi
yuk bagi pendapat kalian tentang cerpen amatir CJ, kwkw karena ini bukan skripsi, alhamdulillah gak perlu di revisi, eaaaa ahahha
enjoy ya!
-
20 Agustus 2016 pada 2:01 am #99408carijodohPeserta
-
20 Agustus 2016 pada 3:52 am #99427lulusyifafPeserta
Aku sampe dua kali baca. Ternyata ini tokohnya memang benar kura-kura.
Kura-kura beruntung, hisa ketemu lagi sama ortunya. Hiks.
-
20 Agustus 2016 pada 4:00 am #99429carijodohPeserta
@lulusyifaf hehe iya ini tokohnya binatang. genre nya fabel, hehehe
alhamdulillah pulang lagi kura2nya semoga selamat sampai rumah yaa :PATAHHATI
-
20 Agustus 2016 pada 7:42 am #99455AzharKhoiriPeserta
Entah kenapa aku jadi salah fokus dan berharap nana berjodoh sama nunu. Nggak bisa aku bayangin gimana bentuk anak mereka nanti hasil dari persilangan lele dan kura kura wkwkwk :aaaKaboor :aaaKaboor
-
20 Agustus 2016 pada 7:51 am #99459carijodohPeserta
@Azharkhoiri kwkwkw sebenernya cerpen ini mau dijadiin kisah cinta tragedy dua dunia antara makhluk laut sama makhluk air tawar, eh pas udah nulis separohnya udah 2500 words ajaaa. langsung panikkkkk
akhirnya banting setir merubah rencana perjodohan nunu dan nana :TERHARUBIRU
-
20 Agustus 2016 pada 7:57 am #99465AnonimNon-aktif
Hujan??? Aku kok gak asing sama nama itu ya??? :NGAKAK
Awas sang cameo ntar datang dan ngomel looh 7 :NGAKAK
Aku baca nya sambil bayangin kisah nemooo,,, hihi
Itu kura2 apa namanya 7 mksd ku jenis nya?? :happyhappy
-
20 Agustus 2016 pada 8:04 am #99469AzharKhoiriPeserta
Berarti imajinasi liarku ini mendekati kebenaran yang sesungguhnya ya kak @carijodoh wkwkwk :PATAHHATI #NgomongNgaco #Lelah
-
20 Agustus 2016 pada 8:09 am #99473carijodohPeserta
@meymeyhime lah emang ga asing, hujan kan @hujanpetir kwkwkwkwkw *sengaja cari gara2*
semoga kisahnya ga mirip2 banget sama nemo ya kak me hehe eh iya aku ga menentukan jenis kura2nya, yang jelas itu kura2 laut hehehe
@azharkhoiri iyaaa imajinasi liar cj juga sama kayak imajinasi liarmuuu kwkkww tapi cj gagal menjadikannya nyataaa :TERHARUBIRU -
20 Agustus 2016 pada 8:27 am #99486AnonimNon-aktif
Gak mirip kok 7 sm nemo beda bgt.. cm klo cerita para ikan, kura2 dkk aku suka ingetnya sm si nemo :BAAAAAA nah loh pake di mention sang cameo nyaaa :NGAKAK Sabar yah butet :BAAAAAA
-
20 Agustus 2016 pada 8:31 am #99489carijodohPeserta
@meymeyhime alhamdulillah kalau bedaaaa hihihi :inlovebabe
cerita ikan yang hits memang nemo, pas nulis ketar ketir tkut sama, krn lupa2 inget sama cerita film itu hehe
ahahhaha my special guest di cerita ini memang couple terhebat sepanjang masa @hujanpetir dan kasim rojin kwkkww
butetttttt, maafkan dakuuuuu…. jangan kau diam saja laaaa…. merepet saja lah kau disini ~~~ :aaaKaboor
-
20 Agustus 2016 pada 10:50 am #99542RisallyPeserta
@carijodoh
Cjeiiii,,,
kamu belum mup on dari kasim rojin ya,,,
wkwkwkwkk
Miss kom ntu koma boros bgt yak,,,
tapi ceritanya asik kok anti mainstream hihihi
Kenapa itu hujan tragis bgt ceritanya,,,???
kamu mah tegaaaa,,,
gk ada yang boleh bully @hujanpetir taukkk,,,,!!! kecuali akuuuuu
hahahahaha :aaaKaboor :aaaKaboor :aaaKaboor -
20 Agustus 2016 pada 12:06 pm #99570byunimhasparkyuPeserta
@carijodoh ceritanya bagus cj asyik dan antimainstream :cintakamumuach
tapi byun jadi kasian sama si pepet@hujanpetir dan suaminya
tragis banget ya hidupnya belum punya anak udah tewas duluan:KETAWAJAHADD
byun berharap ada kisah selanjutnya antara si nana dan nunu ya jeii :nyelemdulu
-
20 Agustus 2016 pada 3:15 pm #99622famelovendaModerator
Eyyy ada namaku tapi kok perannya ga asik :YYYDOR :YYYASAHPISAU
-
20 Agustus 2016 pada 5:26 pm #99657hujanpetirPeserta
JEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII KUKUTUK KAU JADI ALIEEEEN !!!!
-
20 Agustus 2016 pada 6:20 pm #99672wieambarPeserta
Hahaha ya Allah ini cerita apa?aku ngakak terus apalagi pas dialog hujan AKU MENCINTAIMU…wkwkwk nana nunu nini akhirnya bisa bebas
-
21 Agustus 2016 pada 12:48 am #99792nulyminozPeserta
Haha hujan dan rojin :NGAKAK :NGAKAK
-
21 Agustus 2016 pada 12:51 am #99793nulyminozPeserta
Hupet tetap setia dengan aa rojin ya suami istri kabor :aaaKaboor
-
21 Agustus 2016 pada 2:35 am #99817carijodohPeserta
@risally ihhh udah dong, kalau belum mana mau aku jadiin hupet pasangan kasim disini kwkwkw
Ahahah banyak koma ya? Kwkwkw namanya juga miss koma,
Sekali2 cj boleh dong bully yayang hupet , bonus lah bonussss hahaha
Gak tega euy tragis mereka
@byunimhasparkyu cj juga ngarep bakal ada lanjutan antara nunu dan nana nanti, lihat hasil kawin silang mereka kwkwkwkw. Tragedy ya pasangan hujan dan rojin ckckck
@famelovenda biarin hihihi kamu suka jahat sama akuhhhh, kamu suka mempertanyakan cintakuuuuuuh huhu
@hujanpetir KYAAAAAAAAAAAAAAAAAA JANGAN KUTUK AKUUUUUH
@wieambar kok ngakak sih mom, kan itu sedih kisah mereka tragis kwkwk *kaboooooor
@nulyminoz nanti kubuat kau dengan dr.frederick kwkwkw -
21 Agustus 2016 pada 10:40 am #99927farahzamani5Peserta
Hahaha
Ya Allah ka cj, baca cerpenmu kok saya ketawa2 mulu ya
Si nana hdp ny sll brhubungan sma yg dingin2 ya ehh
Nana&nunu, eaaaaa ada lanjutan ny nih kykny, penasaran sma cinta beda spesies hhihi
Hujan dan rojin, eaaaaa, pasangan fenomenal di psa ni, ampe ke cerpen dibawa2, emang dah klo udah jodoh mah susah ya dipisahin, ehhh di cerpen ini dipisahin ya, tng dah nnt jg ketemu lgi di akhirat ya, pasangat abadi dunia akhirat dah ni
Sukaaaa ka, jarang bngt bca dngn tema binatang ‘fabel’ kyk gini, kangen baca fabel jdi ny
Btw pas bca cerpen ini jdi ikut berpetualang sma si nana, mga nana selamat smp rmh ya,bsa kumpul lgi sma klrgany
Lanjutkan tulisanmu ka
Semangat ya ka -
21 Agustus 2016 pada 1:03 pm #99965choniAhshofaPeserta
“perkenalkan, aku hujan dan ini suamiku rojin”
:ketawaalapenjahat :ketawaalapenjahat :wuakakakak :wuakakakak
Mammmmm, jadi rojin pap??? Cho kagak mau :wuakakakak :wuakakakak
-
21 Agustus 2016 pada 5:45 pm #100083Isnina24Peserta
Ya allah baca ceritanya Cj aku jadi ngakak :NGAKAK
-
21 Agustus 2016 pada 10:46 pm #100219yoonilee85Peserta
pas diawal masih bingung fabelnya sebelah mana. pas ketengah baru berasa..
adegan di tangkap manusia dan dimasukin ke tanki yg muncul di otak tuh ‘finding nemo’. apa ini jadi ‘finding nana’? ternyata berbeda..
bener-bener butet ma rojin, pasangan paling fenomenal. hujan aku mencintaimu.. (adegan sedih kenapa saya malah ketawa.. :BAAAAAA )
mungkin kl di tambah panjang nana bakal sama nunu? kura-kura sama lele? gimana anaknya? sudahlah..
nice story na.. :YUHUIII
-
22 Agustus 2016 pada 3:01 am #100316carijodohPeserta
@farahzamani5 makasih sudah mampir, kemana ajaa jarang lihaaat?? Iya nana nyata dan nana asli hidupnya berhubungan terus sama yang dingin2 kwkwkwk. Kisah cinta nunu dan nana yang penuh tragedy kalau dilanjutkaaaan, kasian anaknya nanti pasti bentuknya aneh hehee
Iya tuh pasangan fenomenal yang sangat menginspirasi banget hujan dan rojin, itu pdhal part mereka itu sedih, tp malah pd ngakak bacanya. Semoga mereka bertemu lagi di akhirat hihihi.
Iyaaaa cj juga kangen fabel makanya bikin versi fabel aja hihi
Mari doakan nana bisa pulang sampai selamat dan ketemu ayah dan bunda
@choniahshofa udah terima aja itu papamuuu hahhaha :NGAKAK
@isnina24 ngakak napaaa??? Hihihihi
@yoonilee85 alhamdulillah berbeda dengan yang sudah ada… *elus dada
Iya soalnya biar kejutan teh kalo dr awal kan ga kejutan hehe
Butet dan rojin memang sangat fenomenal, adegan yang harusnya sedih malah pda ketawa kwkwk :NGAKAK
Terimakasih udah baca teh yoon dan yang lainnya
-
-
PenulisTulisan-tulisan
- Anda harus log masuk untuk membalas topik ini.