Melihat 17 pertalian (thread) balasan
  • Penulis
    Tulisan-tulisan
    • #97841
      NUMEYA
      Peserta

      Judul: Mimpi

      Author: Nurul Mega Yuliyana

      Genre: Family, Romance

      #LombaCerpen

       

       

      Langit berwarna jingga terbentang ditemani dengan semilir angin yang berhembus. Itulah hal yang pertama kali menyambut ku saat berada di teras depan rumah. Disana terdapat dua kursi berwarna coklat tua  yang ditengahnya terdapat meja berbentuk bulat dengan warna senada.

      Ku putuskan untuk duduk disalah satu kursi tersebut. Seketika mata ku melihat ada bendera merah putih berukuran sedang berkibar terpasang di bambu samping tembok pagar rumah. Sejak kapan benda itu terpasang? Bukan hanya itu, di depan rumah yang lainnya juga seperti itu. Bahkan sepanjang jalan terdapat hal yang sama tapi dengan ukuran kecil.

      Ah, benar. Beberapa hari lagi akan tanggal 17 Agustus. Yang berarti hari ulang tahun republik Indonesia ke-71. Bisa disebut juga hari kemerdekaan. Merdeka? Benarkah demikian?  Bahkan kepada seluruh rakyatnya? Mengapa aku tidak merasa seperti itu? Apa mungkin itu hanya berlaku untuk ku?

      “Jangan memikirkan masalah negara. Bisa pusing kamu nanti”

      Mendengar perkataan itu seketika membuat ku menoleh. Dari dalam rumah seorang wanita paruh baya berjalan menghapiriku. Aku menghela napas. “Ngapain juga… kerajinan banget.” Celetuk ku. Di sambut dengan tawa renyah wanita itu.

      “Lalu, apa dong? Memikirkan lelaki?”

      Mulai deh.. Hadeh… Kuhembuskan napas ku kasar. Wanita yang telah melahirkan ku itu kembali tertawa. Kemudian duduk di samping ku. “Untuk saat ini belum ada niatan untuk memikirkan itu. ” seru ku malas. Aku rasa ada hal yang lebih penting untuk dipikirkan dibandingkan hal itu. Lagipula, apa salahnya belum punya kekasih? Bukan kah lebih baik memperbaiki diri terlebih dahulu? Bukankah itu lebih baik? Lagipula, bukankah pasangan itu merupakan cerminan dari diri sendiri?

      “Kenapa? Wajar kok… Setiap orang membutuhkan pasangan untuk hidupnya” lanjutnya

      Ku abaikan perkatan itu. Anggap saja angin lalu. Terlalu malas sekedar untuk membalas. Hening. Suasana itu tetap tercipta hingga beberapa menit.

      “Nanti mau melanjutkan pendidikan dimana?” Tanya mama. Mengganti topik. Mungkin mama tau aku kurang begitu suka pembicaraan itu.

      Seketika tubuh ku membeku. Kelemahan terbesar ku adalah tidak bisa mengeluarkan pendapat yang ada dalam diriku. Bukan tidak bisa mungkin lebih tepatnya aku tidak mau. Menurut ku, aku yang masih bergantung kepada orang tua. Cukup tau diri untuk tidak berbuat hal yang mungkin akan menambah beban pikiran mereka. Sudah cukup mereka banting tulang dari pagi sampai malam untuk menghidupi kami. Sebisa mugkin aku akan meuruti keinginan mereka. Tapi, perkataan mama saat ini sukses membuatku binggung. Apakah aku harus mengeluarkan pendapatku? Sekarang? Apakah bisa? Di sisi lain di dalam jiwa ini menjerit. Aku ingin merdeka dengan cara ku! Merdeka dengan cinta ku! Aku sangat ingin. Seandainya aku mampu. Seandainya…

      “Mama hanya ingin bilang semua ini adalah hidup mu. Kamu yang akan menjalaninya. Semua  pilihan ada di tangan mu. Mama akan mendukung apapun itu. Tapi, dengan syarat kamu harus mempertanggungjawabkannya. Kamu sanggup?”

      Perkataan mama seakan menampar ku. Sanggup kah aku melakukannya? Sanggup kah? Untuk mengeluarkan pendapat ku saja aku tidak mampu. Apalagi untuk bertanggung jawab. Mustahil. Sangat mustahil.

      “Aku-“

      “Mama percaya kamu pasti mampu.”

      Seketika mata ku terbelalak mendengarnya. Sekali lagi perkataannya menamparku. Menghempasku. Membuat ku terperosok semakin dalam. Bagaikan berada di dalam jurang gelap tak berujung. Di dalam dada ku bergemuruh. Sesak. Sesak sekali. Tanpa sadar ku remas kedua tangan ku yang menyatu sampai memerah.

      Ku tundukkan kepala ku. Rasanya untuk menatap matanya saja aku malu. Ku rasakan ada sentuhan ditanganku. Sentuhan itu mampu membuat ku tersadar. Sentuhan penuh dengan kasih sayang. Ku tegakkan kepala ku. Senyum lembut merekah dibibirnya. Senyum menjadi tujuan ku selama ini.

      Ah, Benar.  Aku bukannya tidak bisa mengutarakan apa yang ada dipikirankanku. Tapi aku hanya merasa tidak perlu membaginya kepada orang lain. Aku terlalu takut untuk memulai sesuatu. Mungkin lebih tepatnya aku takut akan kegagalan. Takut akan membuat mereka kecewa. Takut akan kehilangan senyum itu. Takut senyum akan menjadi palsu yang akan sarat dengan kepedihan. Takut akan tatapan hangat yang berubah menjadi kekecewaan.

      Aku lah yang salah. Aku telah menipu diri ku sendiri. Aku yang terlalu asik dengan dunia ku. Secara tidak sengaja perlahan membuat tembok tinggi itu. Di saat ada seseorang ingn mengapai tangan ku. Aku mengabaikannya. Hal itu malah memicu ku agar memasang tembok yang lebih inggi dan kokoh.

      Padahal bisa saja dia menarik ku menuju kemerdekaan ku. Menuju kebebasan yang aku impikan.

      Aku selalu beralasan bahwa orang mungkin tidak akan mengerti akan maksud ku. Dan itu akan menjadi beban tersendiri bagi ku yang semakin lama menjadi menumpuk. Serta akan menjadi masalah baru. Bukan hanya kepada orang lain. Kepada orang terdekatku sendiri pun aku ragu.

      Tanpa pikir panjang aku langsung bangkit dan menubruk tubuh ini ke dalam peluk kan  wanita yang merawat ku selama ini.

      Aku melupakan berapa banyak uluran tangan yang selalu siap membantu ku. Tangan yang siap membuat ku bangkit dari keterpurukan. Tidak perduli walaupun mungkin itu menyakitinya. Sangat menyakitinya.  Melupakan perasaan hangat yang menjalar di dalam dada ku, Aku melupakan itu. Mata ku telah memanas oleh banyaknya air mata yang turun. Semakin kueratkan pelukan ku. Yang dibalas dengan sentuhan dipunggungku.

      Terimakasih.

      Terimakasih telah mengizinkan aku lahir dari rahim wanita hebat ini. Terimakasih telah menjadikanku anak dan anggota keluarga ini.

      Akhirnya aku telah mempunyai cara untuk meredam sedikit hasrat jiwa ini. Hasrat akan kemerdekaan yang aku idamkan. Melalui mimpi ini. Aku akan berusaha mewujudkannya.

      Mimpi untuk keluarga ku terutama mama ku. Mimpi, yang akan dengan bangga membuat mereka menyebut ku, bahwa aku adalah bagian dari keluarga ini. Anak dari keluarga ini.

      Sesederhana itu.

      Setelah puas, ku putuskan untuk melepaskan pelukan ini. Ku hembuskan napas ku. Ku lihat mama menatap ku dengan heran meskipun senyum itu belum luntur daribibirnya.

      “Kenapa? Kok tiba-tiba menangis? Tidak seperti biasanya.” Tanya mama binggung.

      Aku menggeleng pelan. Sekuat tenaga aku berusaha tersenyum. Ku lihat mama hanya mengela napas pasrah.

      “Ya sudah.. Mama mau ke dalam dulu. Oh iya, ada puding coklat kesukaan kamu di kulkas.”kemudian bangkit dan berjalan meninggalkan aku yang masih terdiam.

      “Mama..” ucap ku.

      Hal itu berhasil membuat wanita itu menghentikan langkahnya yang hampir mendekati pintu. Kemudian menolehkan kepalanya kearahku. “Hmm?”

      “Aku sayang banget sama mama,”

      Mendengar ucapan ku. Wanita paruh baya itu tersenyum.

      “Terimakasih, mama senang mendengarnya. Mama juga sayang sama kamu bahkan lebih dari diri mama sendiri.” Balasnya. Senyum ku melebar.

      “Jangan bilang kamu mau merayu mama ya? Supaya kamu dapat puding yang lebih banyak?”Ledek Mama. Setelah itu melanjutkan langkahnya yang tertunda.

      “Mamaaaaa” teriak ku kesal. Yang dibalas dengan tawa wanita itu.

      Lalu ku putuskan untuk mengikuti langkah mama masuk ke dalam rumah.

       

      Lalu, untuk mu yang akan menjadi masa depan ku. Akan ada saat, dimana fokus ku akan beralih kepada mu. Pada saat itu tiba… Akankah aku bisa mewujudkan mimpi ini bersama mu?

      Dan bisakah kau mendengar permintaan ku ini?

      Untuk ku?

       

       

      “Walaupun aku tidak mempunyai impian dan tujuan hidup yang pasti. Tetapi percayalah bahwa impian dan tujuan hidup ku adalah menjadi matahari yang akan selalu menyinari dunia mu”

       

      FIN

    • #97907
      kagita1
      Moderator

      Wahh, ini konsepnya bagus. Konflik batin yaa. Idenya juga fokus. Feelingnya kerasa banget. Kita jadi ikut ngerasa apa yg dirasain si tokohnya.  :YYYMAWAR

      Kekurangannya cuman ada di EYD dan tata bahasa aja. Masih ada ejaan yg belum sesuai. Seperti binggung, perduli, dan ada beberapa lagi. Lalu ada kesalahan penulisan -ku juga ya. Kalau tata bahasanya kadang masih gak konsisten nih. Antara formal dan non formal. Itu aja. Selebihnya bagus.  :xxxTepukTangan

    • #97948
      hujanpetir
      Peserta

      ;YYYYUHUI ;YYYYUHUI  ;YYYYUHUI  ;YYYYUHUI

    • #97986
      chocowood
      Peserta

      whoa, bagus a nume, bagus :xxxInLove

    • #98272
      NUMEYA
      Peserta

      @kagita1: makasih ya kak udah baca..

      Makasih banyak buat kritik dan sarannya hehehe


      @hujanpetir
      : makasih ya udah baca ya kakkk…


      @chocowood
      : makasih ya udah baca kakkk…

       

    • #98887
      tsalispark
      Moderator

      done readinnnggggggg  :YYYKISS

      bagusssss. konflik batin, aku juga ngalamin sebagian yang di ceritamu. paham banget rasanya kayak gimana. aww, jadi flashback :YYYBAPER

      apa jangan jangan ini tokoh utamanya aku?  :YYYCURIGA  wkwkwk pede sangattt  :YYYCUBIT

      overall cerpennya asyik buat dibaca, keep writing. oh semisal mau dipanjangin lagi boleh baca  :YYYNGEBET

    • #99118
      NUMEYA
      Peserta

      @tsalidpark Makasih udah bersedia baca kakkk hehehe

      Ya nih konflik batin mau bikin yang berbeda wkwk
      <p style=”text-align: left;”>Jiahh dua flashback.. maybe pemeran utamanya kakak??? Hehehe</p>

    • #99139
      famelovenda
      Moderator

      Yayy akhirnyaaa bisa baca juga. Ceritanya bagus dan dalam. Konfilk batinya terasa karena aku juga ngerasain hal kayak gitu :YYYPATAHHATI

    • #99183
      NUMEYA
      Peserta

      @famelovenda makasih udah bersedia baca ya kakakkk

      Alhamdulillah kalo perasaannya tersampaikan ya hehehe

      Mungkin pemeran utamanya kakak? Hehe

    • #99484
      Anonim
      Non-aktif

      Mama emang yg paling mengerti anaknya yaa… hiks hiks

      Aku jg pnh berada di posisi itu tp beda konflik nya..  :PATAHHATI

    • #99557
      NUMEYA
      Peserta

      @meymeyhime makasih udah bersedia baca ya kakakkk…

      Mom is the best  :KISSYOU

      Mungkin kakak pemeran utamanya? Hehe

    • #99583
      Anonim
      Non-aktif

      Amiin.. semoga bisa jadi mama yg baik kelak.. :yihaa

       

    • #99788
      SairaAkira
      Keymaster

      @numeya jika kau mampu menjadi matahari yang menyinari, cobalah juga menjadi bulan yang setia tersenyum menemani saat gelap dan dingin menerpa jiwa.
      Semoga segera menemukan yang terbaik dan salam buat mama ya hehe
      Thanks for sharing a heartwarming story

    • #99902
      NUMEYA
      Peserta

      @sairaakira saran yang bagus.. akan ku coba hehe

      Amiin dah ya.. sip nanti disampein ke mama hehe

    • #99917
      farahzamani5
      Peserta

      Fakta yg saya baru tau dri cerpen ini
      Jdi numeya itu nurul mega yuliyana opps haha, baguuss ka nama&akronimny
      Trs saya juga salpok sma puding coklatny, jdi pengen haha
      Ini curcol ya ka haha
      Emak is emak
      Emak itu yg paling ngerti anakny dah
      Kdng kita sbgai anak suka ga pengen cerita klo ada kejadian sedih, tp emak itu tau bngt dah klo anak ny knp2 ya, hebat bngt dah emak
      Kdng kita ga mau nyusahin emak, tp justru emak dngn senang hati mau disusahin sma kita
      Aduhhhh emakkkk i love so much dah pokoknya
      Lanjutkan tulisanmu ka
      Semangat ya hihi

    • #99964
      NUMEYA
      Peserta

      <p style=”text-align: left;”>@farahzamani5 makasih udah bersedia baca yaaa hehehe</p>
      <p style=”text-align: left;”>Iya nih curcol.. tapi tenang banyak yg imajinasi kok wkwk</p>
      Mom is the best  :KISSYOU

    • #99988
      yoonilee85
      Peserta

      ibu, malaikat yang dikirim Tuhan untuk kita..  :KISSYOU

    • #100030
      NUMEYA
      Peserta

      @yoonilee85 yap, beliau adalah malikat tak bersayap..

      Btw, makasih ya udah bersedia baca hehe

Melihat 17 pertalian (thread) balasan
  • Anda harus log masuk untuk membalas topik ini.