- This topic has 25 balasan, 13 suara, and was last updated 8 years, 4 months yang lalu by
.
-
Tulisan-tulisan
-
-
Author : MeyMeyHime
Genre : Family, Romance
#LombaCerpen
Sudah 6 bulan lebih, aku tak pulang kerumah. Sekalinya pulang, bukan berita baik yang aku bawa, justru sebaliknya. Aku terlalu malu untuk menemui ayahku dan takut membuat ibuku menangis melihat kegagalanku. Tapi aku ingin terbebas dari semua ini. Jika aku berbalik, maka semuanya tak akan pernah selesai. Kenyataan harus dihadapi, bukan begitu?
***
Tak seorangpun berani memulai pembicaraan di ruang ini, sekalipun sang tokoh utama. Hanya suara isak tangis sang ibu yang terdengar.
Sang kepala keluarga dengan wajah tenangnya, sedangkan sang tokoh utama, hanya berani menatap sepatunya.
Hingga suara itu memecah keheningan. Suara sang kepala keluarga.
“Jadi, bagaimana kabarmu?” Perlahan namun pasti, sang tokoh utama mulai memberanikan diri untuk menatap wajah sang ayah.
“Seperti yang ayah lihat.”
Dan suasana pun kembali hening. Namun tak selama sebelumnya.
“Ayah pikir kau sudah lupa jalan pulang, nak.”
“Tidak ayah. Aku tidak pernah lupa.”
“Lalu kenapa kau tidak pulang, selama 6 bulan ini?”
“Ayah dan ibu tau pasti jawabannya. Karena ayah pasti sudah menerima surat dari kampusku kan?”
Sang ayah hanya membalasnya dengan anggukan.
“Ayah tidak marah?”
“Tidak. Tapi jika kau tanya, apakah ayah kecewa? Maka jawabannya, iya.”
“Maaf.”
“Kenapa ayah dan ibu harus tau dari sepucuk surat? Kenapa tidak langsung darimu?”
“Aku, aku takut ayah. Tidak! Karena aku pengecut.”
“Sudah 4 bulan sejak kau di DO dari kampus.” Yah, sepucuk surat itu adalah sebuah surat DO dari kampus tempat sang tokoh utama menimba ilmu, dulu.
“Ya.”
“Sejak itu pula kau terus menolak tawaran ayah untuk kembali kuliah di kampus mana pun. Ayah punya banyak koneksi, bahkan ayah bisa meminta teman ayah agar kau bisa kembali kuliah di kampusmu sebelumnya, atau -” belum selesai sang ayah bicara, sang tokoh utama sudah memotong pembicaraan.
“Aku ingin kembali kuliah ayah.” Satu kalimat yang keluar dari bibir sang tokoh utama membuat sang ayah tak bisa berkedip dan membatu seketika. Ia hampir tak percaya dengan apa yang ia dengar. Namun melihat ekspresi istrinya yang kembali menangis haru, sang ayah pun percaya bahwa Ia tak salah dengar kali ini.
Sebelumnya, orang tuanya sudah berulang kali membujuknya untuk kembali kuliah ditempat lain. Namun selalu gagal. Hampir setiap hari orang tuanya membujuk lewat telpon. Namun nihil. Dan sekarang, dengan sendirinya sang anak memintanya. Ini adalah hal yang sangat dinantikan oleh mereka.
“Tapi… Kampus ini lebih mahal ayah karena swasta bukan negeri.”
“Berapapun akan ayah bayar, asal kau kembali kuliah. Ayah ingin melihat anak laki-laki satu-satunya ayah wisuda.”
“Terima kasih ayah. Dan maaf.”
“Kemarilah nak!”
Sang tokoh utama pun menangis dalam pelukan sang ayah. Ia tak menyangka akan di maafkan dengan semudah ini.***
Di ruangan itu hanya ada, sang tokoh utama dan ayahnya.
“Jadi, apa yang kau lakukan selama ini?” Tanya sang ayah setelah menyesap kopi-nya.
“Tak ada ayah. Hanya beberapa hal untuk mengalihkan stress saja.”
“Kalau kau sudah tau bahwa dosen pembimbingmu menghambat jalanmu, kenapa kau tak menyerah sedari awal seperti yang telah teman-temanmu lainnya lakukan, nak?”
“Karena sudah terlanjur basah, jadi kuputuskan untuk terjun sekalian.”
“Dan mati tenggelam? Karena kau tak tau bagaimana caranya berenang?”
“Awalnya juga begitu ayah. Kupikir aku akan mati tenggelam. Namun, disaat aku benar-benar hampir tak bisa bernafas tiba-tiba dia melemparkan pelampung kearahku.”
“Dia?”
“Gadis kelas 2 SMA yang aku temui secara tak sengaja di pameran 2 bulan yang lalu. Dia hanya gadis pendek yang terlihat lemah namun kenyataannya, dia sangat kuat dibandingkan denganku.”
“Dia yang memintamu pulang?”
“Ya, ayah.”
“Dia juga yang memintamu untuk kembali kuliah?”
“Dia tidak tau soal ini. Yang dia tau hanyalah aku sudah di DO dari kampus dan belum pulang kerumah selama 6 bulan lebih. Masalah kuliah lagi, aku belum memberitaunya. Kembali kuliah murni keinginanku ayah. Karena aku sudah menjanjikan sebuah hubungan yang lebih padanya.” Usai menyelesaikan kalimat panjangnya sang tokoh utama, menyesap kopi yang sudah mulai dingin di depannya dengan perlahan. Namun, belum sampai di dalam kerongkongannya sang tokoh utama dibuat tersedak oleh pertanyaan yang diutarakan oleh sang ayah.
“Kau ingin ayah melamarnya untukmu?”
“Uhuk..uhuk.. Ayah jangan bercanda?”
“Kau pikir ayah bercanda?”
“Ayah bahkan belum pernah bertemu dengannya.”
“Baru 2 bulan mengenalnya dan dia bisa merubahmu yang sekeras batu karang ini. Apalagi yang harus ayah pertimbangkan?”
“Nanti ayah, 4 atau 5 tahun mendatang.”
“Baiklah.”***
SMAN XXX
2 minggu kemudian…Laki-laki itu menunggu di depan gerbang sekolah sang gadis dengan tak sabar. Dengan sebuah kantong plastik di tangannya.
“Hai.”
“Hai kak. Lama tak jumpa.”
“Ayah dan ibuku titip salam padamu.”
“Wa’alaikumussalam.” Tak lupa senyum sederhana menghiasi wajah cantiknya.
“Hari ini kakak akan mengantarkanmu sampai kerumahmu ya?”
“Jangan kak! Aku belum bilang sama ibu sama bapak kalau sudah punya kakak. Aku takut Bapak marah.”
“Kakak juga ada urusan lain kok sama Bapak kamu.”
“Urusan apa?”
“Ini.” Laki-laki itu mengangkat kantong plastik yang sedari tadi ia bawa kearah sang gadis.
“Apa ini?”
“Kain.”
“Untuk?”
“Bapakmu penjahit kan?”
“Iya.”
“Kakak mau jahitin seragam kuliah sama Bapak kamu.”
“Oh seragam. Eeeeee,,,, kakak mau kuliah lagi?”
“Iya.”
“Bagaimana rasanya kak? Setelah pulang kerumah dan menjelaskan semuanya secara langsung?”
“Rasanya seperti terbang dan tak percaya kalau kaki kakak masih menginjak tanah. Hahaha..”
“Kakak yakin mau ketemu Bapak?”
“Ya.”
“Dan kakak juga akan meminta Bapak kamu buat jagain kamu. Kurang lebih 4 sampai 5 tahun kedepanlah.”
“Lebih dari 5 tahun juga bakal jagain aku kak. Gak usah diminta kalau yang itu.”
“Gak usah lama-lama, kasihan Bapak kamu udah tua. Nanti 5 tahun lagi dan seterusnya biar giliran kakak yang jagain kamu. Kamu gak keberatankan? Yah, walau kakak belum punya apa-apa saat ini. Tapi kamu gak perlu khawatir, kakak akan bekerja keras buat bahagiain kamu.” Gadis itu menangis karena tak sanggup lagi menahan air matanya. Sebuah tangan kekar merengkuhnya dengan perlahan seakan takut akan meremukkannya yang bertubuh kecil.
“Kau belum menjawab pertanyaan kakak.” Masih dalam pelukan sang laki-laki itu, tanpa ragu gadis itupun menganggukkan kepalanya kuat-kuat. Dan setelahnya hanya terdengar suara isak tangis sang gadis. Bukan tangisan sedih namun tangisan bahagia.END
-
-
-
-
Nah loh??? Kok bisa @famelovenda??? Berasa nyata dong cerita nya. Aseek.. kaboor dulu :aaaKaboor sayang nya itu bukan kisahku panda itu hanya fiktif belaka :YYYBAA
-
waduh @numeya klo itu blm ad dipikiran ku ide nya… hahaha :aaaKaboor
-
-
Asiiiik @carijodoh … nanti yah tunggu paketan dari surga dari sang Pencipta sampe ke rumahmuu masih dipilihkan yg terbaik buat kamu :fullinlove
-
-
-
-
Tenang @carijodoh @byunimhasparkyu masih bny kok cowok kayak gt walo g bny di bumi tp kan masih ad hehe :happyhappy
Sayang sekali @risally Mey g buka PO cowok klo PO cowok coba hubungi cute aj, stok nya banyak :aaaKaboor
-
-
-
@nulyminoz bukan nuly… itu cm ide yg melintas saja kok :yihaa
@sairaakira sama2 kak Min biar tambah rame lombanyaaa :happyhappy -
-
Untuk kelanjutannya silahkan di khayal sendiri yah @farahzamani5 sesuai keinginan kamu boleh :yihaa
-
kaaauulaaaahh segalaaanyaaaaa untukkuuuuuuuuuu
*nyanyi
cow : neng bapaknya penjahit yaa?? :cintakamumuach
cew : iya bang kok tauu :author2
cow : karena kau telah menzikzak hati qu :author1
cew : :ragunih
:pingsan!
:NGAKAK gak bisaa moduss :NGAKAK abaikaan
mamme titaksir babng sean kelas 2 esema juga kaaaaan :DOR!
-
-
Hei udah dibilangin ini itu imajinasiku bukan kisahku @choniahshofa @hujanpetir masak aku harus konferensi pers dulu siih :aaaKaboor
-
-
Ngaku gak ya?? :BAAAAAA @choniahshofa :NGAKAK
-
-
Ya selama cinta itu merubah kita menuju yang lebih baik. Why Not?? @isnina24 :happyhappy
-
-
Kok pada mikir gt ya?? Teh @yoonilee85 padahal itu cuma fiktif kok :PATAHHATI
-
- Anda harus log masuk untuk membalas topik ini.