Baca Novel Bagus Gratis Sampai Tamat Forum Forum Kepenulisan [DIRGAHAYU-RI] FRIENDZONE

Melihat 2 pertalian (thread) balasan
  • Penulis
    Tulisan-tulisan
    • #98764
      Choco_latte2
      Peserta

      Author : Choco_latte2

      Genre : Romance

      #LombaCerpen

       

      YENIE’S POV

      “Aduh! Pelan-pelan Yenie!” Ucap Vio sambil merintih kesakitan, aku menghela napas kesal. “Kamunya sih! Siapa suruh jalan sama Airin, kamu kan tahukan cowoknya ganas banget!” Bentak ku kesal, ku tekankan kapas yang sudah di beri obat ke muka lebam milik Vio.

       

      “Yah akunya kan enggak tahu! Tapi kenapa dia emosi sekali sih?” Tanya Vio kesal, aku menghela nafas pasrah. “Kayak enggak tahu sifat asli dari Alan georgane sang penguasa kampus.” Ucap ku sambil membereskan obat-obatan yang tadi digunakan. “Sebenarnya tadi aku cuma berniat bikin Brigita cemburu aja. Enggak tahunya dia malah biasa-biasa aja, terus entah kenapa tiba-tiba aku kena bogem dari si Alan itu.” Ucap Vio menjelaskannya pada ku. Aku menghela nafas kesal, “Vio, Brigita itu udah punya pacar…” “Aku tahu.” Ucap Vio dingin memotong omongan ku, kuhelakan napas ku keras. “Terserah kamu Vio, tapi kamu perlu tahu ada orang yang lebih menginginkan mu.” Ucap Ku, kemudian berjalan keluar dari UKS. Aku harus bagaimana lagi membuat Vio menoleh padaku?

       

      “Kenapa dengan Vio?” Tanya Om Rian padaku di ambang pintu, dia adalah Papa Vio. “E… em..” ucapku kikuk, aku bingung mau bilang apa. “Tumben ke sini? Biasakan sibuk aja.” Ucap Vio dingin, aku menunduk tak berani melihat percekcokan antara ayah dan anak yang memang sudah terjadi sejak lama. “Pulang, kita harus membahas sesuatu.” Ucap Om Rian dingin, Vio menipiskan bibirnya geram.

       

      “Sepenting apakah sampai harus di bicarakan di rumah?” Tanya Vio menatap sengit pada Om Rian, aku memegang tangan Vio yang berdiri di sebelah ku. Vio menatap ku kemudian membalas menggenggam tangan ku untuk menguatkannya. “Ok, Besok kita pindah dan menetap di Amrik. Kamu harus ikut.” Ucap Om Rian mengejutkan kami. “Dan meninggalkan Mama? Enggak!” Ucap Vio dengan nafas memburu, ia menggenggam tangan ku dengan erat sampai rasanya mau remuk saja.

       

      “Kamu harus ikut Papa, atau akan Papa suruh orang suruhan Papa untuk menyeret kamu secara paksa.” Ucap Om Rian penuh ancaman. Vio menatap Om Rian dengan tatapan marah, kemudian berjalan menjauh dari ku dan Om Rian. Om Rian menghela nafasnya putus asa, aku menatap Om Rian prihatin. Kemudian ku pegang tangan Om Rian untuk menenangkannya.

       

      “Pendekatan yang gagal, Nak.” Ucap Om Rian, kemudian menatapku sedih. Aku tersenyum mencoba menenangkan Om Rian, “Om enggak salah kok, Vio memang kayak gitu orangnya. Yang sekarang yang harus di lakukan adalah meluruskan semuanya.” Ucap ku mantap, Om Rian menatap ku bingung. “Meluruskan apa?” Tanya Om, aku hanya tersenyum. “Nanti Om bakalan tahu kok, sebelum Yen-yen berhasil. Om belum boleh tahu.” Ucap ku kemudian berlari menjauhi Om Rian.

       

      “Bye Om.” Ucap ku kemudian berlari menjauh menuju lorong yang tadi di lalu Vio. “Oh! Aku hampir melupakan tas ku.” Ucap ku pada diriku sendiri, tadi sebelum Vio di pukul kami sudah selesai belajarnya dan hari ini jadwal kami sedikit. Kami memutuskan untuk mengantin di kantin dulu, dan kami meninggalkan tas kami di pojok kelas. Ku langkahkan kaki menuju kelas yang sudah kosong itu, suara tangis dari dalam kelas membuat ku merinding takut. Tapi demi tas aku rela dah.

       

      Ku langkahkan kaki masuk ke dalam kelas, dan terkejut menemukan Vio yang menangis di pojok ruang yang sepi ini. Ku helakan nafas ku pasrah, ku mendekat dengan perlahan ke arah Vio yang duduk di lantai da menenggelamkan kepalanya di kedua lututnya. “Vio?” Ucap ku ragu sambil berjongkok di depan Vio, Vio mengangkat kepalanya menatap ku dengan mata dan hidungnya yang memerah. Dan tanpa kata, dia langsung memeluk ku dengan erat. Ia menenggelamkan kepalanya di leher ku, dan entah bagaimana tangan ku sudah menepuk pelan punggung Vio untuk mencoba menguatkannya.

       

      “Keluarkan semuanya.” Ucap ku mencoba membuat Vio lebih baik. “Maaf.” Ucap Vio kemudian mengangkat kepalanya dan melepaskan pelukan kami, seperti ada yang hilang saat dia melepaskan pelukan kami. “Sekarang sudah merasa membaik?” Tanya ku lembut. Vio menganggukkan kepalanya pelan, kemudian menatap ku dalam.

       

      “Rasanya sangat sesak, bagaimana seorang papa memperlakukan istri dan anaknya dengan begitu kejam?” Ucap Vio mengeluarkan unek-unek dalam kepalanya itu, aku menghela nafas panjang. “Sepertinya kamu benar-benar sudah salah paham.” Ucap ku berat, Ia menatap ku bingung. “Salah paham apanya?” Tanyanya bingung.

       

      “Seberapa kamu tahu permasalahan kedua orang tua mu?” Tanya ku pelan takut melukainya, Vio menatap ku marah. “Aku tahu semuanya, orang brengs*k itu selingkuh dan meninggalkan diri ku dan Mama yang terpuruk dan menjadi gila. Apa lagi yang tidak ku ketahui? Penghianatan apalagi?” Tanya Vio emosi, aku dengan takut memulai membuka fakta yang ada. “Dan sepertinya kamu salah mendapat informasi, Tante Wia gila bukan karena Papa mu, dan Papa mu tidak pernah berseling…” “Stop! Hentikan semua omong kosong ini, kamu sama saja dengan semua orang!” Teriak Vio emosi kemudian berlari keluar kelas.

       

      Aku menghela nafas putus asa, bagaimana aku harus menjelaskannya? Ini sangat sulit dan rumit, aku hanya mahasiswa dengan segudang kekurangan dan apa daya ku yang terjebak Friendzone yang menyakitkan ini. Dan satu-satunya harapan ku hanyalah menyelesaikan semua kesalahpahaman Vio akan kedua orang tuanya itu.

       

      ****

      AUTHOR’S POV

       

      “Aku harus kabur.” Ucap Vio lirih, saat ini sudah tengah malam dan ia berencana untuk kabur sejauh-jauhnya dari jangkauan Papanya itu, namun apa yang di rencanakannya harus musnah karena di bawah jendelanya terdapat beberapa orang dengan pakaian hitam sedang berjaga di sana. Di depan pintu kamarnya di jaga oleh 4 orang berbadan besar dan kekar, Vio tidak akan mungkin menandingi kekuatan 4 orang body guard yang sudah berpengalaman itu, semua taktik yang dia susun hancur karena body guard itu ternyata juga cerdik untuk tidak mempercayai ucapan Vio.

       

      “Tok tok tok.” Ketokan pintu itu membuat Vio semakin panik, pintu itu terbuka lebar dan menampakkan Rian yang sedang berdiri di ambang pintu dengan jas hitamnya. “Ikut Papa, kita harus berangkat sekarang.” Ucap Rian, Vio berteriak menolak perintah Rian. “Yo, tarik dia.” Perintah Rian tegas, Vio ditahan dan diangkat 2 body guard di kiri dan kanan badannya. “Lepas!” Teriak Vio sambil meronta minta di lepaskan, malam penuh kesedihan dan kesakitan.

       

      .

       

      .

       

      Mereka terbang dengan jet pribadi milik Rian, tanpa memberitahu siapapun. Malam yang dingin dan kelabu.

       

      5 tahun kemudian…

       

      “Mami!” Teriak seorang anak umur 4 tahun kesal karena tidak digubis oleh Yenie yang sedang memotret pemandangan di sekitar tempat piknik yang agak ramai. Rima anak kecil yang terus berteriak mencari perhatian, kemudian menarik ujung dress Yenie. “Mami! Lima ingin pelgi ke sana!” Ucap Rima mulai ngambek, Yenie menghembuskan nafasnya pasrah. “Oke, Mami temanin Rima di sana. Tapi jangan pakai acara ngambek, oke?” Tanya Yenia memulai kompromi. Rima menganggukkan kepalanya setuju, Yenie menggandeng Rima ke arah pohon rindang yang besar.

       

      “Main kejal-kejalan yuk Mi.” Usul Rima yang di setujui oleh Yenie, Yenie mulai berlari menjauhi Rima yang berusaha menangkapnya. Yenie menghentikan larinya saat menyadari bahwa Rima sudah tidak lagi mengejarnya, dengan panik Yenie berbalik arah dan mencari keberadaan Rima. Rima sedang menangis memegang lututnya yang terluka karena jatuh, tiba-tiba seorang pria mendekati dan menenangkan Rima yang sedang menangis. Yenie mendekati Rima yang sedang di gendong seorang Pria yang agak familir di mata Yenie, namun Yenie tidak tahu siapa itu.

       

      “Mami!” Teriak Rima dengan suara seraknya, hidungnya yang merah membuat Yenie makin khawatir. “Rima tidak kenapa-kenapa? Maafkan Mami ya sayang.” Ucap Yenie kemudian mengambil Rima dari gendongan pria itu. “Terima kasih telah menolongnya.” Ucap Yenie, kemudian menatap wajah pria itu lebih teliti. “Ternyata aku terlambat Yen.” Ucap pria itu, Yenie membelalak matanya kaget. “Vio!” Ucapnya kaget, Vio tersenyum penuh kerinduan. “Terlambat sekali.” Ucap Vio kecewa, Yenie mengerutkan keningnya bingung. “Maksudnya?” Tanya Yenie tidak mengerti.

       

      “Sayang?” Ucap seseorang di belakang Rima dan Yenie, “Papa!” Teriak Rima kegirangan, Yenie melebarkan senyumnya melihat tingkah lucu milik Rima. Yenie menyerahkan Rima pada Brian papa Rima, Brian menggendong Rima dengan wajah yang bahagia yang tidak bisa di tutup-tutupi. “Kakak ke sana dulu, nanti kamu nyusul ya.” Ucap Brian kemudian tersenyum menyapa Vio dan berjalan menjauh dari Yenie dan Vio.

       

      “Keluarga yang bahagia.” Ucap Vio, “Iya.” Ucap Yenie spontan. “Sudah berapa lama kalian?” Tanya Vio, Yenie mengerutkan dahi heran. “Kamu ngomong apa sih dari tadi? Setelah pergi tak memberitahu dan tak ada kabar sekarang kamu kembali dan berbicara hal-hal aneh yang tidak ku mengerti.” Ucap Yenie lelah, ia sudah sangat lama menanti Vio yang menghilang mendadak dan tanpa kepastian dia menunggu Vio.

       

      “Kalian pasti bahagia dan kurasa anak dan suami mu sudah menunggu mu di sana. Terima kasih telah memberikan ku surat yang menjelaskan semua kesalahpahaman itu. Bye.” Ucap Vio, membuat Yenie mengingat lagi kejadian 5 tahun yang lalu, setelah Vio berlari keluar kelas tanpa membawa tasnya akhirnya Yenie membuat inisiatif untuk membuat surat yang berisi penjelasan tentang masalah keluarganya. Bukan Papanya Vio yaitu Rian yang berselingkuh malah sebaliknya ternyata Wia yang berselingkuh, dan membuahkan seorang janin di perut Wia pada saat itu usia Vio masih 5 tahun dan belum tahu apa-apa. Ia melihat sendiri pertengkaran hebat Rian dan Wia saat semua terungkap, Wia yang emosi meninggalkan rumah dan berniat pergi ke rumah selingkuhannya ternyata mengalami kecelakaan mobil di tengah jalan yang membuat anak dalam perut Wia gugur, dan itu adalah penyebab Wia gila. Jadi itu bukan kesalahan Rian tapi Wia sendiri yang membuat dirinya begitu sekarang.

       

      Kemudian Yenie menyelipkan kertas itu di dalam tas Vio dan mengantarnya ke rumah Vio yang tidak jauh dari rumahnya. Paginya saat Yenie pergi ke rumah Vio, penghuni rumah itu telah pergi tadi malam menurut informasi yang ada dari mulut ke mulut. Yenie menunggu dan menanti kehadiran dan kepulangan Vio. Rindu itu semakin besar dan cinta itu juga semakin tumbuh besar di hatinya sampai melekat pada tubuhnya.

       

      “Jadi selama ini aku telah sia-sia menunggu mu? Aku telah membuang waktu ku terlalu banyak untuk menunggu mu, menanti mu dalam ketidak pastian, menatap hari ke hari dengan kesendirian tanpa mu. Dan ketika kamu muncul dihadapanku setelah 5 tahun berlalu, beginikah cara mu menanggapi ku?” Tanya Yenie dengan muka kecewanya. Vio menatap Yenie kaget, “Kau menunggu ku?” Tanya Vio memastikan. “Lalu mereka siapa? Rima dan cowok tadi?” Tanya Vio bingung, Yenie tertawa serak.

       

      “Rima adalah keponakan ku dan Brian adalah Kakak ipar ku. Sepertinya kamu salah paham tadi.” Ucap Yenie kemudian berjalan membelakangi Vio, Vio membalikkan badan Yenie menghadap ke arahnya. “Maafkan aku.” Ucap Vio memeluk Yenie dengan erat, Yenie menenggelamkan kepalanya di dada Vio dan ia mencium parfum khas milik Vio yang sangat di rindukannya dan membalas pelukan Vio erat.

       

      “Dulu aku begitu bodoh untuk peka akan perasaan ku pada mu, dulu aku kira jantung ini berdetak kencang karena aku hampir terjatuh atau apalah itu. Ternyata aku sudah jatuh cinta pada mu sejak dulu, dan baru menyadarinya 4 tahun ini. Aku menahan diri untuk pulang ke sini dan melanjutkan studi ku di USA, untuk masa depan ku dan kamu nantinya.” Ucap Vio mengungkapkan semuanya, selama 5 tahun belakangan ini dia belajar keras untuk menggantikan Papa nya saat waktunya tiba nanti dan 4 tahun belakangan ini dia kuliah dengan benar dan 1 tahun kemudian ia menggantikan posisi Papanya yang ingin pensiun dari pekerjaannya.

       

      “Maukah kamu menjadi pendamping hidup ku, sampai akhir hayat kita nanti?” Tanya Vio menatap Yenie lembut sekaligus serius. Yenie meneteskan air mata haru dan bahagia kemudian menganggukkan kepalanya mengiyakan. Vio tersenyum lebar, kemudian memeluk Yenie dalam lengannya.

       

      Akhirnya cerita cinta mereka berakhir bahagia. Penantian selama 5 tahun itu membuahkan hasil yang indah, perjuangan selama itu membuat semuanya menjadi indah.

       

      ‘Jangan menyerah, terus bermimpi dan berharap. Saat kamu terjatuh, bangkitlah lagi dengan semangat yang tersisa!’

      ———————-

      Bagus enggak? #kepotingkatakut . Maaf kalau karya ku ini kurang memuaskan, maklumin aja ya masih penulis amatiran. Kalau ada yang penasaran sama sosok Airin dan Alan silakan mampir di wattpad ku ya. #promosi ??

      Thanks udah baca cerita Choco ya. Bye….

    • #99757
      SairaAkira
      Keymaster

      @Choco_latte2 yang menarik dari cerita ini adalah bumbu kesetiaan dan perselingkuhan yang walaupun bertolak belakang disajikan dalam satu cerita. Happy ending yang menyenangkan dan akan lebih baik jika hubungan antara Rima dan Vio yang sudah terjalin dijelaskan lebih detail. Well mungkin keterbatasan jumlah kata juga menghambat.

      Thanks sudah berbagi cerita ya

    • #101897
      famelovenda
      Moderator

      Happy endiiiing. Yayyy aku suka yang happy ending <3

      Ceritanya bagus cuman ada beberapa penulisan saja sih yg kurang tepat kayak pada ku bisa ditulisa padaku (halah... Aku sok pintar) tapi keselurahn ceritanya bagus. Aku suka... :NGEBET

Melihat 2 pertalian (thread) balasan
  • Anda harus log masuk untuk membalas topik ini.