Baca Novel Bagus Gratis Sampai Tamat › Forum › Forum Kepenulisan › (DIRGAHAYI RI) BENDERA
Di-tag: (DIRGAHAYU RI) BENDERA
- This topic has 6 balasan, 6 suara, and was last updated 8 years, 2 months yang lalu by Andyan21.
-
PenulisTulisan-tulisan
-
-
16 Agustus 2016 pada 2:17 pm #98078Andyan21Peserta
[DIRGAHAYU RI] BENDERA
Anggita LestariMatahari pagi mulai menampakan sinarnya. Menandakan bahwa hari yang cerah telah dating menyapa setiap makhluk hidupdi bumi. Terlihat dari segekintir manusia yang mulai menunjukkan eksistensinya dengan melakukan segala aktivitas seperti biasanya di pagi hari. Memulai kesibukannya masing masing di dunia yang fana ini.
Begitu pun dengan Dina. Gadis berusia 9 tahun yang tinggal di pinggiran kota metropolitan. Kampong yang kumuh dan tak berapa besarnya itu merupakan kampong yang sebagian penduduknya tidak berpendidikan. Hari ini seperti biasanya, Dina bersama teman temannya akan pergi ke rumah Haji Toing untuk ikut membantu usahanya. Ya memang tak seberapa, tapi setidaknya anak anak kampong yang tak pernah bisa merasakan bahagianya duduk di bangku sekolah itu memiliki kegiatan. Haji Toing adalah seorang pengusaha kain terkaya di kampung tersebut. Usaha ini merupakan usaha turun temurun yang diwariskan kepadanya. Namun saying Haji Toing ini terkenal akan kepelitannya.
Tak banyak yang bisa di lakukan anak anak seumuran Dina. Mereka hanya membantu sebisanya, seperti memotong benang berlebih, mengumoulkan kain perca, mengambilkan barang, dan menggulung benang. Lumayan upahnya bisa mencapi lima sampai sepuluh ribu perminggu. Walau tak seberapa namun Dina selalu mensyukurinya.
Bapak Dina bekerja sebagai pengumpul benang untuk dijadikan kain sedangkan ibunya sendiri sudah lam sakit sakitan sehingga hanya bisa diam di rumah. Hari ini Dina dan Bapak rencananya akan ke kota untuk mengirim kain ke toko kain di Kota dengan mengendarai sepeda.
Ini merupakan pengalaman pertama Dina ke kota. Dia terlihat sangat bersemangat sekali. Sudah seminggu di rencanakan dan selama itu pulalah tak hentihentinya dia bersorak gembira menyampaikan ke teman temannya. Sungguh luar biasa menurut Dina. Banyak kendaraan besar hilir mudik. Begitu pun dengan berbagai gedung besar di pinggiran jalan, namun yang lebih membuat Dina heran adalah banyaknya Bendera yang dipasang di setiap gedung. Dina pun bertanya pada bapaknya.
“bapak kenapa banyak sekali bendera bendera itu?”
“Karena sebentar lagi hari kemerdekaan Negara kita Din. Dina tahu tidakkapan tepatnya?” Tanya Bapak balik.
“Tau dong! Kan Bapak selalu ngajarin Dina. 17 Agustus kan pak?”
Bapak pun tersenyum kea rah Dina. Bapak selalu berprinsip biarpun mereka hanya rakyat biasa yang tak berpendidikan tapi setidaknya mereka tahu sejarah negaranya sendiri. Setidaknya dulu bapak pernah mengenyam bangku pendidikan walupun sebatas SD.
“tapi kenapa ya pak kok bendera bendera itu banyak yang di jual dipinggir jalan? Bahkan Dina pernah lihat para supurter bola memakainya di leher. Bukannya itu gak menghargai ya pak?” taya Dina heran. Karena di pinggiran jalan banyak sekali penjual bendera yang tak tahu aturan.
“bener kata Dina. Itu memang karena mereka tidak tahu aturannya. Mereka juga mungkin tak tahu sejarah para pejuang untuk dapat mengibarkannya tak semudah sekarang. Karena seperti kata Bung karno orang yang yang melupakan sejarah maka dia tak akan tahu apa apa. Padahal sebenarnya aturan pemakainnya pun sudah diatur dalam UUD 1945 pasal 35 36 dan UU nomor 24 tahun 2009.” Jelas bapak.
“UUD itu apa Pak? Bung Karno itu siapa?” Dina mulai penasaran.
“jadi begini Din. setiap kelompok masyarakat pasti mempunyai pemimpin. Dan untuk menentukan suatu pemimpin juga harus mempunyai aturan. Dan aturan itu ada agar kehidupan antar kelompok bermasyarakat memiliki batasan. Dan Negara kita mempunyai aturan yaitu Undang Undang Dasar atau UUD tahun 1945. Sedangkan bung karno itu presiden pertama kita. Begitu din.”
“jadi aturan Negara Indonesia itu ada dalam UUD 1945 itu ya pak? Tapi kalau memang sudah ada aturannya kenapa mereka tak berpacu pada itu?” Dina tampaknya semakin keheranan. Dia memang sangat menyukai kegiatan berdiskusi dengan Bapaknya yang mempunyai pemikiran yang luas itu.
Bapak pun memaklumi rasa pensaran Dina. Karena dia pun dulu seperti itu. Hanya saja dia mendapat semua pengetahuan itu dari buku dan pengamatan yang dilakukannya sendiri ketika kerja di kota. Begitulah Indonesia. Sebenarnya banyak di luar sana orang orang berpotensi yang mempunysinpemikiran yang luas seperti bapak Dina ini. Andai saja pendidikan itu rata dan sama untuk semua orang, tentunya orang yang seperti mereka tak kehilangan kesempatan menunjukan eksistensinya ke dunia. Namun bapak ikhlas, setidaknya mulai hari ini dia akan berjuang untuk pendidikan anaknya.
“seperti yang Bapak bilang tadi Din. Karena mereka tidak tahu. Dina tahu tidak siapa yang mebuat bendera yang pertama kali dimkibarkan?”
“Gak tau pak. Kata Andi bendera kita itu bendera belanda yang birunya di potong. Bener gak pak?”
“ wah salah besar tuh. Bendera merah putih itu sudah ada sejak zaman kerajaan Majapahit Din. Tahu kan? Kerajaan yang bercita cita menyatukan nusantara dengan patih yang terkenal bernama Gajah Mada yang pernah Bapak ceritakan itu loh. Jadi waktu itu ada pasukan yang bernama Pasukan apa ya bapak lupa. Dan juga sejak zaman penjahan sering dijadikan bendera untuk pertemuan rapat para pejuang waktu itu Din.”
“wah Andi bohong” seru Dina tak terima di bohongi.
“bukan bohong Din, tapi mereka tak tahu. Nah yang membuat bendera pusaka itu adalah Ibu Fatmawati istri presiden Soekarno pada tahun 1944. Tapi sekarang bendera itu sudah di simpan di Tugu Monas di Jakarta. Sedangkan yang sering di kibarkan di istana sekarang itu merupakan duplikatnya. Tahu gak Dina? Bendera merah putih itu bukan di jahit loh. Melainkan di tenun sehingga terus menyatu melambangkan pesatuan dan kesatuan bangsa. “
“oh. Dina jadi mau lihat pak seperti apa sih bendera pusaka itu.”
“ nanti kalo ada waktu pasti bapak bawa Dina kesana ya.”
“Tapi pak Dina pengen deh di depan rumah kita dipasang bendera”
“oke nanti kita beli terus di pasang ya.” Kata Bapak karena melihat wajah sumringah Dina.
“oke oke.yesss.. “ dina bersorak kegirangan “tapi Pak suatu saat nanti dina mau buat bendera seperti Ibu Fatmawati terus di pasang di kampong kita. Supaya mereka tahu bahwa orang orang seperti kita bisa menghargai sejarah”
Bapak tersenyum melihat antusiasme Dina. Sungguh keinginan luar biasa dari seorang anak yang tak tahu apa apa seperti dia. Andaikan saja semua anak di Indonesia seperti Dina betapa bangganya para pejuang yang telah gugur di alam sana. Mereka pun melanjutkan perjalanan dengan celotehan riang dari Dina dan petuah bermanfaat dari Bapak.
Jadi begitulah. Tak peduli kita apa dan kita siapa. Selam kita tinggal di Tanah Air Indonesia kita tetaplah bagian dari kelangsungan ngara ini. Cinta terhadap Indonesia bukan berarti harus menjadi orang pemerintahan atau berpolitik. Karena dengan hal kecil yang bermanfaat kita bisa menunjukan kecintaan kita. MERDEKA!!!#LOMBACERPEN
-
16 Agustus 2016 pada 4:50 pm #98090NolanDzetaPeserta
Waah makna tentang bendera merah putih ya. Bagus isinya. Semoga beruntung ya :YYYHULAHULA
-
17 Agustus 2016 pada 7:06 pm #98463NUMEYAPeserta
Jadi bendera merah putih itu ditenun? Baru tau wkwkwk
WNI abal2 ini mah.. KTP palsu wkwk
-
19 Agustus 2016 pada 11:13 pm #99374SairaAkiraKeymaster
@Anggitalestari21 cerpennya banyak memuat pelajaran sejarah yang bahkan ada beberapa yang saya belum tau.
Thanks ya sudah sharing cerpennya
-
29 Agustus 2016 pada 4:16 pm #103631Andyan21Peserta
Makasih kakak kakak semua. ini karena saya suka pelajaran sejarah. Terus waktu smp saya ikut pramuka, nah ujiannya itu harus menghapal sejarah bendera sampe dalem banget jadi ya gitu. ini juga sebenernya saya kurang puas sih sama cerpennya tapi keburu ke post waktu itu hehe. tapi makasih atas yaa atas saran sarannya . :tepuk2tangan :freya
-
-
23 Agustus 2016 pada 9:57 pm #101585tsalisparkModerator
selesai bacaa yuhuuuu. materi cerpennya sip banget. sejarah bendera :MAWARR
gaya bahasa oke, enak dibaca walaupun cerpennya memuat sejarah. karakternya juga okeee dina yang ingin tahu segala hal, dan bapaknya yg terkesan berwibawa tapi mengayomi anaknya hihihi :tepuk2tangan
kalau sedikit saran. antara paragraf satu dan yang lain disini dipisah/dikasih jeda. soalnya disini terlihat menggabung satu sama lain. pembaca jadi sedikit ngos ngosan karena tidak ada jedanya. selain itu juga terlihat rapi. uummm sama mungkin lebih diteliti untuk typonya. tapiii overall bagus ceritanya. bermanfaat bangett buat pengetahuan :tebarbunga
-
23 Agustus 2016 pada 11:26 pm #101627famelovendaModerator
a :inlovebabe ku suka ceritanya,…. walapun sedih juga lihat kehiupan mereka tapi salut, mereka punya jiwa nasionalisme yang tinggi dan jauh lebih mengertti tentang bagaimana menghormati para pahlawan. aku suka cerita dan pemilihan katanya. keren
-
-
PenulisTulisan-tulisan
- Anda harus log masuk untuk membalas topik ini.