aku sebenarnya iri, padamu yang dengan mudah bisa membuka hati, Tersenyum bahagia dan berhasil memenangkan hati mereka, dengan kehangatan yang selalu kau berikan. Aku iri padamu yang tanpa lelah selalu melangkah, melakukan hal-hal baru yang terkadang menggangguku, mengusik jauh dalam lubuk hatiku. Aku tau kamu juga tidaklah sempurna, namun kamu bisa menutupinya dengan tawa, dan …
5
Aku tidak ingin menjadikan rindu sebagai alasan saat lelehan air mata tak kunjung reda. Tak bersuara, tak menyesakkan, namun tak bisa dihentikan. Aku takut kehilangan ketulusan. Pada hari dimana kuputuskan untuk membetengi segalanya, menjauh dari kerumitan seseorang, pada hari itu juga aku ingin menghilang. Menghilang dari ingatan semua orang, hingga menyisakan tanda tanya besar untuk …
4
Kamu itu seperti gunung, dari jauh terlihat indah namun saat mendekat membuatku tersesat, sama seperti gunung itu yang sudah tak bisa kudaki, kaupun tak dapat lagi kudekati. Seberapa inginnya aku mendaki dan seberapa inginnya aku mendekat, namun aku hanya bisa diam ditempat, tertahan dengan segala kebodohan yang pernah kuperbuat, mungkin memang aku hanya bisa melihat …
Two
Sekarang tertahan. Aku ingin seperti dulu, selalu menanyakan, selaku mengatakan dan berbagi semua tekanan. Hanya kamu yang pernah tau aku dalam kerapuhan. Dengan setumpuk pekerjaan yang tak tertahankan. Aku merindukan saat-saat kebersamaan, dengan kalimat pedas namun penuh kebenaran. Bisakah aku kembali mendekat perlahan ? Karena seingatku, akulah yang berbalik jalan. Kamu adalah kenyamanan itu, dan …
One
Waktu memang tidak bisa diulang, Hanya meninggalkan sebuah penyesalan, Angan-angan seorang anak pun hanya tinggal kenangan, Dahulu membutuhkan perlindungan, Dan sosok seorang kakak yang bisa menjadi panutan, Namun semua sirna tak bertuan, Hingga menyisakan luka yang mendalam. Kemana kakak itu sepuluh tahun yang lalu ? Saat kepolosan suci terenggut dan berdebu. Harus tertatih menjadi kuat …