Bangku itu masih bangku yang sama, tempat yang sering aku duduki saat sedang membaca buku di sekolahan ku. Letaknya persis di taman sekolah disebelah lapangan basket. Ada banyak sekali pohon Ketapang rindang, bagai penjaga yang selalu setia menjaga taman tersebut.
Dari bangku inilah aku sering membaca buku sambil diam-diam melihat ke arah kak Saverin bermain basket di lapangan, sampai sekarang. Dari kejauhan melihat para kakak kelasku bermain basket dan para anak perempuan sibuk mengagumi mereka,termasuk diriku.
Bersantai membaca buku, sambil menikmati minuman lemon soda dingin. Pandanganku tertuju pada kak Saverin, dan para anak perempuan yang sibuk memujanya. Aku tau para anak perempuan itu sangat menginginkan posisiku termasuk juga semua akibatnya. Ia tampaknya masih menjadi laki-laki paling populer dan masih banyak yang masih menantikan drama apalagi yang akan dimainkannya, paling tidak ia telah berhasil memerankan tokoh paling romantis bagi diriku. Dan laki-laki paling dicintai oleh hampir seluruh anak perempuan di sekolahanku, sekaligus sebagai laki-laki paling dibenci oleh mereka yang pernah ditolak perasaan cintanya. Aku adalah orang baru yang berhasil menggantikan posisi Selena sampai sekarang, dan masih bisa mempertahankan rasa sayangnya kak Saverin tanpa harus bersusah payah untuk untuk melakukan hal-hal lebih. Cara dia memperlakukanku dengan kasih sayang berhasil mengundang kecemburuan banyak orang. Dan setelah dekat denganku nampak bahwa pemuda itu tidak lagi dengan gadis manapun.
Dan diantara para anak perempuan yang sibuk mengagumi kak Saverin, aku melihat seorang gadis mungil yang tak peduli pada pesonanya kak Saverin, ia hanya fokus memperhatikan kak Krisan. Ia seperti seorang bidadari mungil yang tersesat, rambutnya diikat dalam satu ikatan dengan pita warna hijau tua. Di tangannya memegang sebotol air mineral dingin. Gadis itu berdiri di balik pohon sambil terus memperhatikan kak Krisan.
Dan nampaknya gadis mungil itu mulai menyadari bahwa diam-diam aku memperhatikannya. Aku mulai mengingat-ingat tentang siapakah gadis mungil tersebut. Akan sangat aneh bila kita satu sekolahan tapi aku tidak mengenalnya.
Dan tanpa aba-aba gadis mungil itu tiba-tiba mendekatiku, menyapaku terlebih dahulu lalu menghadiahkan ku sebuah senyuman yang sangat yang sangat hangat, senyuman paling manis yang pernah aku lihat diantara semua anak perempuan yang ada di sekolahanku.
“Tolong berikan minuman dingin ini kepada kak Krisan, dan katakan kepadanya terimakasih atas pertolongannya kemarin.”
“Duduklah dulu, kamu boleh duduk di sebelahku sambil menunggu kak Krisan selesai bermain basket” ucapku sambil melihat ke arahnya “aku yakin sebentar lagi dia akan menghampiriku”
“Tidak, terimakasih, aku hanya ingin menitipkan ini, tolong berikan ini kepada kak Krisan” ucap gadis itu sambil tersenyum kepadaku lagi dengan ramah, saat gadis mungil itu tersenyum ada lesung pipit di pipinya membuat dia nampak sangat manis dan kulitnya pun kuning Langsat bersih nampak sangat elok rupawan. Setelah meletakkan minuman dingin di sebelahku, tubuhkupun terpesona oleh rupa gadis itu, dan akupun mencoba mengingat-ingat momen dimana aku pernah berjumpa dengannya.
Kak Krisan, dia adalah pemuda yang termasuk sulit didekati, bahkan aku juga tidak mengerti kenapa. Dan setelah gadis mungil itu pergi, kak Krisan. Menghampiriku dan saat dilihatnya di sebelahku ada minuman dingin tanpa permisi langsung dibuka dan diminumnya.
“Pas sekali karna aku sangat haus.
” minuman itu memang sengaja dibeli untukmu, karna mungkin pembelinya tau kamu pasti akan sangat kehausan setelah bermain basket.”
” uh segarnya, apa yang sedang kau baca” ucap kak Krisan sambil melihat buku sejarah aneh yg sedang aku pegang. “nampaknya buku itu sangat membosankan!”
“Sejarah gula di pulau Jawa” ucapku singkat, lalu aku pun melirik ke arah gadis mungil yang diam-diam mengawasi kak krisan berinteraksi denganku dari kejauhan. Dan saat dilihatnya minuman dingin pemberiannya benar-benar diminum kak krisan gadis mungil itu kembali memberikanku senyuman yang hangat.
“Jika kamu penasaran tentang sejarah gula, aku bisa mengenalkan mu dengan crazy rich gula di pulau Jawa”
Kalimat itu ampuh membuatku langsung menoleh ke arahnya dan pemuda di hadapanku itupun langsung tersenyum puas melihat wajah penuh rasa penasaran ku itu. Ia pun lalu meminum sampai habis minuman yang dipegangnya itu.
“Aku sengaja menghabiskan minuman dingin ini karna ini pemberianmu.”
“Sebenarnya minuman itu bukan milikku, tadi ada gadis mungil yang memberikan khusus kepadamu, dia juga berterimakasih atas pertolonganmu kemarin” perkataanku seketika menyerang otaknya seperti palu, lalu ia pun menoleh mencari gadis mungil yang kuceritakan.
” di mana gadis itu?” Tanya kak Krisan
“Di sana” ucapku sambil menunjuk sebuah pohon tempat gadis mungil itu berdiri untuk mengawasi kami. Dan saat aku menunjukkan letak gadis mungil itu tiba-tiba ia menghilang raib entah kemana.
“Sungguh, ia tadi berdiri di situ” ucapku sambil meyakinkan.
“Hari Minggu aku akan menjemputmu jika kamu ingin bertemu dengan crazy rich gula” ia lalu berdiri sambil menoleh kesana-kemari mencari gadis mungil yang tidak sengaja ia selamatkan kemarin. Rasa penasaran nampak sangat jelas di wajahnya. Dan bukan hanya kak Krisan. Aku sendiripun dibuat sangat penasaran tentang siapakah gadis mungil tersebut. Melihat kak Krisan yang biasanya tidak pernah sekalipun peduli pada godaan gadis-gadis yang diam-diam memujanya dan dia sekarang seolah langsung menghiraukan gadis mungil tersebut membuatku penasaran.
Setelah ditinggal begitu saja oleh kak Krisan melesat pergi mencari gadis mungil tersebut, kak Saverin muncul menghampiriku. Dia tiba-tiba duduk di sebelahku, bahkan aku sendiripun tidak tau pemuda ini muncul entah dari mana.
“Krisan kenapa?” Tanya pemuda itu.
“Sedang dalam misi rahasia, mencari kekasih masa depannya”
“Serius?”
“Iya” ucapku dengan bibir berseri, berusaha menyembunyikan kejahilanku.
“Panas”
Lalu akupun memberikannya minuman dingin yang tinggal separuh karna sudah aku minum. Dan pemuda itu tidak sedikitpun keberatan untuk menghabiskan minuman bekas bibirku. Saat melihatnya mau menghabiskan minuman bekasku seringai jahil langsung menghiasi bibirku.
