Vitamins Blog

SAVERIN (Malam Yang Mengubah Segalanya)

Bookmark
Please login to bookmark Close

Di kamar telah tersedia susu coklat hangat yang segera ku minum. Lalu akupun melompat ke ranjang untuk segera mengenang kembali apa yang terjadi tadi siang, tapi pandanganku tertuju pada sekuntum mawar merah di atas meja. Aku turun lalu memandang bunga mawar dari Saverin. Pemuda itu hari ini menghabiskan waktu sorenya untuk menemaniku di rumah. Aku sangat suka bermanja, merebahkan diri di pangkuannya seperti anak kucing, mengingat dia mendongeng kan cerita yang ngawur hari ini membuatku tertawa.

“Ayo bacakan satu cerita untukku.” Ucapku padanya sambil merebahkan diriku di pangkuannya.

Pemuda itu pun membelai rambutku.

“Apakah kau selalu manja seperti ini saat di rumah?”

“Sebenarnya ini adalah pertama kalinya aku bersikap manja seperti ini.”

Pemuda itu masih saja membelai rambutku tak tau apa yang harus diperbuat.

“Ayo mulailah bercerita tentang apapun, cerita yang indah!”

“Cerita apa?”

“Cerita apa saja, aku sangat menyukai suaramu, semua kata-kata yang kau ucapkan aku pasti akan menyukainya.”

Pemuda itu pun mengabulkan keinginanku, dan diapun mulai mencari sekena-kenanya cerita dongeng yang ia bisa, tak ada persiapan, awalnya dia ingin menceritakan cerita Ken Dedes dan Ken Arok, tapi cerita itu terlalu kontroversi, mulailah ia berfikir mencari cerita yang bagus.

 

“Aku punya satu cerita, bagaimana dongeng ini akan berakhir aku tak tau” ucap pemuda itu “di negeri yang jauh di sana, jauh sekali, di sebuah negeri yang subur dan sangat hijau” ucapnya sambil menumpahkan pandangannya kepada ku.

“Negeri itu sangat subur dan hijau, apapun yang di tanam di sana pasti akan tumbuh, tak ada hama penyakit, tak ada kemiskinan, semua orang hidup dengan bahagia, setiap orang pandai dan gemar menyanyi, mereka gemar menari, sangat menyenangkan hidup di sana.” Ucapnya pelan

“Di negeri itu ada satu putri, dia tidak terlalu cantik, kulitnya juga tidak terlalu putih, kadang ia pergi ke sawah, tapi suaranya juga jelek tapi saat dia tersenyum tergoncanglah iman semua pria”

“Artinya dia cantik..” ucapku “ayo lanjutkan lagi.”

“Dia tinggal di sebuah rumah yang menjulang angkuh, di rumahnya ada sebuah taman dengan aneka bunga, saat ia berjalan di taman itu semua bunga tertunduk malu, tapi saat ia telah  melewati bunga itu, bunga itupun akan kembali menengadah pada sang Surya dan mengadu.”

“Kami turun ke bumi sebagai mahlukmu yang paling cantik di alam ini, dan engkau tugaskan kami untuk memperindah kehidupan manusia? Mengapa ada yang lebih cantik dari pada kami?!”

“Sang Bhatara pun menjadi malu karena pengaduan itu, dan bersembunyi tersipu di balik awan, angin pun berhembus, tak lama kemudian hujan pun turun membuat daun dan bunga yang layu mekar kembali.”

“Sang putri meneruskan perjalanan tanpa mengindahkan apa yang terjadi di belakangnya, hujan dan angin tak sampai hati mengganggunya.”

Aku pun mulai memejamkan mataku, dan saat di lihatnya aku mulai memejamkan mataku pemuda itu pun menghentikan ceritanya.

“Lanjutkan, aku masih penasaran dengan kelanjutan ceritanya!”

Dan pemuda itu pun tersenyum dan berfikir mencari sambungan ceritanya.

“Sang putri pun berjalan, semua perhatian tertuju padanya, tapi sang putri tak faham akan perasaan mereka, ia merasa dirinya tidak berbeda dengan orang lain, ia tak pernah merasa dirinya cantik.”

“Siapa nama putri itu?” Tanya ku antusias penasaran.

“Namanya….. namanya…..” ucapnya sambil berfikir keras.

“Namanya Citra Dewi ”

“Aku seperti pernah mendengar nama tersebut, tapi lupa entah di mana.”

“Hahaha” pemuda itu pun tertawa sambil melanjutkan dongeng ceritanya.

“Sang putri sangat merindukan kisah percintaan yang indah, lebih indah dari pada dongeng yang pernah di mashurkan oleh Shakespeare, ia merindukan datangnya pengeran yang gagah perwira.”

“Dan pada suatu hari terjadilah, seorang pangeran yang dirindukannya datang kerumahnya, dia datang dengan kuda putih, maksutku dia datang dengan menaiki kuda besi.” Ucapnya sambil menoleh ke arah motor yang diparkirkannya di depan rumah.

Dan aku pun tertawa lagi ” dongeng yang ngawur”

“Kenapa kamu tertawa?”

“Pasti nama pangeran itu Saverin”

“Sang pangeran pun masuk ke rumah sang putri, mereka berdua pun bercengkrama dan sang putri pun jatuh cinta”

“Apakah sang pangeran juga jatuh cinta kepada sang putri?”

“Iya sang pangeran jatuh cinta kepada sang putri, tapi sang putri lah yang jatuh cinta duluan”

“Tidak” protesku, lalu aku pun bangun untuk duduk setelah tadi merebahkan diri di pangkuannya.

“Sang Pangeranlah yang jatuh cinta duluan!”

“Iya…sang Pangeran lah yang jatuh cinta duluan, dan pangeran itu berharap bisa mencium bibir sang putri itu”

“Apakah aku boleh mencium bibirmu sekali lagi?” Ucapnya kepadaku

Dan aku pun tidak menjawab pertanyaan hanya mengangguk kecil. Dan jatuhlah aku ke dalam pelukannya, jantungku berdetak sangat kuat, dan aku pun terengah-engah membalas ciumannya.

 

 

*****

Malam yang merubah segalanya, membasahnya oleh hujan yang turun seolah tak mau berhenti. Suara Isak tangisan ibunya Krisan bercampur makian liar, ayah Krisan  berdiri di sana, tubuhnya besar dan tinggi menjulang, ayah Krisan bukan orang sembarangan, dia anggota salah satu club paling bergengsi yang ada di kota itu.

Wanita itu hanya meminta satu tuntutan;

“Kau tak boleh bertemu dengan pelacur itu lagi” suara tangis perempuan itu pun pecah di dada.

“Aku lebih baik menceraikanmu dari pada harus kehilangannya!”

Kata-kata itu menikam harga dirinya, harga diri seorang wanita jepang yang berasal dari keluarga yang terhormat.

Krisan kecil bersembunyi di balik anyaman bambu hiasan kamar itu, ia menyaksikan ayahnya merengkuh leher ibunya dengan kedua tangannya, tak ada ragu, tak ada ampun, perempuan itu meronta, matanya membelalak, tangannya sekuat tenaga mencoba melawan, mencakar, memukul, menendang berusaha meloloskan diri dari siksaan suaminya. Saat ini yang ada di pikirannya ia harus selamat, ia masih punya Krisan kecil. Itulah kekuatan terbesarnya untuk bertahan hidup.

Dulu ayahnya adalah sosok yang sangat bertanggung jawab. Dia sangat menyayangi keluarganya, tapi kebahagiaan itu seketika musnah. Setelah ayahnya jatuh cinta kepada seorang kupu-kupu malam cantik. Omar ompong mucikari tua dialah yang pertama kali mengenalkan ayah Krisan pada Pelacur itu. Pelacur itu bahkan belum genap berusia 21th, namanya fenik, dia bukan sekedar pelacur biasa, dia pelacur kelas atas di sebuah rumah bordil. Namanya sangat dijunjung oleh para laki-laki bej*t di kota itu. Mereka berlomba-lomba untuk bisa meniduri pelacur itu. Kaum berduit rela antre demi satu malam bersamanya, tarif permalam pelacur itu sangat tidak masuk akal, tapi bagi mereka harga hanyalah sebuah angka bagi mereka yang punya kuasa. Pelacur itu sangat cantik, dan ia adalah pelacur no 1 di kota ini dan kalimat itu bukan sekedar ramalan tapi seperti sebuah vonis yang menunggu untuk di jalankan.

Pelacur itu sangat termasyhur, jika kamu belum pernah menghabiskan satu malam bersama pelacur itu, maka kau belum pantas disebut seorang pria.

Pelacur itu selalu menebarkan senyum dan tawa, walaupun dia tau tak seorang pun datang kepadanya karna cinta, dan diapun sudah lama berhenti mencintai diri sendiri.

Luka itu membuat Krisan kecil tumbuh menjadi anak yang nakal, di sekolahan dia sangat suka berkelahi, dia harus bisa menjadi kuat agar mampu melindungi ibunya.

Tapi kebencian kepada ayahnya lah musuh terbesarnya, walaupun dia sangat suka berkelahi tapi dia bersumpah tidak akan pernah menyakiti perempuan.

 

****

Beberapa pemuda itu sedang duduk-duduk di warung pojokan pasar, ada beberapa anak SMA yang masih berseragam, dan beberapa laki-laki dewasa dengan rokok tembakau di mulut mereka, ada yang sedang menikmati gorengan ada yang cuma duduk-duduk sambil sambil bermain kartu truf .

Krisan pun ada di sana sedang bermain kartu truf dengan sopir angkot dan para preman di situ, walaupun pemuda itu masih SMA tapi para preman di pasar itu sangat menghormatinya, bukan cuma karna pemuda itu jago karate tetapi keluarganya bukan orang sembarangan mereka terkenal kebal hukum.

Tiba-tiba dia mendengar suara seorang gadis menjerit minta tolong, ada dua pengamen berbuat kurang ajar pada gadis mungil tersebut, gadis mungil itu berteriak sambil menjatuhkan buku yang sedang di pegangnya, teriakannya pun mengundang perhatian para pemuda yang sedang bersantai duduk di warung pojok pasar itu. Gadis itu sangat ketakutan. Krisan yang melihat ada seorang gadis yang dianiaya langsung menyeret kedua pengamen itu ke sebuah tembok di pinggir pasar, dengan mudahnya dia merobohkan kedua pengamen itu dengan satu tendangan. Tidak ada yang berani mencoba melawan pemuda itu, kedua pengamen itu berakhir dengan sangat buruk.

Melihat gadis mungil itu ketakutan, pemuda itu pun menawarkan kepada nya untuk mengantarkan pulang.

Dia pun lalu mengambil motor Ducati nya yang terparkir di sebelah warung,

“Ayo, naiklah aku mengantarmu pulang, penampilan mu sangat buruk!”

Dan gadis mungil itu pun menuruti perintah pemuda itu.

“Pegangan !”

Ini adalah pengalaman pertama pemuda itu memboncengkan seorang gadis, dia selalu membawa motornya sangat cepat, gadis itu sedikit ketakutan, gadis itu pun mempererat pegangan tangannya.

Betapa dekatnya mereka berdua, pemuda itupun bisa merasakan bahwa dada gadis itu menempel dekat di punggungnya, pemuda itu belum pernah sekalipun memboncengkan seorang gadis, ini adalah pengalaman pertamanya. Dadanya berdetak sangat cepat.

Bahkan sampai gadis itu telah di antar kerumahnya kemudian dia memilih pulang, sampai di rumah dia masih bisa merasakan kehangatan tubuh gadis itu tertinggal di punggungnya, bahkan ia mencoba mengusirnya dengan cara mandi air dinginpun tetap tidak bisa hilang. Lalu ia mencoba mengabaikannya dengan cara yang lain, dia pun mulai mengingat-ingat tentang gadis mungil itu.

“Apakah kita satu sekolahan?”.