Vitamins Blog

Stitched by the Heart part. 2

Bookmark
Please login to bookmark Close

Lorong sempit di samping gedung tampak gelap dan sepi, hanya ditemani suara hiruk-pikuk kota yang bergema dari kejauhan. Glorya bersandar sejenak di dinding bata yang dingin. Posisi keduanya tampak aneh , glorya seperti berusaha menutupi dari arah samping. Sementara Ruka, yang berdiri di hadapannya dengan tubuh setengah membungkuk, tampak terkejut sekaligus bingung. Rambut peraknya berantakan terkena angin, dan jaket hitamnya sedikit terbuka menampakkan kaus putih tipis di dalamnya.

Mereka terdiam selama beberapa detik. Tidak ada ucapan terima kasih. Tidak ada salam perkenalan. Hanya keheningan canggung dan tatapan tidak yakin dari dua orang asing yang baru saja berbagi satu pengalaman aneh.

Suara teriakan dari kejauhan akhirnya memudar, seperti gelombang pasang yang surut kembali ke laut. Glorya melirik ke arah lorong, memastikan tidak ada siapa-siapa. Lalu ia membalikkan badan.

Namun langkahnya baru satu, ketika suara lembut namun  sedikit dalam terdengar di belakangnya.

“Mau ke mana?”

Glorya menoleh singkat. “Tentu saja, pergi dari sini,” jawabnya singkat dan lugas.

Ia mencoba melangkah lagi, tapi Ruka tiba-tiba sedikit mencondongkan badan dan menahan rollator Glorya.

“Kamu benar-benar nggak mau apa-apa dariku?” tanyanya, seperti tak percaya. “Foto, tanda tangan, atau… sesuatu?”

Glorya menoleh, menatapnya sejenak. Apa orang ini serius?.

“Tidak perlu” glorya berjalan melewatinya begitu saja. Yang diinginkannya sekarang adalah pulang karena kaki kirinya terasa pegal.

Langkahnya belum jauh ketika tangan Ruka menyentuh pundaknya . Suatu hal terbalik,dia yang terbiasa dikerumuni, menjadi pusat perhatian dan tangan – tangan berebut menyentuhnya.

Reflek Glorya menoleh cepat. Tatapannya berubah tajam. Rambut hitamnya tersibak angin, menyingkap wajah oval dengan sorot mata tak suka. “Apa lagi?” tanya Glorya.

Ruka tampak salah tingkah. “ Maaf” ucapnya cepat. “ siapa namamu?” Detik itu juga Ruka mulai menggali saku jaketnya. Mencari pena benda wajib yang dibawanya dimanapun untuk mengatasi bila ia bertemu fans di muka umum.

Mata Glorya menyipit. Tanpa menunggu apa yang coba dilakukan pria itu , ia segera pergi tanpa peduli lagi.

“Hey ! Hey ! Tunggu ”

Glorya seolah tuli, dia mempercepat langkah tubuhnya terhuyung  berusaha menjaga keseimbangan. Dan benar saja dia hampir tersandung kakinya sendiri. Untung rollatornya membantu menstabilkan diri.

Ruka terpaku. Ada gerakan reflek di tubuhnya untuk maju, tapi ia mengurungkan niat. Entah kenapa gadis itu seperti tak ingin di sentuh.Menatap punggung Glorya yang semakin menjauh.

Dan untuk pertama kalinya dalam waktu lama, senyum kecil muncul . Senyum yang bukan untuk kamera. Bukan untuk penggemar. Hanya untuk dirinya sendiri.

 

***

 

Apartemen tempat tinggal Ruka  terletak di area yang lebih tenang. Pohon-pohon tua berbaris di sepanjang trotoar, daunnya menari lembut tertiup angin. Dia pribadi memilih area ini. Matahari  memantul pelan di jendela, menciptakan siluet bayangan pada lantai kayu.

Begitu pintu terbuka, Callisto langsung menghadang di ambang pintu. “Kau dari mana saja?” tanyanya, lebih pada rutinitas daripada kemarahan. Manager yang terpaut usia 3 tahun darinya itu bersedekap dan cemberut.

Ruka hanya berjalan melewati pria itu tanpa menjawab. Ia meletakkan jaketnya di gantungan, melempar dirinya ke sofa  panjang dengan gerakan lambat. Saat orang itu dalam mode manager sangat menyebalkan.

Callisto menghela napas, menutup pintu. “Aku tahu kamu bisa menjaga diri, tapi kamu tidak bisa keluar begitu saja seperti bukan siapa-siapa. Wajahmu… itu milik publik sekarang, Ruka.”

Kata-kata itu menggantung di udara. Wajahmu milik publik. Bukan milikmu sendiri.

Ruka menatap langit-langit. Pandangannya kosong, seperti layar bioskop yang tidak menayangkan apa-apa. Ada keheningan dalam tubuhnya, tapi bukan kedamaian melainkan kehampaan. Ia tahu apa yang orang lain inginkan darinya senyuman yang dikendalikan, kata-kata manis, gerak tubuh sopan yang selalu ‘fleksibel’ menghadapi apapun.

” Call, aku mau pensiun..”

Alis Callisto terangkat tinggi. “ kau yakin?”

“ Tujuanku sudah berhasil jadi aku ingin berhenti. ” setelah bertahun – tahun berkecimpung di dunia yang penuh sorot ini Ruka takut akan menjadi sosok maklhuk itu. Ambisinya untuk berdiri di puncak sudah hilang.

“Tidak apa apa kau ingin pensiun tetapi lakukan itu nanti setelah menyelesaikan beberapa kontrak.”ujar Calli tanpa hati. “Jangan merengut begitu! Aku tidak mau pusing dengan biaya ganti rugi di tambah aku harus mendapatkan gaji untuk menutupi kebutuhan 3 anak. ”

“Kasihanilah aku Dewa Ruka!” callisto mengedip iseng.

Ruka melirik lalu menimpuknya dengan bantal sofa,  sejak kapan managernya mata duitan. Memunggungi Callisto yang terkikik puas. Hubungan mereka bukan sekedar mitra kerja , ia tahu masalalu Ruka . pemuda itu menemui Callisto dengan kondisi penuh lebam. Sesuatu merubah Ruka hingga seperti ini.

“ Topinya jelek sekali,” celetuk Callisto memungut bantal serta sebuah topi kain model bucket warna lime. Sekilas diihat jahitan topi itu rapi tetapi Callisto masih kesal  oleh Ruka yang menyelinap pergi.

“Topi ” 

Ruka terperanjat bangun menoleh ke arah managernya,  Ia tidak sadar memakai dan membawa benda itu pulang.

“Apa kau tadi ke pasar loak ?” ,tanya Callisto merujuk pada kebiasaan unik Ruka yang lebih suka mengunjungi pasar Loak. Alasannya klise ‘disana lebih tenang karena jarang ada yang mengenalinya’. Melihat barang bukan produk ternama namun unik ia sudah terbiasa. Bahkan Callisto pernah berkelakar ‘ kau bisa jadi kolektor kalau pensiun nanti.’

“Tidak…aku menemukannya di jalan.”Ruka meraih topi itu, jemarinya menyusuri permukaannya pelan. Seketika, bayangan kejadian pagi tadi berputar kembali.’ mata hitam, tangan kecil yang sigap menariknya.  Ia merasakan hatinya berdebar aneh samar.. menyadari seseorang menatap keberadaannya tanpa kilau cahaya.

Ada tulisan kecil tersembunyi di bagian dalam . Bordiran warna ungu nyaris tak terlihat oleh Ruka sebelumnya.

The GLORY”

Nama toko? Atau nama….si pembuat ?

3 Komentar

  1. Lagi lagi lagi :ohyeaaaaaaaaah!

  2. Tks ya kak udh update.

    1. purpergirllovers menulis:

      :spesialramadhanSAHUR