Vitamins Blog

SAVERIN 3

Bookmark
Please login to bookmarkClose

No account yet? Register

Gadis ini berharap hari ini tak akan pernah berakhir , langit yang biru bersama orang yang paling di sukainya.

 

Setalah menghabiskan hari minggu yang menyenangkan mereka memutuskan untuk pulang , dengan berboncengan naik motor mereka pulang , di sepanjang perjalanan nampak pantai yang membentang dengan latar belang langit yang mulai kemerahan , rasanya seperti melihat sunset dengan masa depan yang cemerlang.

Burung-burung mulai pulang ke peraduan , satu-persatu cahaya dari rumah-rumah mulai menyala begitu juga dengan lampu jalanan menghadirkan suasana yang temaram. Udara mulai semakin gelap , angin mulai semakin dingin namun semua itu terasa indah seolah ingin menjelaskan rasa bahagiaku.

Dan tanpa sadar aku mulai melingkarkan tanganku , agak sedikit memeluk tubuh nya , tapi sungguh aku melakukan itu hanya agar aku tidak terjatuh tanpa ada maksud yang lain. Aku begitu dekat dengan punggungnya dan tiba-tiba saja aku sudah membenamkan wajahku di punggung pemuda itu , di saat itu lah aku bisa menghirup aroma khas seorang laki-laki, mungkin itu aroma parfum bahkan aroma parfum itu seperti menempel di bajuku.

Seperti selayaknya seorang kekasih sejati Saverin mengantarkan ku pulang dengan keadaan utuh , bahkan sebelum dia pamit untuk pulang dia sempat mengucapkan kata ” langsung istirahat tidur dan semoga kamu mimpi indah ” dan seperti orang bodoh aku juga ingin membalas ucapan pemuda itu dengan kata “ya sama aku juga mencintaimu” , mungkin ini karena pertama kalinya aku terserang virus cinta. Dan selayaknya seperti seorang gadis yang sedang mabuk cinta perasaan ini membuatku tak nyenyak tidur ,tidak enak makan , dan yang paling parah perasaan ini membuatku jadi malas mandi.

 

Alam semesta mulai bangun di pagi hari , ayam jantan mulai berkokok, suara piring dan gelas mulai beradu di tempat cucian . Walau matahari belum sepenuhnya muncul tapi aku sudah bangun , sepagi ini untuk memulai aktivitas, pagi-pagi sekali aku sudah mandi , setelah itu sarapan dan mulai berangkat sekolah. Dulu sekolah adalah aktivitas yang sangat membosankan , tapi kini berbeda mungkin ada seseorang yang aku sukai. Aku ingin segara berada di sekolah dan berjumpa dengan pemuda yang ketampanannya sangat kurang ajar itu.

Dulu ibuku lah yang menjebloskan ku ke sekolah , selama bertahun-tahun aku belajar bahasa Indonesia yang baik dan benar hanya untuk mengucapkan cinta monyet dengan lugu dan malu-malu.

Hari ini jam pertama dan ke dua bahasa inggris , dua jam pelajaran tidak ada satupun materi yang masuk ke kepalaku yang ku ingat hanya kata ” imiss you dan i love you”  terasa sangat membosankan, aku melamun , aku tidak fokus tapi sungguh sebelum mengenal pemuda itu melamun tidak pernah seindah ini.

Pelajaran yang paling tidak aku sukai adalah bahasa Indonesia, apalagi belajar membuat novel , belajar novel itu menurutku lebih rumit dari pada belajar sains, belajar novel itu kita seperti belajar tentang kerumitan emosi , empati, belajar tentang kehidupan yang sebenarnya sangat pelik .

 

Aku sekolah di sekolah negri, sekolahan ku ini berdiri dari tahun 1800 San , dulu sekolahku ini adalah tempah para Noni dan sinyo belanda melakukan studi nya.Tak jauh dari sekolaha ku ada sebuah benteng peninggalan kolonial Belanda , dulu benteng itu digunakan sebagai tempat penyimpanan logistik dan barak militer Belanda. Dan katanya sekolah ku sangat angker , konon katanya pada malam-malam tertentu sering terlihat noni-noni Belanda duduk di salah satu bangku yang ada di taman sekolahku, konon katanya dia sedang menunggu kekasihnya yang sudah tewas dalam perang Diponegoro, mungkin kekasihnya berjanji jika perang telah usai mereka akan menikah ,dan wanitanya akan melahirkan bunga yang cantik kelak , namun sayang janjinya itu tidak pernah terlaksan , tapi Noni itu masih setia menunggu selayaknya janji seorang kekasih hati.

Walaupun sekolahku terkenal angker tapi saat siang hari duduk di bawah pohon yang rindang di depan kelasku sambil membaca puisi cintanya Saverin dari majalah sekolah dengan pemandangan bangunan sekolah dengan arsitektur bergaya ard Deco kolonial belanda adalah sebuah keberuntungan.

Di dalam puisi tersebut seolah pemuda itu menuangkan segala bentuk emosi yang rumit , perasaan cinta , sebuah kekaguman , perasaan merindu dan mendamba yang mendalam semua itu di urakan dalam pelik yang tak tergambarkan. Walaupun aku sangat jarang memujinya tapi dalam kependiammanku sebenarnya aku punya kekaguman yang sangat tulus , dan diam-diam aku mengakui sesungguhnya puisi-puisi cintanya itu memang indah , dia sangat layak untuk di kagumi , menurutku dia adalah perakit kata yang handal.

” hai kamu sedang apa ” tanya Saverin tiba-tiba tanpa aku tau dia datang dari arah mana .

“Sedang membaca puisimu , taukah kamu bahwa puisi buatanmu itu sangat indah ” ucapku sambil tersenyum dengan mata berbinar penuh kekaguman.

Dan seketika itu Saverin langsung tersenyum, tersenyum kecil dan senyuman itu sungguh sangat manis , pipinya yang merah nampak seperti kue mochi strawberry.

Sebenarnya aku juga pernah mencoba ingin mengirimkan satu badai puisi cinta kepada pemuda itu , walaupun aku bukan penulis puisi yang baik tapi aku berusaha untuk terlihat romantis membuat puisi cinta memuntahkan isi hati , namun sayang puisi buatanku sangat amburadul.

Tapi nanti jika aku sudah pandai membuat puisi aku akan datang kepadanya sambil membawa sekarung puisi cinta penuh kekaguman !! Ucapku pada saverin.