Vitamins Blog

PROSA HATI – #3 Rahasia Hati

Bookmark
Please login to bookmarkClose

No account yet? Register

Mengapa kau menelisik jauh ke dalam relung hatiku?

Mengapa kau mencari-cari retakan berserak yang kusimpan jauh dalam palung sukmaku?

Dan mengapa aku bertanya?

Sedang cinta yang kau miliki untukku adalah yang terbaik dari semua cinta manusia yang pernah tercipta dalam garis takdirku?

Kau mencinta dengan segenap jiwa dan ragamu,

Kau menyayangi ketidakberdayaan yang kumiliki tanpa ragu,

Kau dipenuhi dengan harapan-harapan bahagia yang kau hujani bertubi-tubi padaku dan terpancar nyata di bola-bola matamu yang luruh,

Aku si pendosa,

Yang merangkai dusta dalam bentangan garis-garis senyum kepalsuan serta menyenandungkan tawa riuh rendah yang kubenci semata-mata sebagai penghiburan sia-sia.

Dan kau tak butuh itu.

Kau menggapai jauh ke dalam diriku bagai cahaya terik yang jatuh tepat ke dalam retina mataku dengan pelik.

Aku memeluk diriku yang berserabut oleh penyangkalan-penyangkalan mengenai betapa rapuhnya diriku.

Aku ingin kuat,

Aku ingin kuat,

Aku ingin kuat.

Lantas kau berucap kata-kata mantra penenang yang bermuara dari kesunyian yang kubangun dengan kokoh dan bisu.

Aku malu,

Kepada manusia-manusia lain aliran saliva-ku nyaris mengering hingga mengerak perih hanya ‘tuk meratap kosong.

Setiap kali aku membenci diriku yang lemah, aku tak jemu mengadu pilu pada manusia-manusia lain yang kupikir akan menjadi penolong jiwaku yang letih.

Tapi kau bahkan mampu mengira dengan pasti setiap asa yang mengaduk-aduk relung jiwaku.

Kau tahu,

Kau selalu tahu,

Bahkan sebelum aku memberi tahu.

Kau melihat lelah dari senyum yang terpatri di wajahku,

Kau mendengar pilu dari tatapan mataku yang nanar,

Kau merasakan kekosongan dari jiwaku yang hampa,

Pada hati yang sudah mati ini, kau bisikkan harapan indah yang aku sendiri tak merasa ingin memilikinya.

Kau bilang hatiku tak pantas tercabik oleh belati yang merajam waktu yang telah berlari menjauh di belakangku.

Kau bilang hatiku selalu hidup setali tiga uang dengan udara yang kuhela sepanjang waktu.

Dan aku terisak dalam diam yang rumit.

Maafkan aku.

Maafkan aku.

Maafkan aku.

Aku si pendosa yang merangkai dusta sebagai penghiburan kosong pada indahnya harapan tulusmu.

Tentang rahasia hati yang kupaksa mati untuk selamanya.

Mati, selamanya.

 

***

Ditulis di penghujung September,

Dimabukkan oleh deras hujan yang dingin menusuk,

Ditemani sendu yang terlanjur menjadi candu yang kubenci dengan payah.

 

 

 

7 Komentar

  1. Woh 😳😳 bagus 😅❤️❤️

  2. Indah kali kata²nya :berikamiadegankiss!

  3. Aku ingin kuat :lovelove bagus sekali :lovelove

  4. Senjahari_ID24 menulis:

    Ayok makan biskuat, biar sekuat macan.

  5. dewantilaraswaty menulis:

    :lovelove :lovelove :lovelove :lovelove :lovelove :lovelove