“Jadi, butuh uang?” lelaki itu, dengan pakaian necis rapi ala eksekutif muda duduk dihadapanΒ Rania.
Gugup…
Rania memilin tangan, lelaki ini mungkin terlihat tenang tapi Rania merasakan tanda bahaya. Entahlah, sejak bertemu Rania merasa takut dan ingin melarikan diri.
Ferre Nicolo, lelaki berusia 33 tahun pemilik restoran tempat Rania bekerja. Entah apa kerja beliau, yang Rania tahu Ferre memiliki berbagai cabang restoran di beberapa kota besar di Indonesia. Yang pasti, lelaki ini memiliki uang yang tidak berseri. Ferre belum menikah, dan mungkin tidak akan menikah, menurut Rania.
Ferre tipe pria bebas yang tidak ingin terikat apalagi dengan pernikahan. Sudah beberapa kali, pegawai restoran membicarakannya. Berita yang berkaitan dengan seorang Ferre Nicolo pastilah sangat menarik. Tampan, kaya, dan dingin. Bukankah ia layaknya tokoh utama cerita novel roman?
Dekat dengan berbagai kalangan, mulai dari wanita karir sampai selebgram. Bahkan, dulu ia sempat masuk akun gosip karna dekat dengan seorang selebgram sensasional. Biasanya Rania tahu berita ini dari Kinan, entahlah gadis itu sangat suka sekali bergosip. Mulai dari Daniel, Ferre bahkan satpam depan yang katanya sudah menikah ke-4 kalinya.
Rania tidak sadar, ia terdiam terlalu lama. Membuat Ferre mengernyitkan dahi. Menunggu jawaban dari gadis yang ada di depannya ini.
“Em… gak kok Pak,” Rania berdehem dan meminum botol air putih yang selalu ia bawa, untuk mengurangi kecanggungan antara ia dan Ferre.
“Tidak perlu gengsi,” ucap Ferre dengan memberikan tatapan menilai kepada Rania. Membuat gadis tersebut semakin tidak nyaman.
“Saya tahu, panti asuhan kesayanganmu itu mau digusur ‘kan?” Rania terkejut mendengar perkataan Ferre. Bagaimana lelaki itu bisa mengetahuinya?
“B-bagaimana Bapak bisa tahu?”
“Rania Jayanti,” Ferre mencondongkan wajahnya ke arah Rania, “dunia itu akan mudah ketika mempunyai banyak uang, tidak terkecuali informasi pramusaji rendahan sepertimu, gadis lemah.” Mata Rania membesar, entah apa yang telah ia perbuat sehingga lelaki ini berbicara kasar seperti itu. Rania tahu, ia hanyalah pramusaji dan semua yang diucapkannya adalah kebenaran. Tapi, apa pria tersebut tidak memiliki rasa empati sedikit pun terhadapnya?
Dari awal Rania sudah merasa ada yang aneh, ia selalu saja dimarahi oleh Ferre atas kesalahan yang tidak Rania perbuat. Jika lelaki tersebut melakukan pengecekkan, selalu saja ada yang salah pada diri Rania. Mulai dari baju yang kurang rapi, padahal menurut Kinan ia sudah sangat rapi. Dan pelayanan terhadap pengunjung, pernah suatu kali Rania ingin mengundurkan diri karena perkataan Ferre yang menyakitinya.
Ia hanya melakukan SOP yang sudah ada di restoran tersebut, tapi saat itu ada Ferre yang sedang melihat keadaan restoran yang sangat ramai.
Ia dipanggil keruangan Ferre, dan diberi teguran karna seperti menggoda pengunjung restoran!
Sangat tidak masuk akal, ia hanyalah menjalankan apa yang seharusnya dijalankan. Ramah, adalah satu hal penting bagi pramusaji ‘kan?
Tidak hanya sampai itu saja, saat baju pramusaji Rania basah terkena hujan. Ia pun meminjam baju Kinan yang kala itu membawa cadangan baju pramusaji. Memang badan Kinan sangat kurus lebih kurus dari Rania, sehingga saat Rania memakai baju tersebut sangat ketat. Ia dipanggil Ferre lagi, dan dimarahi habis-habisan padahal Rania sudah memberikan pembelaan. Padahal, menurut Kinan banyak pramusaji yang memakai baju yang lebih ketat dari yang Rania gunakan.
Mulai dari kejadian tersebutlah, Rania ingin mengundurkan diri tapi berkat nasehat dari Pak Daniel, Rania urung melakukannya.
βKamu tahu Rania, Ferre itu memiliki banyak pekerjaan yang membuatnya stres, mungkin karna itu ia melampiaskan kepadamu. Jika kamu ingin mengundurkan diri, pikirkan lagi. Mencari pekerjaan sangat sulit sekarang, apalagi dengan gaji yang lumayan. Disini kamu mendapatkan gaji yang cukup tinggi dibandingkan pramusaji di tempat lain.Β β
Perkataan Daniel tersebut membuat Rania memikirkan lagi keinginannya, maka ia sudah putuskan untuk menghindari Ferre. Jika ia berkunjung, Rania akan meminimalisir keadaan yang membuat ia terlihat .
Dan sekarang, ia kembali diperlakukan seperti ini lagi. Rania bergegas untuk berdiri. Ingin pergi dari hadapan Ferre sekarang juga, ia seakan lupa bahwa Ferre adalah pemilik restoran tempat ia bekerja. Tapi mau bagaimana lagi, ia sekarang sedang kalut memikirkan panti dan tiba-tiba ada seseorang yang menghina ia secara langsung, Rania tidak sekuat itu.
“Jika kau pergi selangkah saja dari tempat dudukmu, mungkin saya bisa membuat panti itu rata dengan tanah, besok.”
Layaknya robot, Rania duduk kembali.
“Sepertinya bicara di sini tidak begitu enak. Bisa dilihat oleh orang banyak, bagaimana jika kita berbicaranya di dalam mobil saja?”
Lagi, Rania tidak bisa menolak. Tidak akan bisa, bukan?
Ferre berjalan terlebih dahulu dengan elegan. Sedangkan Rania, ia memegang rambutnya yang ia ikat sembarangan. Bau matahari lagi, entah sekarang Rania merasaΒ insecure,Β dirogohnya saku tas dan mengambil parfum anak-anak beraroma buah anggur kesukaan Rania. Setidaknya ia tidak terlalu ‘gembel’ untuk duduk di dalam mobil mewah milik lelaki itu.
Dengan canggung Rania masuk ke dalam mobil BMW X6 milik Ferre. Gadis itu duduk tidak nyaman di dalam mobil mewah tersebut. Rania merasa, duduk di sini saja adalah sesuatu yang tidak mungkin terjadi.
“Panti asuhan Murah Hati, berhutang tanah kepada ahli waris tanah seharga 300 juta. Benar?”
“B-benar, Pak.”
“Saya bisa bantu.” Lagi, sebuah pernyataan bukan pertanyaan. Apa maksud lelaki ini?
“Bagaimana?” tanya Ferre, sembari menoleh ke arah Rania.
“Saya coba cara lain dulu ya, Pak.” Tolak halus Rania, berharap Ferre menyadari bahwa Rania tidak ingin ia bantu.
“Dengan tenggat dua minggu, dan tidak mempunyai jaminan untuk peminjaman bank dengan cara apa, gadis lemah? Menjual tubuhmu?” Rania tersentak, dan memundurkan tubuhnya menjauh dari Ferre yang memAndangnya dengan tatapan tajam.
“M-maksud, Anda apa ya Pak Ferre! Lebih baik saya keluar dari mobil ini.” Tapi harapan tinggal harapan, pintu mobil tersebut terkunci!
“Pak!”
“Gadis lemah sepertimu ingin melarikan diri dari Ferre Nicolo? Jangan harap.” Rania terdiam. Seluruh tubuhnya bergetar ketakutan.
“Dengarkan baik-baik, gadis lemah. Saya bisa membantumu dengan memberikan uang 300 juta secara langsung. Dengan beberapa syarat.”
“Syarat?”
“Menjadi simpanan saya.”
*Cerita dapat ditemukan di akun wattpad dan karyakarsa : AlderaminChepeus
Waduh awal yg…
Wahh
Akkkk, Ferre Nicolo !! Kamu jangan dzolim
Tks ya kak udh update.