Vitamins Blog

Belajar Mengasihi

Bookmark
Please login to bookmarkClose

No account yet? Register

 

Entah kenapa, beberapa hari ini aku teringat kenangan yang tidak mengenakan. Yang terjadi pada saat Papa sakit.

.

7 Tahun yang lalu, Papa mendadak sakit. Papa bukan orang yang gampang sakit. Awal mulanya hanya syaraf kejepit. Ya, diagnosa awalnya itu. Kemungkinan besar Papa terkena syaraf kejepit karena suka memancing malam hari.

Namun, perlahan, kesehatannya belum juga membaik. Papa juga menjadi lemas, bahkan untuk berjalan pun susah. Papa kesakitan. Lalu, oleh Mama dan kakak perempuanku, -sebut saja Ara- , membawa Papa ke rumah sakit terdekat.

Mama dan Ara berusaha sekuat tenaga untuk membawa Papa naik taksi. Jika ada yang bertanya dimana aku saat itu? Saat itu aku sekolah.

Saat aku pulang, aku diberitahu oleh Ara kalau Papa habis dibawa ke RS terdekat. Dan… ada kejadian yang tidak mengenakan terjadi.

Saat pulang dari RS yang kembali menggunakan taksi. Untuk membawa masuk ke rumah bukan hal yang mudah. Kakak dan Mama meminta pertolongan tetangga samping rumah yang kebetulan saat itu ada di rumah.

Papa menangis waktu itu. Ia mungkin merasa sakit dan sedih. Setelah membawa Papa masuk ke rumah, Ara dimintai tolong oleh Mama untuk membeli jus jambu disamping rumah . Ya rumah tetangga yang menolong kami .

Rumah tetangga samping kami itu terdiri dari 4 rumah di tanah yang sama ( tanah warisan). Dan kakakku, Ara, mendengar percakapan yang menyakitkan.

Di samping rumah yang jualan jus, ada sebuah percakapan terjadi.

“Eh, tau gak? Aku baru pertama kali lihat laki – laki menangis,” – kata Ibu X sambil tertawa.

“Ha… ha.. ha… Masa cowok menangis?” jawab Pak X, yang notabene suaminya dengan nada tertawa juga.

Kakakku terdiam mendengar itu. Ia tetap melanjutkan untuk membeli jus tersebut. Si penjual jus, Ibu S, yang notabene masih memiliki hubungan darah dengan Pak X, merasa tidak nyaman.

Tahukah kalian? tetangga samping rumah yang membantu Papa aku saat kembali dari RS adalah Pak X. Saat aku diceritakan hal tersebut. Aku merasa marah luar biasa.

Papa bukan orang yang mudah menangis. Dan saat aku diberitahu, aku kaget karena pertama kalinya mengetahui Papa menangis. Aku merasa marah dengan suami istri X itu karena… bagaimana bisa mereka tertawa disaat orang itu kesakitan???

Apa menangis itu hal yang memalukan???

Dalam hatiku, aku berdoa semoga mereka merasakan apa yang keluarga kami rasakan.

.

Kini, 7 tahun telah berlalu dan kenangan itu belum hilang dari pikiranku. Aku memaafkan mereka. Namun, aku juga tidak melupakan pelajaran yang kupetik dari kejadian itu.

“Jangan menertawakan musibah atau kesusahan yang sedang dialami orang lain.”

Memang, terkadang di masyarakat, kita bertemu dengan orang – orang yang suka buat sebal dan marah. Tapi meskipun begitu, belajarlah untuk berempati pada kesusahan orang lain.

Tidak ada orang yang mau menerima kesulitan.

Tidak ada orang yang mau menerima sakit.

Tidak ada.

 

Airy Kuchiki

Miracle happen every day. Jangan pernah patah semangat

14 Komentar

  1. Aku yang baca jadi ikutan sebel sama tetangga model gitu, lemes banget mulutnya :grrr :grrr :grrr

    1. Bener :habisakal :habisakal

      Mungkin karena mereka belum mengalami.. Makanya bisa bersikap begitu

    2. Aku juga kesel banget

  2. Tetangga mah gtu ngeliat orang lain kena musibah malah seneng

    1. tergantung tetangganya juga. Ada kok yang masih baik

  3. Bapakknya Airy sekarang apa kabar? Dah sehat kan? Moga keluarganya sehat selalu ya. :kisskiss

    Hmmm… parah sih yaaa bapak2 kok doyan gibah gitu. Kudu ditempelin koyo cabe tuh mulut biar diam gibahnya. :grrr :grrr :grrr

    1. Udah bahagia di surga sana :NGAKAKGILAA

      Memang bener ya kalau cowok ngerumpi melebihi cewek :grrr

  4. kok jadi ikutan sebel ya aku nya :grrr tetanggaku juga banyak yg bikin sebel kek gitu soalnya :grrr :grrr

    1. Aku juga sebel liat nya

  5. :( bapaku juga sakit

  6. ikut sedih bacanya, alhamdulillah tetangga deket sodara, ya meskipun klo ada masalah jadi ribet karna deket wkwkwk :grrr

  7. Tetangganya nyebelin ya