Hei…aku ingin bercerita sedikit. Yah…ini tentang perjalanan pulangku.
Maaf aku membuatnya begini, sebenarnya aku sangat suka menulis. Terkadang aku sampai lupa kalau waktu sudah banyak terbuang. Errr…tapi sekarang bukan saatnya menceritakan kegemaranku. Aku ingin menikmati setiap moment, setiap proses saat kereta ini melaju.
Menyapa adalah hal pertama. Kemudian kedua adalah tersenyum. Selebihnya ingin mengakrabkan diri. Tapi kalau aku hanya sebatas tanya nama, tujuannya ke mana kemudian terimakasih. Ahh…senyum lagi.
Aku suka memandangi siluet pohon yang tertinggal jauh di belakang. Aku suka memandangi gerbong-gerbong yang kutumpangi meliuk mengikuti relnya. Ah, di sana. Di sana kepala gerbong itu. Aku jadi membayangkan sedang duduk di perut ular raksasa. Lihatlah, tidakkah keadaanku sedikit mirip? Lokomotif itu adalah kepala ularnya. Dan aku menempelkan pipi, mataku fokus ke bagian belakang gerbong. Nah, itu baru ekornya.
Aku terkekeh sendiri. Pasti orang-orang bilang aku ini aneh. Huh…memangnya tidak boleh yah aku begini? Aku hanya ingin menikmati semua keindahan ini. Memanjakan mata sendiri dari hal-hal baik bukankah diperlukan?
Kadang AC keretanya tidak terasa atau seringnya aku kedinginan. Ada petugas yang menawari kami selimut serta bantal, makanan dan minuman. Aku menggeleng. Errr…harga sewanya mahal. Kalau hanya duduk 9 jam sih kayaknya aku masih sanggup. Tubuhku masih cukup kuat untuk menghabiskan hari dengan duduk bersandar.
Saat diperjalanan aku suka tertidur. Rasa kantuk di siang hari sangat berat godaannya. Aku bahkan sampai sering menyerah kalau kantuk sudah mendera.
Aku bisa tidur seharian. Kalau alarm yang kusetel tidak berbunyi mungkin aku sudah keblabasan. Saat aku bangun kereta kami tiba di Stasiun Maos. Tuhkan…di depan sana itu stasiun kampung halamanku, Stasiun Kroya.
Hampir saja aku ketiduran lagi. Orang di sampingku menawariku makan. Terimakasih bibi anda sangat baik. Aku menolaknya dengan sopan. Perjalanan bibi itu masih jauh. Sedang aku beberapa menit lagi sudah sampai.
Dan saat keretaku berhenti di Stasiun Kroya, aku berdebar. Aku mengantri turun, pelan-pelan sampai sampai kemudian aku menapak di tanah beton ini. Rasanya melegakan.
Aku bersyukur ya Rabb, perjalananku baik-baik saja. Di sampingku tadi duduk saudaraku yang sangat baik. Tidurku juga nyenyak.
Aku berjalan bersama orang-orang menuju pintu keluar. Dan inilah keindahan yang selalu membuatku bersyukur, mama sudah menantiku di sana sambil tersenyum. Kehangatan keluarga yang selalu aku impikan.
“Mama, aku pulang.” Ucapku.
AN: Gambar yang saya pakai saya mabil dari website idtimes, saya gak punya izin buat memasang gambar tersebut. Karena itu saya cantumkan linknya di bawah.
https://www.google.com/search?q=fot+kereta&safe=strict&client=firefox-b-d&sxsrf=ALeKk025F0F9czpHiIVmlLmcUP76e-7R0w:1590948145322&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=2ahUKEwiQ9brY197pAhXX_XMBHQdlADIQ_AUoAXoECAoQAw&biw=1366&bih=654#imgrc=-osM-e7yU91KXM
:iloveyou
Hati tenang