-Namaku Eden-
Skyla menyesap cairan coklat kehitaman itu dengan hikmat .Malam ini ia duduk di teras sambil memandangi bulan berwarna merah di atasnya. Gerhana bulan langka yang disebut Blood Moon. Sebagai orang yang lebih memuja indahnya sinar rembulan daripada hangatnya sinar matahari, tentunya tidak akan melewatkan kesempatan yang langka ini. Gadis itu bersyukur karena tidak melewatkan berita pagi ini.
“Andai saja aku bisa melihat pemandangan indah seperti ini setiap hari. Pasti menyenangkan. ”
Jarum jam menunjukkan angka 04.30 pagi. Itu artinya Skyla sudah duduk sambil memandang rembulan selama 2 jam. Sebenarnya ia sudah mengantuk tetapi, ia sudah bertekad untuk menyaksikan Blood Moon sampai akhir. Toh ini hari Minggu dan ia tidak perlu bangun pagi untuk ke kantor.
Gadis bermata sewarna madu itu terus menunggu dan menunggu hingga warna merah pada bulan memudar dan akhirnya menghilang. Karena sudah tidak kuat menahan kantuk, akhirnya Skyla jatuh tertidur.
***
Skyla mengerang pelan saat sinar matahari mengusik tidur nyenyaknya. Ia bangun dan mulai merenggangkan tubuhnya. Kaki telanjang nya merasakan tekstur rumput yang khas membuat dahinya berkerut apakah ia tidur sambil berjalan ? Seingatnya dia tertidur di teras rumahnya setelah warna merah pada bulan benar-benar hilang.
“Apa yang dilakukan seorang wanita disini ?”
Skyla langsung tersadar sepenuhnya saat mendengar suara berat khas pria di belakangnya. Ia menoleh dan mendapati seorang pria bertubuh tinggi dengan rambut coklat kemerahan tengah memandanginya dengan bingung. Matanya yang selegam langit malam itu memperhatikan Skyla dari ujung rambut sampai ujung kaki.
“Apa kau berasal dari negara lain ? Pakaianmu aneh sekali.”
Skyla melirik ke sekeliling, matanya membelak saat menyadari ia tidak sedang berada di rumahnya. Tempat ia berada sekarang adalah sebuah tanah lapang dengan rerumputan hijau dan hutan di sekelilingnya. Ia baru menyadari jika ini masih malam saat kepalanya mendongak sang rembulan masih bersinar terang di sana ditemani jutaan bintang.
“Wah, indah sekali !”
Skala terperangah. Ia bisa melihat bulan sepuasnya tetapi tidak dengan bintang karena ia tinggal di kota. Cahaya bintang kalah dengan lampu-lampu. Tapi sekarang lihatlah pemandangan indah di atasnya ! Jika saja ia membawa kamera ia pasti akan mengabadikan momen ini dengan penuh semangat.
“Hei nona, jangan mengabaikanku !” Skyla tersentak saat merasakan cengkraman di bahunya. Laki-laki itu sedang berjongkok di depannya dan memandang kesal pada Skyla. Sejenak Skyla terpaku saat matanya bersiborok dengan manik sekelam malam milik lelaki itu. Begitu kelam namun indah di saat yang bersamaan, seperti langit dengan jutaan bintang di dalamnya. Namun saat kesadarannya kembali ia segera mendorong lelaki itu sekuat tenaga dan beringsut menjauh.
“Siapa kau ?!” Tanyanya terbata.
Laki-laki itu memutar matanya jengah.”Harusnya itu menjadi pertanyaanku, nona. Siapa kau dan apa yang kau lakukan di tengah hutan malam-malam begini ? Apalagi pada malam bulan merah. Apa kau cari mati, hah ?!” Lelaki itu berteriak dan membuat Skyla ketakutan.
Skyla sendiri juga bertanya-tanya. Ia juga tidak tahu mengapa ia bisa terdampar di tempat antah-berantah seperti ini. Apakah ia sedang bermimpi ? Karena seingatnya ia jatuh tertidur karena kelelahan setelah melihat gerhana bulan merah.
“Jangan diam saja dan jawab pertanyaanku !”
Laki-laki itu kembali berteriak saat Skyla tak kunjung menjawab. Gadis itu malah semakin beringsut ketakutan dan mulai menangis. Laki-laki ini menyeramkan, pikirnya. Kenapa ia bisa terjebak di tempat seperti ini ? Jika ini benar-benar mimpi ia berharap bisa segera bangun.
“Menjauh dariku ! Jangan sentuh aku !”
Laki-laki itu kembali menghela nafas berat. Gadis di depannya benar-benar merepotkan. Apa yang harus dilakukanya pada gadis itu ? Sepertinya ia harus membawa gadis itu ke tempatnya dan melaporkan kejadian ini kepada atasannya. Siapa tahu gadis di depannya ini merupakan gadis yang diramalkan oleh leluhur bangsa mereka.
“Nona aku tidak akan menyakitimu. Disini berbahaya, lebih baik kau pergi bersamaku. Aku akan mengantarmu ke tempat yang lebih aman. Disini sangat berbahaya karena malam ini adalah malam bulan merah, karena itu lebih baik kau ikut bersamaku.
Lelaki itu mengulurkan tangannya. Skyla tanpak ragu untuk menyambut uluran tangan itu tetapi, setelah dipikir-pikir sendirian di tengah hutan yang menyeramkan seperti ini tidaklah baik. Banyak hewan buas yang berkeliaran di sini. Untuk sekarang ia akan percaya kepada lelaki depannya ini karena setelah dilihat-lihat tampang lelaki di depannya ini bukanlah tampang lelaki yang suka menculik gadis-gadis di tengah malam. Skylapun menyambut uluran tangan lelaki itu dan lelaki itu membantunya untuk berdiri.
“Maaf, boleh kutahu siapa namamu ?” Laki-laki itu bertanya.
“Namaku Skyla. Kalau kau ?”
Lelaki itu terdiam untuk beberapa saat sebelum tersenyum dan menjawab, “Namaku Eden.”
HARUS LANJUT !! KEREEN….
Harus itu