Vitamins Blog

SAMURAI O AISURU–01–WAKE UP–

Bookmark
Please login to bookmark Close

Pria bertubuh kekar dengan mata setajam elang itu berdiri di luar ruangan mengamati wajah pucat aranea dan pergelangan tangan aranea yang berdarah.

Bangunlah aranea

Pelan nyaris tak terdengar, pria itu Yamada. Mulutnya tak berhenti mengucapkan kata yang dalam sekejap seperti mantra.

Bulu mata aranea yang begitu lentik perlahan mulai bergerak, dahinya mengerut, dan pergelangan tangan yang meraba-raba.

Terik matahari tepat jatuh ke arah jeruji besi jendela ruangan Vip rumah sakit.

Terukir senyum lega sekaligus meremehkan tatkala aranea terbangun dengan rasa ketakutan. Namun kali ini semesta tak memihaknya, untuk alasan tertentu dokter melarangnya untuk menemui aranea. Sebagai gantinya, renzolah yang menjaga aranea. Duduk semalaman menahan kantuk demi kesembuhan istri Yamada.

“Kau?”

Arane.mencoba bangun dan langsung marah ketika menyadari ia tak sendiri, ada anak buah kepercayaan yamada juga disana duduk menghormat padanya.

“Iya nona aranea. Tuan menyuruh hamba untuk menjaga anda.Jangan takut.”

Renzo membungkuk berulangkali memberi hormat dan meyakinkan bahwa aranea tidak perlu takut kepadanya.

Awalnya aranea bisa mengatur dirinya untuk tetap tenang, namun ketika sepasang matanya menangkap sosok Yamada yang perlahan namun pasti memasuki ruangan membuat aranea bersiaga. Mencoba peruntungan untuk melakukan bunuh diri lagi.

Yamada begitu tampan. Rahangnya kokoh dan tegas dipadu dengan tubuh kekar dan dada bidang. Auranya mematikan. Selalu mematikan.

Aura dingin mencekam menaungi ruangan bersamaan dengan derap langkah kaki yamada. Menusuk indra penciuman aranea terdalam. Membangkitkan adrenalinnya. Sementara itu renzo yang merasakan dua aura berlawanan mematikan hendak beradu, segera pulalah ia memilih untuk melarikan diri. Berusaha untuk tidak terlibat dalam perdebatan. Meski lubuk hatinya terlalu mengkhawatirkan aranea, dan mencintai istri tuannya merupakan kesalahan bukan?

Langhak renzo terhenti, entah sejak kapan aranea memberanikan diri menggenggam tangan renzo, membuat tersiratnya kemurkaan pada mata Yamada.

“Jangan pergi..”

Aranea memohon, wajahnya pucat pasi, genggamannya begitu lemah, bahkan lebih lemah dari seorang balita. Renzo menepisnya dengab sabgat mudah, meski mengecewakan, ini langkah terbaiknya meredam kemarahan Yamada.

“Pergilah renzo. Pergi aku perintahkan sekarang juga!”

Bentakan yamada menggema memenuhi ruangan, memekakan indra pendengaran. Dan mencengkram kasar tangan kiri aranea.

Ada sakit yang tenggelam karena kemarahan, ada pedih yang terabaikan kebencian. Maka disanalah tempat aranea, tempat segala kesengsaraan yang kian dititikberatkan.

Renzo membungkuk, lalu meninggalkan aranea dan yamada.

Sementara Yamada, pria itu menundukkan kepala san duduk berhadapan dengan aranea, posisinya begitu dekat. Menimbulkan kecanggungan yang amat meresahkan. Meski diantara keduanya tak ada cinta, mungkin.

Aranea memalingkan muka, mencoba mengusir rasa canggung dengan menatap pemandangan di jendela. Pemandangan yang hanya menambahkan kecanggungan lagi. Bagaimana tidak, didahan pohon itu sepasang merpati tengah mesra terlihat seolah-olah pantulan dirinya dan Yamada.

“Kau memikirkanku?”

Yamada memegang dagu aranea, mencoba mengarahkan pandangab aranea agar menatapnya. Dalam sepersekian menit mata mereka beradu, mata tegas dan mata yang begitu rapuh.

“Kau memikirkanku. Bukankah begitu aranea?”

Yamada mengulangi perkataannya, mencoba menyadarkan aranea dari keterkejutan. Lalu diderik selanjutnya, yamada mengecup bibir aranea, melumatnya pelan dengan aranea yang masih berkelana dalam keterkejutannya.

Wake up aranea. Bangunlah dan sadarlah bahwa kau telat dihadapanku. Dan saat ini mengagumiku.

Tanpa sadar jari jemari aranea memeluk pinggang Yamada, samurqi kejam yang memberantas seluruh keluarganya. Dan tak menyisakan apapun. Ada sengatan yang begitu berbeda, hampir saja meluluhkan ironi dalam tubuh Yamada. Mencoba menyingkirkan segala sisi kebuasan, menggantikan dengan kenyamanan. Lalu mata aranea terpejam dalam ciuman Yamada.

 

 

11 Komentar

  1. Ceritanya bagus

  2. sekarang pake point ya klo mau baca crta di PSA ( nggak kayak dulu) ..aah..pointku kurang dan hbs hari ini..jd ga bsa baca hikss

  3. Opi ucing miow menulis:

    Semua cerita di sini pada bikin penasaran ,bagus bagua

  4. Araneaaaa :mengintai

  5. Aaaaaa min ini baguss. Gaada lanjutannya?;(

  6. Bagus

  7. suka bgt sama ceritanya,, semangat :lalayeye :lalayeye buat nulis kelanjutanya… :givelove :givelove :givelove :givelove :givelove :givelove :givelove

  8. Uwuuuuuu :matamemohon :ciumkagum

  9. Mohon kelanjutan ceritanya

  10. Airaqyoung1215 menulis:

    :kisskiss

  11. Bangunnn