Hancur, semuanya hancur
Tank-tank tempur gagah berdiri dalam hamparan tanah tertindih genangan darah, berbaris rapi membentuk jalanan, mengabaikan puing-puing runtuhan bangunan akibat serangan nuklir. Ratusan pasukan tentara bersenapan laras panjang berdiri siap siaga, berjaga-jaga untuk segera memadamkan ancaman mendadak.
Yamada hiroshigashasi
Pria itu nampak berbeda dari ratusan tentara yang menundukkan kepala hormat kepadanya, tak berani menatap tajam pedang samurainya. Tubuh kekarnya terbungkus Kabuto Yoroi Tsukuri, sebuah baju samurai jepang yang memiliki kedudukan tertinggi.
Matanya begitu buas, dihadapan sisa-sisa kaum rendahan pemberontak itu ia sangat menakutkan. Tatapannya membunuh jiwa, tidak ada hati dan nurani yang terpancar dalam bening kedua matanya.
Terkadang pemberontak itu bodoh, bertindak diakali wanita dan berakhir mengorbankan wanita
Tidak selalu pemberontak harus ditumpas habis begitu tertangkap, Pria dengan gelar Raja sekaligus samurai ini menyukai permainan. Permainan khusus untuk menjerat pemberontak dalam bayang-bayang kematian.
“Renzo, segera kau jerat semua kaum pemberontak rendahan ini ketempat yang seharusnya. Dan untuk para wanita dari kaum ini, bawa mereka ke penjara khusus.”
Renzo mengangguk, berdiri membungkuk ke arah Yamada sang raja sekaligus panutannya itu. Membisu pilihan terbaiknya, karena bagi renzo berbicara dengan pria yang hanya berbeda 5 tahun diatasnya itu sama saja dengan menyiapkan hukuman mati untuknya sendiri.
Ada banyak jeritan gadis-gadis baik perawan ketika mereka terpaksa dipisahkan dengan kedua orangtua mereka, ada banyak bayi yang menangis ketika mereka tak lagi mendapatkan susu dari sang ibu, ada banyak pria memohon agar anak gadisnya dapat dibebaskan. Namun tentara dibawah perintah Yamada itu tetap tak tergores hatinya, tetap melanjutkan perintah diantar ribuan kebisingan.
“Atas dasar apa kalian melakukan ini hah? Seberapa gagah kalian merampas hak seseorang yang lemah!!! Kalian seperti binatang!!!”
Langkah Yamada terhenti, sebuah teriakan gadis dari kaum pemberontak itu cukup menantang dan membuatnya berbalik arah, mengurungkan niat untuk memasuki tank khusus yang telah disiapkan untuknnya.
“Aku tidak takut siapapun, termasuk kamu!!! Binatang memang akan selalu menjadi binatang.”
Yamada mempercepat langkah tepat berdiri didepannya. Sorot mata tajam tegas itu beradu dengan sorot mata kebencian, jaraknya begitu dekat hingga sapuan nafas dapat dirasakan keduanya.
“Binatang akan selalu mampu membuat mangsanya lumpuh bukan?”
*****
Ada begitu banyak algojo dan pedang samurai berlumuran darah, bekas membunuh semua kaum pemberontak yang telah ditawan sebulan yang lalu. Aranea terpaku, begitu terkoyak dengan pemandangan mayat yang bergelimpangan dan disaksikannya dengan mata telanjang.
Bangsanya telah ditumpas habis-habisan ditanah ibu pertiwinya pula, tidak ada pengampunan bagi yang lemah, tiada pula belas kasihan bagi yang tak berdosa. Mereka semua musnah.
Ada setitik benci yang kian menjadi, membuatnya muak kepada semua penjajah dari negeri sakura itu. Terlebih lagi ketika bendera seluruh bangsa asia telah dibakar habis-habisan. Lalu ribuan bendera negeri sakura itu mengibar diangkasa.
Yamada menatap aranea tajam, gadis itu tampak menarik dengan busana kimono. Ada sirat kebahagiaan terpancar dimatanya, ketika ia melihat bulir mata aranea terjatuh begitu pelan mengalir seperti air.
Ia pasti akan mendapatkannya, menyiksanya dalam status ratu dan tentunya ia sebagai raja.
Setelah penumpasan kaum pemberontak oleh para algojo, Pernikahan itu segera berlangsung. Pernikahan yang sangat mengerikan bagi aranea.
“Rupanya binatang ini telah menjadi suamimu bukan? lalu kau termasuk jenis binatang pula, iyakan aranea?”
Tangan kekar itu mengurung tubuh mungil aranea, mencabik-cabik batin dan nuraninya, bibirnya sesekali mengecup pundak aranea. Meski terkadang ia begitu kesusahan karena aranea selalu memberontak.
“Sepertinya anda salah, karena seperti anda bilang, Anda adalah binatang dan saya buruan. Jadi binatang dan buruan tidak bisa berdampingan.”
Aranea menggigit keras lengan Yamada, membuat samurai terkuat itu melepaskan pelukan pada pinggang aranea. Keberanian aranea semakin meningkat, dan Yamada menikmati seluruh pemberontakan dan drama yang begitu menarik dengan ia sebagai pemeran utamanya.
“Kemarilah aranea, jika kau menghindar. Nyawa ribuan bayi pemberontak itu akan mati sekarang juga.”
Licik bukan? Yamada membuat aranea pasrah. Dan menghampiri gadis yang dimatanya hanya ada sorot kebencian.
“Mari kita lihat seberapa berani dirimu untuk terbangun besok pagi.”
Aranea tak gencar menghindar kecupan-kecupan Yamada yang begitu gesit dan tak pernah mau untuk menyerah.
“Aku menang, karena aku akan mati sebelum kau mendapatku.”
srekkk
Belati tajam itu mengiris pergelangan tangan aranea, membuat yamada terkejut akan kelakuan aranea. Gadis itu terlalu keras kepala. Dan ia tidak akan membiarkan aranea mati. Karena jika aranea mati, drama yang menantang itu akan segera berakhir.
Pada hari dimana aku melihatmu menantangku, maka hari itu pula semesta selalu memihakku untuk membuat drama bersamamu. Sebuah tragedi yang begitu mencampuradukkan semua perasaanmu
Such a good story
Haaaaaaa baferrr :berharapindah
Tragedi
sukaaaaaa bgt
Uugghhh keren ini itu bakalan kek TGW tapi beda plot aaahhhhh sukakkkk suka bangeeettttt huaaaaaaaaaaa seeneenggg :berharapindah
Kayanya seru…aranea akan setegar Asia kah?… Merubah benci jadi cinta…next..
Wah..baru prolog udah keren..
Punten maaf meluruskan saja kalau g salah Pedang nya Katana orang nya baru d sebut Samurai ?
Huwaaaaa
I like it.
Next tgw