Setelah melayani suamiku makan, aku kembali ke ruang kerjaku. Membiarkan mereka berbuat semaunya di rumah ini, yang penting nggak ganggu wilayah kamar dan tempat kerjaku.
” Untuk sementara mereka tinggal disini, sambil jaga kamu juga. Kamu gak keberatan kan ai” tanya suamiku yang baru bertanya setelah semua barang barang mereka pindah ke rumah ini.
” Kamu nanya aku buat apa??? Toh kamu udah masukin mereka ke rumah kamu. Aku mah apa atuh, gak perlu ngerasa gak enak sama aku mah.” Aku melengos ke kamar yang diikuti olehnya.
” Maaf aku gak diskusikan dulu sama kamu, aku gak tau harus mindahin. Kemana, karena yang aman cuma rumah ini.” Dia memelukku dan mengecup keningku lembut.
” Serasa gak di hargain, padahal aku lagi belajar jadi istri yang baik buat kamu. Tapi kamunya gitu.” Aku mencoba melepaskan pelukannya yang nyaman banget, tapi lagi lagi karena kekuatan yang tentunya beda banget. Bukannya lepas malah makin erat.
” Jangan marah ai… Love you…” Dia memegangi leherku, lalu dia melumat bibirku dengan lembut dan perlahan.
” Akh… Mata gue….” Seru Ribka yang aku kira sudah pulang.
” Kamu ganggu Abang adja, pulang sana.” Seru suamiku kesal.
” Kamu juga gak kira kira, nyium aku di sini. Kan kita gak tinggal berdua lagi.” Aku berniat meninggalkan dia untuk ke kamar, tapi tertarik olehnya hingga didudukan di meja makan.
” Makan, kamu dari tadi siang belum makan.” Orang orang disana pada mencar setelah mengambil makanan. Kayaknya mereka segan sama aku, karena perkataan ku tadi.
” Aku gak suka ada orang yang makan keluar dari wilayah meja makan, ngerusak pemandangan adja. Besok kamu ganti meja makannya sama yang lebih besar dan banyak kursinya. Supaya mereka gak berkeliaran ke seluruh penjuru rumah pas makan” aku dengan cuek mengatakan hal itu, Regio sendiri malah tersenyum dan mencium bibirku sekilas.
” Thanks ai… Suapin dong” ungkap Regio, dia dengan wajah konyol memintaku menyuapinya. Aku terkekeh dan dengan sigap menyuapinya.
” Kalian lagi ngapain?? Duduk. Kalo yang ngga kebagian ya di bawah dulu. Besok saya beliin meja yang muat buat kita semua, sebelum nyonya marah dan ngusir kita.” Orang orang yang salah tingkah itu pun duduk di meja dan di lantai.
” Cuci masing masing ya, habis memakai perabotan langsung cuci. Jangan biarkan menumpuk gitu, kalian itu jorok banget Sich.” Omel ku karena melihat dapurku sangat berantakan.
” Gini dech, karena aku suka rumah yang bersih. Aku mau kalian bersihkan apapun yang sudah kalian pakai atau tempati, bukan untuk aku sendiri. Tapi untuk kenyamanan kita bersama, karena bersih lebih enak di lihatnya daripada kayak gitu. Ngerusak mood makan tau nggak.” Omel ku pada semuanya
” Siap bos.” Ungkap mereka.
” Bagus, kalian tinggal di sini. Jadi ikutin peraturan tidak tertulis disini. Dan kalo mau nyimpen Snack jangan di mana saja. Lemari pojok tempat snack. Kalian bisa ambil atau Pake nyimpen Snack kalian di sana.” Tunjukku ke tempat snackku .
” Guys… dia Lucia aimee.. istriku dan sayang. Dia Neo, Luca , Gladieza, Zian dan Vero. Yang terbaru Annette… ” Regio memperkenalkan mereka padaku, dan yang terakhir membuatku menatap lama.
” Aku rasa ini menyenangkan, mempunyai banyak orang yang bisa ku pekerjakan di rumah.” Aku tersenyum manis pada mereka yang bergidik ngeri.
” Kamu duluan tidur ya, aku harus meeting dulu bersama mereka.” Regio menyuruhku untuk ke kamar, karena penasaran aku malah mengambil Snack dan ikut masuk ke ruangannya.
” Aku tidak akan mengganggu, aku hanya ingin tau. Lanjutkan saja.” Aku bermain dengan hpku dan mendengarkan rencana mereka untuk menangkap pelaku pengeboman di markas mereka. Yang menurutku akan gagal total, karena aku merasa ada orang dalam yang terlibat di dalamnya.
” Aku ingin bicara dengan Anne.. tinggalkan kami berdua.” Titah ku pada mereka.
” Kau mengenalnya???” Tanya Regio yang sepenasaran itu.
” Tidak, tapi aku tidak suka dandanannya yang seolah merayu kamu.” Ketusku.
” Jangan mendiskriminasi dia ya.” Regio mencium keningku dan meninggalkan kami berdua.
” Jadilah anak baik, dan terima saja kau jadi tumbalku.” Dia tersenyum padaku.
” Sejak kapan kau tak menjadikan kami tumbal, kau itu seperti mendendam pada kami. Meski niatmu tak pernah kami pahami awalnya. Kau sulit di tebak Miss. A. Tapi aku terima, karena itu pasti sesuatu yang baik akhirnya.” Jawaban Annette membuatku tersenyum lebar. Aku tau, dia salah satu orang yang bisa aku andalkan.
“Tapi jangan goda suamiku.” Ancam ku.
” Baik Miss.” Aku keluar dari ruangan dan menggandeng Regio yang berdiri di depan pintu.
” Istirahat lah, kalian pasti lelah. ”
Ku rebahkan tubuhku di ranjang kami, dengan santai Regio ikut berbaring di sisiku.
” Aku ingin menimang anak” bisikku pada Regio tanpa malu malu.
” Agresif sekali.” Decak Regio yang langsung merengkuhku .
…………………………
Siang ini meja makan sudah tiba, aku menata masakan di meja untuk kami semua. Mereka sangat canggung di depanku, terlihat dari canggungnya mereka duduk di meja makan.
” Jangan begitu, anggap saja rumah sendiri. Aku cerewet karena sudah menganggap kalian bagian dari rumah ini. Jangan jaim, karena aku bukan orang yang mudah di bohongi dengan sikap kalian. Jadilah diri kalian sendiri. Ayo makan.” Mereka akhirnya rileks dan mulai menyantap masakan ku.
” Mbak Lucia, makanannya enak banget. Makasih mbak.” Ungkap Gladieza.
” Tentu saja, aku belajar dengan chef terkenal dulu.” Jawabku acuh. Aku sungguh berharap ini hanya intuisi ku saja, jika diantara mereka sedang menggali informasi mendalam untuk seseorang di luar sana. Jika ya, dia begitu berani masuk ke arenaku untuk mengobrak abrik wilayahku.
ai menakutkan ya hihihi
:LARIDEMIHIDUP
Seruuu bngtt tp maaf nama”nya agk susah d ucap ya hee