Ruangan itu sangat luas bahkan pilar-pilar yang menjulang tinggi mendukung keleluasan yang selalu di penuhi oleh semua orang demi melihat sebuah dosa sang pendosa. Beberapa jejeran kursi sudah hampir membuat sesak nafas andai saja semua sosok itu bernafas.
Suara derap langkah dari sosok tinggi menjulang dengan kibasan sayap putihnya membuat sebanyak pasang mata yang ada di ruangan itu langsung menatap kearah kedatangannya. Mata biru shappire milik Azazil Satan menjejalah keseluruhan area ruang penghakiman, dia tidak pernah sekalipun memasuki ruangan yang sangat luas ini dan sekalinya masuk malah untuk menyidang dirinya sendiri.
Seringaian Azazil muncul, bukan kesenangan tapi lebih kepada ironis yang menimpa dirinya. Mata biru shappire nya menemukan satu pasang mata indah yang menatapnya di balik tetes airmata yang membuat hati Azazil yang keras seakan langsung melunak. Azazil tidak tahu kalau perempuan itu akan menangis untuknya, setidaktahu Azazil akan cinta perempuan itu yang tertuju entah pada siapa.
Kini mata biru shappire Azazil kembali menemukan satu pasang mata yang seolah mengejek dirinya, sahabatnya. Sosok yang akan selalu ada untuknya, sosok yang akan membuat Azazil mampu melakukan apapun di langit ini.
“AZAZIL SATAN!!!” Suara menggema memanggil nama Sang Azazil hingga beberapa pasang mata yang ada di dalam ruangan itu mulai mendiamkan diri. Penasaran akan seperti apa akhir sikap pongah malaikat tertinggi di antara lima malaikat tertinggi tersebut.
Langkah Azazil yang sempat terhenti kembali terdengar, mulai berjalan kearah lingkaran dengan gambar bintang di tengahnya. Bintang itu menyala tak kala kaki Azazil telah menginjak, menyegel Azazil bagai hukum keramat. Azazil tidak pernah tahu apa hukuman yang akan diberikan padanya, yang pastinya Azazil yakin apapun itu pasti bisa di lewatinya.
Rentangan sayap Azazil terlipat rapi di balik punggungnya membuat sosok yang tadi bagai malaikat kini hanya serupa lelaki normal dengan ketampanan tak pandai di ukir. Senyum tersungging di bibir Azazil saat mata biru shappire miliknya menemukan Gabriel telah ada di ruangan itu, lebih tepatnya telah ada di depan Azazil dan siap mengucap satu hukum untuknya yang menurut mereka sudah di langgar Azazil.
Gabriel sendiri menatap Azazil dengan sikap tidak suka, banyak yang tidak menyukai Sang Azazil apalagi saat sosok itu selalu di agungkan karena kemahirannya dalam membela Eden.
“AZAZIL SATAN DENGAN HUKUM DARI SANG PEMBERI HUKUM, KU BERIKAN HAK KU UNTUK MENGHUKUM DIRIMU KARENA SEBAB-SEBAB YANG TAK DI SUKAI PENDUDUK LANGIT JUGA TAK DI SUKAI OLEH SANG TUNGGAL.” Suara Gabriel mengema di seluruh ruangan, mengabaikan beberapa desahan tak terima dari penggemar Azazil juga cacian dari pembenci malaikat rupawan tersebut.
Azazil menampakkan mata birunya dengan tegas. “Jika aku memang di hukum kenapa bukan Sang tunggal yang ada di tempat kamu Gabriel. Kenapa bukan Sang tunggal yang ada di sana.” Azazil bersedekap dengan pongah, masih memperlihatkan kesombongan dari dirinya.
“LANCANG KAU AZAZIL!” suara Gabriel yang menggema bagai suara musik pengantar kematian.
Azazil terkekeh geli melihat kemarahan Gabriel yang menurutnya cukup menghibur.
“SANG TUNGGAL TIDAK PANTAS DI LIHAT OLEH MAHLUK RENDAHAN SEPERTI KAMU AZAZIL!!!” Kemurkaan Gabriel memunculkan kilatan cahaya di tangan kanannya yang tengah memegang bola krytstal penghakiman.
Azazil menatap waspada tahu betul kalau bola itu sudah bercahaya maka hukuman baginya telah tiba, entah kenapa tubuh Azazil mulai bergejolak hebat. Tubuh tinggi tegap itu mengejang hingga beberapa orang mulai berseru panik.
Mata biru shappire milik Azazil menatap nyalang, kearah cahaya yang semakin lama semakin membesar. Dia bersalah, ucapan-ucapan yang dia lontarkan sungguh membuat langit murka padanya. Yang Azazil tahu hukuman untuknya sudah pasti tidak bisa menginjak Taman Eden lagi dan itu salah satu hukuman terburuk. Tapi Azazil tidak pernah tahu apa hukuman yang paling mengerikan yang bisa di dapatkan karena kelancangan.
*Kutukan untuk kamu wahai Azazil, dengan segala kesombongan yang kamu miliki sikap angkuh tak tercela dari dirimu. Dengan ini sang Tunggal memberikan kelemahan yang tidak pernah kamu miliki, kelemahan itu berupa seorang yang akan meluluhkan hatimu yang akan kamu jaga jiwanya. Kamu akan mencintainya, dan menjadi malaikat pembunuh untuk kamu. Keluarlah dari Eden dan mulailah mencarinya karena sebesar cinta yang kamu miliki untuknya sebesar itu pula bahaya yang akan datang padanya. Tapi apa yang akan kamu buat wahai sang Azazil karena perintah Sang tunggal tidak pernah memberikan pilihan.*
Mendengar semua itu tubuh Azazil menggigil merasakan tubuhnya di lingkup api yang menyala berwarna merah menyala. Ini bukan api milik Azazil, dengan segera Azazil ingin berlari dari sana tapi kakinya terpaku di lantai bahkan teriakan yang dia keluarkan membuat tubuhnya bagai tercabik-cabik. Azazil merasakan sayapnya meronta tidak tahan, dirinya juga tidak tahan. Azazil ingin mengakhiri penderitaan ini, dia ingin meminta maaf tapi sebelum bibir itu berucap tanah tempat Azazil berpijak lebih dulu berlubang membuat Azazil jatuh dengan cepat. Sayap milik Azazil menghilang membuat tubuhnya langsung jatuh tanpa bisa menyelamatkan diri.
Saat penyesalan itu datang Azazil hanya belum sadar kalau hukuman yang di dapatnya belum seberapa.
***
Apakah Azazil akan menjalani hidupnya sebagai manusia biasa? Hmm penasaran. Ditunggu next nya yakkkk
Aduhhh merinding ini baca ny
Beuhh azazil ketakutan bngt ya ama hukumanny, secara langsung syok gtu dia
Ahhhhh gmn nasib azazil selanjutnya
Ditunggu kelanjutanny
Semangat trs ya
nextttt!!! penasaran…kira-kira hukuman seperti apa yang akan diberikan pada Azazil? :ragunih mau nanya :tepuk2tangan sang tunggal itu sejenis pemimpin atau apa?
Sang Pencipta. Tuhan. Sejenis itulah
Sukaaaaaa :NGEBETT
Bagusss :YUHUIII
Azazil jadi manusia biasa gitu ya? karena sayapnya dihilangkan sebagai hukuman? #eh
Ohh jadi si Azazil kena kutukan yang menyebabkan dia terlempar dari Eden itu dan akan mencintai makhluk kelemahannya itu yang bisa jadi malaikat kematian….
*kematiannya