Prolog
Happy Reading
Dennis menatap serius. Seserius ia menyimak dalam diam ketika sang Ayah mengutarakan niatan yang dianggap cukup gila.
Sumpah, omong kosong macam apa ini!
Dalam benak tak rela mati-matian.
“Setidaknya harus ada orang ketiga untuk menyetujui ini. Ayah tentu tahu siapa orangnya kalau bukan aku sendiri. Ya tuhan, aku tidak mengerti jalan pikiran Ayah. Sial, kepala ku kenapa mendadak pusing begini.” Dennis berdiri. Terang-terangan ia tak merestui.
Pria paru baya itu menatap anaknya. Sudah diduga, bakal seperti ini jadinya. “Duduklah Nak.” Pintanya lembut. “Sikap mu itu akan menarik perhatian untuk adik mu. Jangan sampai adik mu tau, untuk sekarang jangan. Ayah tau sikap Ayah memang tidak benar. Tapi Ayah juga punya tujuan dibalik semua ini. Bisakah kita bicarakan ini baik-baik?”
Menatap sejenak. Pori-pori kulit di sekitar lengan mendadak hangat ketika ada sebuah tangan menariknya lembut.
Dennis mendesah. Maka ia kembali duduk di samping ayahnya. Kepalanya menoleh. “Ayah tau apa yang Ayah lakukan?”
Tuan Fang mengangguk kecil. “Ayah tau, dan Ayah sadar.”
“Ayah tau konsekuensi apa yang kita dapatkan ini?” Tanya Dennis lagi.
“Ayah sudah memikirkan matang-matang.”
Maka Dennis hanya mampu mendengar suara ayahnya yang terbilang mantap dengan pertanyaan yang terlontar dengan sengaja.
Perbincangan macam seperti ini, ia yakini tidak ada unsur gurauan semata diakhir kata seperti biasa.
Dennis hanya bisa menghela nafas untuk sekian kalinya. Dan untuk pertama kalinya Dennis tak menyetujui keputusan yang dibuat oleh Ayahnya sendiri. Seharusnya jika perlu di catat dalam sejarah untuk sebuah kenang-kenangan. Ckk.
“Entah apa jadinya kalau Dara sampai tau. Perjodohan bukan perkara mudah. Ini melibatkan dua orang yang akan menjalin hubungan. Dara tak pantas harus di jodohkan, dia masih muda. Seharusnya Ayah bisa lakukan tiga, empat, atau lima tahun yang akan datang. Aku tidak setuju, kalau ibu masih ada akupun percaya pasti beliau akan melarang keputusan ayah.”
Ah, sore-sore sudah ada drama.
“Ayah ingin membantu adik mu. Ayah ingin dia kembali seperti semula. Apa sikap ayah ini salah? Kau tau sendiri bagaimana sikap adik mu yang berubah drastis setelah meninggalnya ibu mu. Berlanjut mengenai kematian—”
“Ayah.” Potong Dennis dengan disengaja.
Hening.
Kontrol terlepas. Guratan wajah tak lagi muda terpancar penuh penyesalan. Sadar apa yang dibicarakan merupakan topik sensitif. Luka lama tidak baik untuk dikenang. Syukurlah anak lelakinya menyela menyadarkan.
“Maaf.” Suara tertahan diakhir kata. “Ayah hilang kontrol.” Karena pada dasarnya ini hanyalah sebuah kecemasan seorang ayah kepada anak perempuannya.
“Tidak masalah aku mengerti.”
Sepasang mata saling mengunci.
“Ayah hanya ingin menolong.” Katanya pelan.
Dennis tau.
“Tapi tidak harus dengan Kyuhyun?” Kalau boleh jujur Dennis tidak menyetujui untuk bagian ini. Walau Kyuhyun adalah sahabat karibnya. Serius, semua ada batasanya. Dennis punya alasan sendiri.
Menatap bingung. “Kenapa? Bukannya itu lebih baik.”
Karena Kyuhyun bukan pria baik.
Rumit kalau tidak tau bagaimana dia sebenarnya.
“Lagi pula Kyuhyun sudah tau tentang perjodohan ini.”
Telapak tangan diangkat rendah. Pasang tampang shok. “Kyuhyun tau?”
Lelucon macam apa lagi ini?
Pria setengah baya itu mendesah. Menyadar pada punggungnya di kursi santai. “Sudah Ayah duga, Kyuhyun belum memberitahu mu? Ah, patut saja kau shok saat ayah menyatakan rencana perjodohan mereka.”
Dennis mengira, dia adalah orang pertama yang diberitahu. Ck, satu langkah berpihak pada Kyuhyun.
Menahan gemuruh. Ingin minta tuntutan penjelasan sejelas-jelasnya. Dennis perlu konfirmasi yang transparan. Maka ia beranjak dari tempat duduk, mengabaikan Ayahnya yang tengah menatap bingung.
“Nak kau mau kemana? Kita belum selesai bicara.”
Dengan santai Dennis menyeruput teh herbal yang sudah mendingin sejak tadi. Ia menghela nafas. Tersenyum dikulum walau kenyataannya hatinya sedang ribut memaki.
“Aku ingin ke kamar.” Serius, Dennis perlu benda pipih berteknologi canggih yang bisa menghubungi si sasaran utama tersangka. “karena aku ingin bertransformasi menjadi jaksa gadungan, ingin menghubungi Kyuhyun dan bertanya macam-macam. Sudah dulu ya Ayah, kita bisa lanjutkan lagi nanti.”
Dennis melenggang pergi. Telapak tangan mengibas santai. Langkah bergegas sedikit cepat. Meninggalkan sang ayah sendirian di halaman belakang rumah.
Sepanjang jalan, mulut tak sekalipun tinggal diam. Sibuk memaki tanpa suara. Walau tidak menimbulkan keributan, rupanya meninggalkan keganjilan. Sedikit menyesal, sosok yang dibicarakan beberapa detik lalu muncul, melintas dan melihat tingkah nya yang cukup menarik perhatian.
Maka Dennis memperkenalkan sosok adik perempuannya. Adara Fang.
Yeyyyy! Aku bawain oppadeul super junior. Sekumpulan ahjussi rasa oppa.
Akhirnya ada keberanian saya bawain ini ya. Maaf jika ada typo, ha ha ha maklum lah penyakit bawaan ini ya. Mumpung karena saya lagi nganggur di rumah nunggu bulan ramadhan dan cusss saya langsung ke cikarang, jadi lebih baik saya isi kegiatan dengan menulis. Semoga responnya positif. Mohon minta kritik dan sarannya. Maaf nih awalannya masih ngawur ha ha ha ha.
Wow wow wow
Kangen ama ketengilan kyuhyun di ff nih aq ny hihi
Sippp ditunggu kelanjutanny yak ka
Semangat hehe
Bru tau ternyata dikau nulis jg yak hihi
Oia, ditmbh dikit dibagian atas tulisan dikau, tmbhin kata [ratings] spy nnt muncul lope lope bwt kita2 klik untuk mengapresiasi karya ny dikau
-Pake kurung [ ] tanpa spasi
-Pake huruf r
-Pake huruf s dibelakangny
Yuks dicba
Semangat
Ini fanfict yaaa. Selalu suka sama cerita fanfiction. Semangat nulisnya!
oppa kyu :inlovebabe ama mbk sae ron
Semangat nulisnya kaka ditunggu lanjutannya :tepuk2tangan
ditunggu lanjutannya (?)
Ditunggu kelanjutannyaa