Teruntuk:
Lembut sang agung.
Engkau si laksana mimpi buruk untuk setiap musuhmu.
Surai jubahmu bergemerisik seakan memberi tahu siapa kau sebenarnya.
Dan topengmu menjadi tameng yang membuat siapapun tahu jika kau adalah sang malapetaka.
Tapi mereka lupa, mereka lalai dan mereka juga buta.
Kau adalah sang pemuja, kau adalah sang dewa kelembutan dan kau adalah seorang pria juga seorang raja.
Kau adalah bunga tidur terbaik, hadirmu damaikan mimpi indah para pemujamu.
Jubah lebar memberitahu semuanya jika mereka akan damai dalam dekapanmu.
Dan,
Topeng emas yang menjadi bukti jika semua tak bisa di lihat dari apa yang tampak oleh netra.
Mereka memilih buta karna terlalu takut untuk menatap.
Tidak kah mereka tahu jika sang kelembutan berada di dalamnya,
Sepasang iris kuning membuat siapapun tersihir akan hadirnya lembut sang agung.
Teruntuk:
Dinginnya sang kesepian.
Percayalah kau tidak berbeda.
Hadirnya dirimu bukan sebuah kesalahan
Rendahnya dirimu adalah bukti jika kau harus merangkak naik.
Tegakkan kepalmu dan lihatlah seseorang mengulurkan tangan untukmu.
Aku terjerat oleh pesonamu.
Sosok kesepian dengan dalih ketenangan.
Wajah angkuh dengan hati yang rapuh.
Ketegaran tubuh di balut luka yang ternganga.
Aku jatuh akan ketenangan kemilau biru yang tak berujung.
Kau tahu, aku mampu memandang diriku yang begitu memujamu dari kedua bola matamu.
Aku? Ya aku sang pemuja yang diam.
