Puisiku ||Hari||

Kugoreskan tinta pada hari-hari berkabung Saat cintaku mati di tanah tandus nian gersang Aku tidak ingin apa-apa selain keadilan dari semesta Apakah arti pengorbananku, jika semua kesempatan lewat sekadar menyapa? Akhirnya aku bergelung dalam lumpur penyesalan Yang terus menarikku tenggelam dalam rasa kebencian Penyesalan untuk semua yang kulakukan Penyesalan untuk semua yang t’lah terjadi Menyesalku …

Puisiku ||Jum’at||

Gerimis Jumat malam, kembali membawaku dalam kilasan lampau Hujan dan kenangan, mengapa selalu berteman? Di bawah tudung indahnya malam dalam derai rinai hujan Tentram terselimut kesedihan kelam Kau hadir dalam debar kerinduan panjang Sampai sekarang, entah sampai kapan semua usai Penantian panjang berjalan buntu Kutetap bertahan meski jalan penuh dinding batu Entah mengapa, entah bagaimana …

Puisiku ||Kamis||

Hujan turun lagi, masih pagi-pagi sekali Embun pun tak sempat undur diri Ikut luluh dibawa butiran bening seindah kristal Ikut berpasrah diri, lalu jatuh terjerembab menyatu padu Bergeming menatap curahan bening, kukuatkan hati menahan pilu Menyelekit sakit terkena air, air mata dibalut air hujan Pedih, tersayat tipis nan dalam Perih, tergerus lantai bernama kenyataan Aku …

Puisiku ||Rabu||

Langit tidur pada peraduan lembayung Matahari memeluk awan bersemburat, hendak mengadu Terbuai godaan angin pantai selatan Kusenandungkan doa terselip namamu Berbisik kencang hingga sampai ke langit Aku terluka tanpa kaulihat Aku bersedih tanpa kautanyai Aku hancur tanpa kausentuh Tanpa apa-apa, kutelah luruh entah bagaimana Lembayung tergantung selimut megah kelabu Aku terhuyung dalam kilasan lalu Mengharu …

Puisiku ||Senin||

Bergelung malas mengenang masa semalam Tubuh manja tak ingin beranjak Hari kutukan, sebutku Hari penuh penderitaan, mereka mengamini Seribu satu alasan, gravitasi ranjang yang menang Hanya satu pemahaman tubuh menegak terpaksa Bangkit memenuhi kontrak Demi perut sejengkal Demi tabungan masa depan Senin kutukan mitos belaka Dulu ini jadi pelarian atas nama sebuah kenangan Kini tinggal …

Puisiku ||Selasa||

Hantam aku dengan selaksa kenangan Namun semangatku tak akan padam gamang Bagai selongsong peluru berdesing melengking Meski hujan ingatan masa lalu terngiang Mencambuk batin tajam nian Menggoreskan guratan kisah lama nan pedih Aku takkan goyah, ragaku takkan rebah Hanya selaksa keindahan tak terperi menghantam luka bergeming Retak, rerak, pecah. Serpihan terbelah kecil Di hari selasa …